Chapter-14: Sehun

4.5K 383 15
                                    

Nyalain lagu yang di mulmed dulu yaa, kalo bisa ulang ulang ^ ^, Happy reading!

–o0O0o–

"Kau lapar?"

Gadis berponi ini mengangguk ke arahku. Wajahnya yang dulu terlihat menggemaskan kini mulai terlihat dewasa. Pipinya tak se-tembam dulu. Meskipun begitu wajahnya tak berubah banyak. Bibirnya masih sama. Mata bulatnya masih terlihat menggemaskan, tapi dapat membuatku salah tingkah beberapa kali.

Perlahan tanganku menggapai tangannya. Seketika ia menengok. Rambut panjangnya tersibak tertiup angin. Bibirnya yang semula membentuk senyuman kini menghilang. Saat ini matanya menatapku lamat.

Oh, god!

That things, happen to me, again.

I lose my self up in those eyes!

Bagaimana bisa matanya dapat membuatku kehilangan kendali. Matanya seolah memiliki sihir tersendiri. Membuatku ingin sekali memeluknya saat ini juga. Tapi aku yakin ia akan protes karena melakukannya di tempat umum.

"Hanya agar kau tak hilang," ucapku asal.

Ia hanya mendengus kemudian memutar bola matanya.

"Memangnya aku anak kecil," gerutunya.

Aku hanya bisa tersenyum dan kembali berjalan menyusuri  stan makanan di sepanjang jalan.

Kami memutuskan mencari makanan sesaat setelah aku mendengar suara perut yang minta diisi. Bukan suara perutku, tapi perut gadis bernama Lalisa ini. Mengingatnya aku ingin tertawa terbahak-bahak. Wajahnya yang polos benar-benar terlihat menggemaskan. Seolah-olah mengatakan bahwa, ' tidak, itu bukan suara perutku!'

"Sehun!"

Lamunanku akan dirinya seketika buyar. Pandanganku kembali mengarah kepadanya.

Aku menaikkan alisku.

"Buka mulutmu!"

Aku mengerutkan kening. Seketika pandanganku turun ke arah tangannya yang membawa sebuah cup kecil berisi ayam tepung yang dipotong kecil-kecil.

"Tester," ujarnya menjawab pertanyaan yang belum sempat ku pertanyakan.

Aku pun segera membuka mulutku. Ia terlihat tersenyum menggemaskan. Segera makanan itu masuk kedalam mulutku.

"Mmm! Enak!"

Ia hanya tersenyum. Kemudian menarikku ke sebuah stan makanan bergambar makanan yang tadi ia berikan padaku.

"Aku ingin ini!" Ucapnya girang.

Ah, ia sangat menggemaskan.

Wajahnya yang terlihat cerah membuatku tak dapat berhenti tersenyum. Ia terlihat selalu bercahaya. Seolah dirinya begitu istimewa. Seperti bintang di langit sana kini. Terlihat indah dan cantik di waktu yang bersamaan.

"Oh, baiklah. Ahjuma, aku beli dua porsi ya."

Setelah mengatakannya, ahjuma penjual segera menyiapkan pesanan sementara aku menunggu sembari menatapnya.

AddictedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang