*Pandangan Hila.
Hari Senin sudah tiba kini semua murid sudah berada di lapangan untuk upacara bendera merah putih. Kebetulan kelas kami yang yang menjadi petugas upacara.
"Hila kamu jadi apa? Tanya Sili salah satu temanku yang sangat baik kepada ku. Sili mempunyai kembar yaitu sisi. Sisi pun sangat baik kepada ku.
"Aku jadi baca pembawa acara." Jawabku ke Sili dana sisi. "Kalau kalian berdua jadi apa?"
"Kita berdua menjadi pemadu suara" jawab Sili. "Wah kamu yang semangat yah jadi pembawa acaranya" ucap sisi menyemangatiku.
"Terima kasih" aku pun tersenyum ke teman-teman ku yang sudah baik kepadaku.
"Sama-sama" jawab mereka berdua bersama. Mungkin karna kembar mereka menjadi kompak.
"Kita berdua pergi dulu ya." Ucap Sili yang sudah menjauh dariku dan diikuti oleh sisi.
"Kalian juga yang semangat ya bernyanyi nya." Aku pun menyemangati mereka berdua. Mereka pun hanya melambaikan tangannya.
Beberapa menit kemudian ada yang datang menghampiriku. Entah siapa. Jika aku lihat dia sepertinya laki laki. "Ah mungkin itu Reza kali" pikirku begitu tetapi itu bukan Reza.
"Hei" ucap laki laki tersebut. "Hei juga. Kamu siapa?" tanyaku kepada laki laki tersebut. Entah siapa itu mungkin dia dari kelas lain.
"Hai aku Alvin kau dari kelas 9A." Jawab lelaki tersebut ternyata benar dia dari kelas lain. "Salam kenal" lanjutnya sambil tersenyum kearah ku.
"Salam kenal juga aku Hila. Aku dari kelas 9C." Aku pun langsung mengenalkan diri ke laki laki tersebut. "Aku sudah tau kok" ucap dia ternyata dia sudah mengenalku.
"Kenapa bisa kenal sama aku?" Aku pun bertanya pada laki laki tersebut yang sudah mengenalku. Aku pun heran kenapa bisa mengenalku.
"Ah kamu jangan dulu dijawab aku harus buru buru karna aku akan menjadi pembawa acara di upacara hari ini." Lelaki itu pun langsung mengangguk dan langsung pergi dari hadapanku.
"Akhirnya aku bisa terbebas dari dia. Dia siapa sih SKSD segala." Ocehanku yang langsung bersiap siap untuk menjadi pembawa acara. "Jangan grogi Hila semoga lancar Amin" doa ku supaya bisa lancar tidak ada gangguan sama sekali.
****
Dan akhirnya upacara nya selesai aku dan teman-teman ku langsung masuk untuk pembelajaran di mulai.
Eh kenapa Reza tidak masuk ya. ucapanku yang sambil melihat di tempat bangku nya Reza. Mungkin aku akan tanya ke sekretaris.
"Hai. Aku mau tanya" tanya ku ke sekretaris kelas. "Mau tanya apa ya?" Jawab sekretaris heran karna aku tidak pernah berbicara dengan orang lain kecuali Sili sama sisi.
"Kenapa Reza tidak masuk ya?". "Oh Reza,wali kelas kita katanya dia sedang sakit." Jawab sekretaris yang hanya melirik ku dengan sekilas karna dia sangat sibuk.
"Kalau begitu terima kasih" sekretaris hanya mengangguk saja tidak melihatku.
Aku pun memutuskan untuk menjenguknya setelah pulang sekolah. Karna rumah nya sangat berdekatan dengan rumah ku.
****
Akhirnya bel pulang berbunyi dan aku langsung bergegas untuk pergi menuju rumahnya Reza. Tetapi ada laki laki yang sangat menyebalkan datang. Dia itu yang tadi baru saja berkenalan denganku.
"Hei Hila" panggilannya Alvin dan aku tidak mempedulikannya. Aku terus saja berlari.
"Hei Hila aku memanggilmu" dan aku pun langsung berhenti. " Ada apa?" Tanyaku dingin kepada Alvin.
"Kamu kenapa terburu buru" ucap Alvin yang sangat mengganggu ku. "Kamu emang ibuku? Bukan kan." Jawab ku hanya begitu karna aku sangat bosan melihat wajah nya yang sangat mengganggu ku.
"Ya udah kamu hati hati." Alvin berkata begitu dengan sedikit kecewa. Aku hanya menjawab "maaf yah aku ada urusan."
"Berarti kalau kamu ga ada urusan kita bisa berbicara." Ucap Alvin yang kini bersemangat kembali. "Terserah" aku pun langsung lari menuju rumah Reza. "Hati hati" teriakan Alvin.
*Pandangan Reza
Kenapa lagi aku harus sakit segala aku tidak mau sakit karna sakit itu sangat menyiksa ku.Tok tok tok
Siapa itu yang mengetuk ga tau gitu kalau aku lagi sakit begitu. Aku ga kuat untuk berdiri.
Aku pun berusaha berjalan menuju pintu.
"Assalamualaikum" ada seorang wanita yang mengetuk dan memberi salam kepadaku. Dan itu adalah Hila."Wala..ikum..salam.." jawab ku lemas. Dan aku pun hampir saja mau jatuh tetapi ditangkap oleh Hila.
"Hei hei kamu kenapa" Hila berusaha membawaku masuk ke kamarku. "Hei Hila aku tidak apa apa." Jawab ku berusaha agar Hila tidak mengkhawatirkan ku.
"Tidak apa apa kenapa. Liat kamu kamu itu sakit. Badanmu juga panas. Kamu udah makan? Udah makan obat?" Tanya Hila yang tidak ada titik koma nya langsung aja menyerocos begitu saja.
"A..aku baik baik sa...ja ohok ohok" aku pun tiba tiba batuk sebelumnya aku tidak batuk batuk. "Kamu pulang saja. Nanti kamu i...kut sa...kita juga ohok ohok"
"Ga mau aku mau disini aku akan nemenin aku disini" ucap Hila memohon kepadaku. "Aku akan merawatmu."
"Jangan.. jangan...kamu ga usah me..rawat..ku" lagi lagi jawab ku lemas. "Walaupun kamu melarangnya aku akan merawatmu." Ucap Hila.
"Aku tuh kwatir banget sama kamu itu. Kamu itu tidak sekolah jadi aku sangat kangen sama kamu." Lanjut Hila yang kini dia telah mengeluarkan air matanya. Aku yang melihat Hila menangis ingin sekali memeluknya. Tapi aku tidak bisa kalau aku memeluknya aku akan menularkan sakitku kepadanya.
"Ya udah kamu boleh merawat ku." Ucapan aku menyakinkan Hila untuk boleh merawat ku. Hila yang mendengar perkataan ku langsung memeluk ku yang sedang tiduran. Dan dia mengucapkan "terima kasih"
"Harusnya aku yang ber...terima kasih kepadamu karna su...dah merawatmu. Kamu itu udah kaya ibuku saja ohok ohok" aku pun melihat Hila yang sedang pergi ke kamar mandi rumahku untuk mengambil air untuk mengompresku.
"Udah kamu jangan dulu banyak bicara. Kamu tidur saja biar aku yang menjaga mu dan juga rumahmu. Kamu dari tadi batuk terus jadi dah tidur saja." Ucapan Hila membuat ku sangat lega melihat ada cewek sebaiknya.
Aku pun tidur sambil dikompres oleh Hila dan aku hanya memegang tangannya Hila. Hila tiba tiba mengucapkan "selamat tidur" aku yang tadi tidur mendengar itu aku pun membalasnya.
"Aku tidur dulu" Hila yang mendengar itu langsung tersipu malu karna saking malunya dia menutup wajahnya dengan tangannya.
"Aku kira kamu sudah tidur" Hila yang mengucapkan itu aku langsung tersenyum.
mungkin aku akan ingin terus sakit. Karna ada kamu di sini menemaniku. Batinku dan kini aku sudah tertidur pulas yang di temani oleh Hila.
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta.
Romance"aku benci kamu" Dulu itulah kalimat yang paling dia suka. "Aku suka kamu. Dan sekarang kalimat itulah yang sering berada di dalam kepalanya.