semua cinta harus diungkapkan, tak terkecuali sesama sekalipun. bahkan jika kau tahu jawaban atas cintamu seperti apa. secinta-cintanya kita pada seseorang, jika tidak diungkapkan? sama halnya kita hanya cinta pada diri sendiri.
-kinal
v
vvvvv
author pov
dan hari senin, adalah awal dari semuanya. kinal mulai mencoba untuk merealisasikan tekadnya agar menjauh dari penambat hatinya. tak ada yang mau berjauhan dengan orang tersayang, kecuali karena keadaan yang sudah tak kondusif dan takdir yang sudah tidak lagi memihak.
kinal merasakan keduanya. lebih baik dibenci karena tiba-tiba menghilang dan seperti layaknya orang asing, daripada hari jujur akan perasaannya yang telah jatuh hati pada seseorang yang tak pantas untuk dijatuhi hati, kadang ia sering berpikir mengapa takdirnya ia menjadi seorang perempuan, kenapa tidak lahir dengan gender yang berbeda.
kadang ia berpikir, mengapa ia harus lahir didunia sefana ini? dilahirkan di keluarga yang tidak harmonis? dan jatuh hati pada seseorang yang tidak seharusnya ia cintai, bahkan semua agama dan norma melarang cintanya itu.
kinal melirik jam tangannya, pukul 10. satu jam sudah ia berdiam diri di toilet kampus, sengaja membuat ia terlambat agar tidak duduk dengan ve. jangan tanya bagaimana ia tersiksa untuk menghindar, bahkan dering ponsel dan bbmnya sudah meraung. semua itu ulah ve yang mespam chat, sms, serta memanggil entah sudah berpuluh kali.
ia tahu benar bagaimana sikap dan raut wajah ve sekarang. mata merah, wajah kesal dan ponsel yang akan ia gengam untuk menghubungi kinal. ia tahu persis, sebab jeje sudah mengirimi video tentang itu kala ia terlambat beberapa hari yang lalu.
setelah dirasa waktu yang cukup untuk terlambat, ia menaiki tangga ke lantai dua ruang 1, bu cornelia sudah mengajar logika dan algoritma, kedua matanya bertengger kaca mata berminus 4.
"maaf bu, terlambat!" ucap kinal kencang setelah membuka pintu kelasnya.
wajah dosen lajang tersebut hanya mengangguk "kamu boleh masuk, tapi tidak boleh absen. kamu terlalu lama terlambat kinal"
kinal mengangguk patuh "baik bu, saya salah dan saya berhak mendapatkan hukumannya" ucap kinal sedikit tertunduk, ujung matanya melihat ve yang sedikit melambai ke arahnya.
ia kira bangku disamping ve sudah terisi orang, ternyata masih kosong. untung saja, hari ini mahasiswa tidak full berangkat jadi ia bisa duduk di bangku lain.
ia berjalan pelan ke arah tempat duduk sebelah shania, menolak lambaian tangan ve. dan ia tahu ve pasti langsung cemberut dan marah, terbukti nada dering sms yang ia setel untuk ve berbunyi tapi ia enggan untuk membukanya. ia takut lemah, ia takut tekadnya menjadi luruh.
"gue duduk disini yah shan?" ijin kinal
shania yang sedang menulis di papernya mendongak, ia sedikit mengkerutkan dahinya. kemudian menoleh ke belakang, ke barisan gengs veranda.
"sebelah ve masih kosong kok nal" ucapnya, sambil menatap kinal selidik
"gak boleh emang? kalo gue duduk disini?"
"y-ya boleh lah, silahkan. biasanya kan duduk bareng ve. jadi aneh aja, tiba-tiba duduk sebelah gue!"
kinal terdenyum kikuk, pantatnya ia duduki di bangku sebelah shani "gak papa, pengen aja gantuli bangku. mulai hari ini dan seterusnya gue duduk bareng loe yah!"
"lah? kok gitu? lagi marahan sama veranda dan yang lain?" tanyanya bingung
"gak ada, cuma pengin duduk di delan. dengerin dosen ngajar, udah gitu aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
ours love story
Fanfictiontentang dua orang yang berbeda watak. yang dipertemukan dengan cara yang berbeda, dari kebencian diawal jumpa, hingga berujung rasa ingin memiliki. tentang venal, hujan, merelakan, pengorbanan, pilihan sulit, persahabatan, luka, serta cinta yang tid...