Tolong hargai saya dengan tidak menjadi sider di cerita saya kali ini:(((((
Dan
Tolong ramaikan kolom komentar. Setidaknya tanpa vote saya bisa bahagia karna kolom komentar yang ramai 😢😢😢
Bismillahirohmanirrohim~
🌚🌝🌚🌝
Tap
Tap
Tap
Lelaki berkulit putih pucat itu berjalan tergesa, mata sabitnya mengedar di seluruh koridor yang dia lewati. Saat ini matanya hanya memerlukan satu objek saja, tapi alangkah sulitnya dia mencari objek itu.
Kala dirinya mulai putus asa, hidung bangir itu mencium aroma parfume yang sangat dihafalnya. Aroma citrus bercampur berry. Sangat manis dan menyegarkan.
Kepalanya mendongak sembari mencari darimana asal aroma itu dan senyumnya terkembang saat yang dia cari ada di sudut koridor dengan sekaleng cola ditangan.
"Hey"
Lelaki manis itupun mendongak, matanya sedikit membulat dengan kerutan kecil didahi tanda kalau dia sedikit terkejut dan tentunya juga bingung.
"Apa yang kau lakukan disini, Jeno?"
Jaemin memegang lengan kanan Jeno dengan tangannya yang bebas, mengusap lembut lengan itu tanpa Jeno tahu apa arti dibalik usapan si 'manis'.
"Berhenti membolos di saat jam pelajaran matematika Nana"
Tsk
Jaemin berdecih, selalu saja Jeno menghampirinya hanya untuk hal sepele seperti ini. Tunggu dulu? Apa pendidikan termasuk hal sepele bagi Jaemin? Jelas.
"Jangan bertingkah seperti anak kecil Na. Kau sebentar lagi lulus, jangan menganggap apa yang ada dihadapanmu saat ini adalah sesuatu hal yang sepele."
'Termasuk aku Na'
Jeno berucap serius tepat dimanik coklat Jaemin, yang ditatap hanya memutar bola mata malas. Jeno selalu menasehatinya mengenai hal yang sama disetiap harinya. Jaemin 'kan bosan.
Tuk
Jaemin melempar kaleng cola tadi ke tempat sampah yang ada di belakang Jeno dengan raut tidak tertarik, membuat Jeno kembali menghela nafas lemah.
"Ayolah Na, sekali saja kau bertingkah serius. Aku sedang berbicara denganmu"
"Ya ya ya aku mendengarnya Jeno~ dan kau ini tipe orang yang bertingkah cuek tapi benar-benar cerewet ya"
"Aku tahu aku cerewet-" Jeno menjeda kalimatnya, dia melangkah kedepan memosisikan dirinya tepat didepan Jaemin. "Dan kau juga tahu kenapa aku cerewet"
Jaemin menghela nafas pelan, dia mulai sebal akan pembahasan mereka ini. Dia bukannya tidak suka, tapi bagaimana ya menjelaskannya, pokoknya dia tidak dalam mood yang baik untuk membahas 'masalah' ini.
"Jeno berhenti berbicara, aku sungguh lelah"
"Na Jaemin... aku ini mencintaimu-"
Ada jeda lagi dalam kalimat Jeno, lelaki bermata sabit itu terus menatap Jaemin dengan mata teduhnya. Berharap melalui ini Jaemin akan percaya padanya kalau dia sungguh mencintai sosok biang onar di sekolah ini.
"Aku sungguh mencintaimu, bahkan aku berani bertaruh untuk semua yang aku lakukan saat ini, itu semua hanya untukmu Na. Kau harus tahu itu"
"Berhenti bicara omong kosong Jeno, aku tidak suka dengan bibirmu yang berbicara hal seperti ini. Kau membuatku semakin membencimu"
KAMU SEDANG MEMBACA
NaNo-NaNo || Nomin ✔
Fanfiction[ONESHOOT] NaNo NaNo // Nana Jeno ✔ || || || Jeno tidak bisa menolak pesona seorang Na Jaemin. Bahkan ketika pemuda manis tapi urakan tersebut berkata dia lelaki 'normal', Jeno tetap melangkah untuk mendapat...