RAVI 3

30 6 0
                                    

"Kemana??"

Rainy tersentak mendengar suara dingin seseorang dari arah belakangnya. Tadi ia pamit dengan Annisa ketoilet yang ada disekitar mall ini.

Perlahan ia menoleh dan kemudian berdecak setelah melihat orang itu.

"Ck, ngapai lo disini?" Bukannya menjawab pertanyaan dari orang itu, Rainy malah kembali bertanya.

Karena terlihat bahwa Rainy masil kesal dengan orang yang ada di hadapannya ini. Viano, ya Viano. Siapa lagi kalau bukan cowok itu.

Viano mendengus melihat Rainy yang tidak menjawab pertanyaan nya dan malah kembali bertanya kepadanya.

Viano memang lagi di mall juga bersama teman-temannya sekedar nongkrong di cafe mall ini, dan dia malah melihat Rainy yang tengah berjalan sendirian dan memutuskan untuk menghampiri gadis itu setelah pamit sebentar kepada teman-temannya.

"Jawab pertanyaan gue!!" Kesal Viano.

"Gue mau ketoilet. Emang kenapa sih lo pengen tau banget?!" Decak Rainy.

Viano terlihat mengabaikan decakan Rainy. "Sama siapa lo kesini?"

"Bukan urusan lo!!"

"Rainy!!!" Teriak Viano kesal.

Entah mengapa, melihat Rainy mengabaikan pertanyaan darinya membuat Viano kesal setengah mati.

"Annisa." Jawab Rainy cuek.

"Oke."

Setelah itu, Viano meninggalkan Rainy sendirian kembali ke tempat teman-temannya dan Rainy hanya mengendikan bahunya melihat tingkah aneh cowok tersebut sambil meneruskan langkahnya menuju toilet.

***

Minggu pagi, Rainy memutuskan untuk berlari pagi di sekitar taman kompleks rumahnya. Sudah lama ia tidak melakukan aktivitas seperti ini. Selain ia sibuk sekolah dan merasa lelah, ia juga sering terlambat bangun ketika minggu pagi.

Di saat dia berlari sekitar tiga putaran, ia melihat ada dua orang cowok yang memperhatikan dirinya dari belakang dan mengikutinya sedaritadi.

Rainy gelisah, pikiran pikiran negatif mulai muncul diotaknya, karena disekitar taman ini sangat sepi, tidak seperti biasanya yang selalu ramai.

"Hai manis." Ucap salah satu dari dua lelaki tersebut yang sudah ada dihadapannya. Dia pun refleks menghentikan larinya.

Rainy gemetar, dia sangat takut melihat wajah dua lelaki dihadapannya ini yang terlihat menakutkan. "Mau apa kalian?!" Seru Rainy terlihat tenang, tapi wajahnya menunjukkan sebaliknya.

"Mau bersenang senang denganmu manis, ayolah ikut kami, kau akan menikmatinya juga." Kedua lelaki itu perlahan mendekati Rainy yang terlihat semakin gemetar.

Rainy pun memundurkan langkahnya dengan wajah yang tegang. "Gue gak mau." Teriak Rainy sambil berlari dan melihat bahwa dua lelaki itu sedang mengejarnya juga.

Please help me

Rainy menghentikan langkahnya ketika ia merasa menabrak seseorang didepannya. Rainy terkejut, dia sangat takut kalau yang ada dihapannya ini adalah salah satu dari lelaki jahat itu.

Perlahan Rainy mendongak untuk melihat orang yang ada dihadapannya. Dan ia terbelak bahwa orang itu adalah Viano!!

Tanpa pikir panjang, Rainy pun memeluk Viano erat karena rasa takutnya. Sekilas, Rainy bisa merasakan bahwa tubuh Viano menegang dan kembali rileks dengan cepat. "Tolong gue." Rainy terlihat gemetar.

Viano tidak mengerti kenapa Rainy terlihat ketakutan dan gemetar di dalam pelukannya. Dan kemudian dia mnlengerti setelah melihat dua lelaki yang mendekat kearah mereka.

Viano pun membalas pelukan Rainy sambil mengelus punggung cewek itu untuk menenangkannya. Rahang Viano menegang, dia tidak suka kepada orang yang sudah membuat Rainy seperti ini.

"Lepasin dia, tuh cewek punya kami!!" Salah satu lelaki itu menedekati Viano.

Viano terlihat marah mendengar ucapan lelaki tersebut, dia pun melepaskan pelukan Rainy dan menghajar lekaki itu dengan brutal.

Bugh
Bugh
Bugh

Rainy semakin gemetar melihat perkelahian mereka. Dia tidak tau harus berbuat apa.

Dan akhirnya, Rainy melihat bahwa dua lelaki tadi kabur setelah dihajar oleh Viano. Dia pun menghela nafas menghilangkan rasa takutnya.

"Lo gapapa?" Ucap Rainy panik setelah melihat sudut bibir Viano berdarah.

Viano sedikit tersenyum melihat wajah panik dari cewek cuek itu. "Gak."

"Bibir lo berdarah, ayo gue obatin!" Rainy memegang sudut bibir Viano.

Akkh

Viano meringis sakit karena Rainy memegang sudut bibirnya.

"Sakit kan? Makanya ayo sini gue obatin!" Rainy menggandeng Viano kearah bangku yang ada ditaman tersebut.

Kemudian Rainy berdiri, dan kembali setelah beberapa saat. Cewek itu membeli obat yang dibutuhkannya untuk mengobati Viano.

Bagaimana pun, Rainy harus berterima kasih kepada Viano. Kalau cowok itu tidak ada, ntah sudah bagaimana nasibnya tadi.

Viano pun menatap intens Rainy yang dekat dengan wajahnya karena sedang mengobati sudut bibirnya. Rainy yang risih pun menoleh kearah Viano. "Kenapa?" Tanya Rainy.

"Gapapa."

"Kenapa lo liatin gue?"

"Gapapa."

Rainy berdecak, dan kembali mengobati cowok itu. "Makasih."

"Apa?"

"Makasih udah nolongin gue!" Rainy gemas melihat respon cowok itu.

"Ohh."

Kalau bukan cowok itu yang menyelamatkannya, Rainy pasti tidak akan bicara pada Viano sialan yang merespon kata katanya dengan dingin. Dan Rainy pun kembali cuek setelah selesai mengobati luka cowok itu.

"Udah selesai, gue pulang dulu dan sekali lagi makasih." Rainy berdiri dan pergi dari hadapan cowok sialan itu tanpa menunggu responnya.

Tanpa Rainy sadari, Viano menatap punggungnya yang menjauh sambil menyunggingkan senyuman sekilas.

Sama sama cewek cuek!!

TBC

Votment!!

RAVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang