Semester Baru

45 1 0
                                    

Terdengar sayup-sayup suara nyanyian burung diluaran sana menandakan bahwa matahari mulai menampakkan wajahnya ke pada dunia. Begitu pula dengan seorang gadis cantik dan mungil yang mengawali aktifitas pagi hari nya dengan bersenandung sambil memoleskan BB Cushion ke wajahnya itu. Pagi ini Yuri Navilera Anggraini kembali memasuki perkuliahan semester enam di tahun ketiga di Kampus Pelita Bangsa. Yuri mengambil ponselnya yang ia cas tadi sebelum mandi kemudian memoleskan lip tint berwarna pink di bibir tipis nya itu. Yuri menuruni anak tangga lantai dua rumahnya dan menuju ruang makan keluarga mereka disana sudah ada Ayah dan Mama nya.
“Selamat pagi Yah, Ma.”
“Pagi juga sayang.” Sahut sang Ayah sambil mengelus kepala putri semata wayang nya itu.
“Pagi juga putri kecil Mama, mau makan apa sayang?” tanya sang Mama.
“Makan nasi goreng special telur dadar Mama dong.” Sambil cengir dan mengambil piring yang berisi nasi goreng special telur dadar mamanya.
“Oh iya Yuri, jam kuliah kamu berakhir jam berapa nak?” tanya ayah Yuri sambil meminum air putih yang ada di meja makan.
“Kalau di jadwal sih jam 3 sore udah siap sih Yah. Emang kenapa Yah?”
“Enggak, ayah nanya aja kirain sampai jam 5 sore.”
“Oh gitu, nanti Yuri kabarin ayah ya kalau dosen nya gak masuk atau gk masuknya.”
“Iya sayang, hati-hati pulangnya ya naik bis. Tas nya jangan lengah, letak di depan kamu.” Titah sang Ayah
“Siap pak bos.” Sambil nyegir dan hormat ala tentara.

20 menit kemudian, sarapan keluarga kecil itu pun selesai, dan Yuri seperti biasa diantar oleh sang ayah ke kampus. Karena Yuri tidak bisa mengendarai sepeda motor atau pun mobil. Jarak tempuh kampus Yuri dari rumah sekitar 30 menit kalau gak kena macet sih, kalau kena macet 40 menitan lah. Kira-kira 30 menit kemudian mobil SUV putih yang dikendarai Yuri dan ayahnya tiba di depan gedung belajar fakultas Yuri, dan Yuri pun keluar dari mobil tersebut dengan ceria dengan memakai hands free di balik rambutnya sebahu itu yang sedang mendengarkan lagu-lagu kpop kesukaannya. Ya, Yuri seorang Kpopers sejati, dia akan membela kalau aktor maupun idol yang dia suka dihina orang dia akan menghina dan mengolok orang itu balik dengan kata-kata pedasnya dan jangan harap orang itu akan menang. Tiba-tiba ia mendengar seseorang memanggil namanya dan ia menoleh dan melihat siapa itu, itu adalah sahabatnya yang bernama Cika.

“Woi, lu mah budek kalau dipanggil cuma sekali.” Teriak Cika tepat di ditelinga Yuri.
“Etdah, pelan aja keles ngomongnya gue dengar kalau jarak segini” Sahut Yuri sambil mengelus telinganya yang sakit dengar teriakan sahabatnya itu.
“Hehe, gue kangen sama lu Ri, saranghae my dongsaeng.” Sambil meluk erat Yuri
“Iya kangen sih kangen tapi kagak usah pake peluk segala di depan umum, dikira gue kagak suka laki-laki loh.”
“Aigoo, arasseo, arasseo, tapi kagak ada yang suka sama lu kalau lu galak-galak mulu adek sayang.”
“Jiiiahh, lu mah buat gue patah semangat.”
“Eh iya kita ruangan berapa.?”
“Buset dah ruangan kagak tau lu mah kebiasaan, ruang 103 untung aja lantai bawah gue lagi malas naik tangga-tangga.”
“Hehe biasa lah gue habis nonton drama Chief Kim. Lu udah nonton kan dek?”
“Jangan ditanya itu drama favorit gue banget. Yuk ah masuk kelas sambil ngegosip.”
Mereka bercerita panjang lebar sampai menuju ke kelas dan duduk dikelas mereka sambil menunggu dosen masuk kelas.
“Eh, iya gimana hubungan lu sama si itu tuh your partner magang hihi.”
“Yah, gimana gue juga kagak tau, dia kagak kasih kepastian, tapi buat gue suka baper kadang-kadang.”
“Lu sih dek minta kejelasan gue suruh kagak mau.”
“Gak ah, masa cewek duluan, ntar gue dibilang kebaperan lagi.”
“Haha lu emang udah baper dek, tapi gue mau nanya sama lu emangnya lu ada rasa beneran sama Dani?” tanya Cika serius.
“Gue gak tau deh, gue juga bingung sama hati gue, gue takut sebenarnya mau ngejalin hubungan lagi karena lu tau kan gue udah sering disakitin cowok. Gue jadi hati-hati sekarang untuk milih cowok jadi pasangan gue.”
“Iya gue ngerti dek, jadi yah lu santai aja deh nanggapin nya ya dek jangan dibawa ke hati ya.” Nasehat Cika, karena dia tau betul apa yang dialami Yuri dalam berhubungan dengan pria, udah 4 tahun lebih Yuri menjomblo karena dia trauma dengan cowok brengsek yang ninggalin dirinya hanya demi wanita lain.
“Arasseoyo uri Ajumma-ya, maka nya gue yah baper sih tapi kagak dimasukin dalam hati banget. Yang masuk dalam hati itu aktingnya oppa haha.” Tawa Yuri nyaring yang disambung dengan tawa Cika.

Tidak berapa lama kemudian sang ketua kelas mereka pun masuk dan menyampaikan dosen nya sudah datang lalu suasana kelas pun hening seperti kuburan dan tidak seperti pasar lagi. Yuri pun mulai fokus dengan apa yang di terangkan oleh dosen nya tersebut.
Dua jam kemudian mata kuliah yang sedang berlangsung tadi itupun telah selesai dan seperti biasa Yuri akan numpang istirahat dan makan di kost-an nya Chika dan mereka akan masuk kelas lagi jam 1.00 WIB masih ada 2 jam untuk istirahat. Sesampainya di kost Chika mereka Yuri menghempaskan tubuhnya ke kasur Chika. Kemudian dua sahabat itu mulai membuka bungkusan plastik yang mereka bawa tadi yang tak lain adalah makan siang mereka, sebelum ke kost, mereka membeli makan siang di rumah makan langganan mereka. Sambil makan Yuri pun tetap asik dengan ponsel nya yang berselancar di instagram dan berhenti di akun @koreanupdates yang sedang mengupload gambar dan berita terkini tentang hubungan Song Joong Ki dan Song Hye Kyo.
“Huuahh.. heol... heol daebak!” Teriak Yuri yang seketika menghentikan aksi makannya hanya ingin fokus dan mencerna apa yang di ditulis artikel itu. Dan otomatis Chika pun menghentikan makannya.
“Kenapa sih dek? Lu liat apaan di ig?” tanya Chika heran.
“Joong Ki oppa dan Hye Kyo eonni, aigoo, aigoo mereka dikonfrim pacaran, hiks, hiks gue antara senang dan sedih.” Kata Yuri yang mengusap mata nya yang tidak ada air mata sedikit pun.
“Jinjja? Coba sini hp lu dek.” Sambil narik hp Yuri.
“Huuuaahh... oppa.” Setengah teriak Yuri melanjutkan aksi makannya yang sempat tertunda.
“Lu harusnya senang tau dek, oppa kan cocok sama Hye Kyo eonni.” Sahut Chika sambil menyeruput es jeruk yang dibelinya tadi.
“Iya sih, tapi populasi oppa-oppa ganteng di korea makin berkurang dong, tapi gak papa deh, lagian gue gak bisa nyalahin oppa, Hye Kyo cantik gitu subhanallah gimana oppa gak kepincut, udah cantik, pintar, baik lagi. Aku mah apa atuh cuma remahan-remahan rangginang.” Jawab Yuri mendramatisir dan menutup akun instagram nya tersebut dan mulai fokus menyantap ayam saos mentega yang ada dihadapannya itu. Sementara Chika hanya geleng-geleng kepala mendengar ocehan sahabatnya itu.

Mata kuliah hari ini pun selesai, suasana kelas pun riuh seperti pasar, Yuri pun memasukkan pena dan buku catatan nya kedalam tas nya yang berwarna coklat, sambil mengeluarkan handphone nya yang ada di dalam tasnya itu, ada pesan WhatsApp yang masuk langsung saja Yuri membuka aplikasi itu, ternyata pesan chat dua puluh menit yang lalu itu dari Ayahnya yang mengatakan bahwa Ayahnya sudah berangkat untuk menjemputnya, dan ada beberapa pesan lagi yang ia malas membaca dan berfikir akan membaca nya dirumah saja.
“Dek, lu dijemput sama Ayah?.” Tanya Chika yang berada di samping Yuri.
“Iya nih, lu sama siapa?” tanya balik Yuri pada Chika.
“Gue bareng Nasya, tadi dia bilang pulangnya bareng dia.” Jawab Chika yang kini sudah berdiri dan berjalan kearah pintu begitu juga dengan Yuri, Nasya adalah adik ketiga dari Chika, Chika sendiri adalah anak pertama dari lima bersaudara Nasya juga kuliah di Universitas Pelita Bangsa tetapi berbeda jurusan dengan Chika, dan mereka itu sama-sama berada diangkatan tahun 2014, Yap, Chika itu kelahiran 1992, dia bukan telat kuliah tapi dia itu dulu pernah kuliah di luar kota dan dia sibuk di dalam sebuah organisasi dan relawan akhirnya kuliahnya tersendat dan orang tuanya menyuruh Chika untuk kembali ke kota asalnya.

“Dek itu bukannya mobil Ayah lu?” tanya Chika pada Yuri sambil menunjuk kearah pohon besar disebelah kanan dekat kantin.
“Eh iya itu Ayah, lu gimana? Nasya masih lama gak?”
“Sepertinya sih gak lama, nah itu motor nya Nasya.”
“Oh oke deh, Hai Nasya.” Sambil melambaikan tangan ke Nasya.
“Haii Yuri, apa kabar?” tanya Nasya sambil menyalami tangan Yuri.
“Alhamdulillah baik, eh gendutan loh kamu.” Sambil memegang lengannya Nasya.
“Haha alhamdulillah bagus dong.” Tawa mereka bertiga.
“Eh iya, gue duluan ya Chik, Sya, Aku duluan yaa, Ayah udah jemput soalnya ntar ngomel kelamaan nunggu hihi.” Kekeh Yuri sambil melambaikan tangan dan menuju kearah parkiran mobilnya Ayah Yuri.
°
°
°
°

Tbc

Rainbow LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang