Dua.

353 43 6
                                    

Naruto : Masashi Kishimoto
Kuroko no Basuke : Fujimaki Tadotoshi
Saya hanya meminjam karakter Masashi-sensei dan Fujimaki-sensei saja. Story by me and don't copy.
Warnings : Typo(s), OOC, DLDR, etc.
Jika terdapat kesalahan dalam fiksi ini, mohon bantuannya minta dikoreksi.

.
.
.

Tokyo, pukul 02.00 pagi.

Ramai.
Satu kata yang tepat untuk menggambarkan suasana 'Tokyo Night Club' seperti biasanya. Di sudut ruangan, seorang wanita bersurai merah muda terkulai lemas menelungkupkan kepalanya di atas meja. Gelas yang semula kosong mulai terisi kembali oleh tangan sang empu, dan akan berpindah ke bibirnya sebelum--

"Cukup." --tangan lain mulai merebut gelas wine tersebut. Seijuuroulah orangnya. Meski wajahnya datar, jika diperhatikan lebih dalam raut wajahnya menyiratkan kemarahan yang tertahan.

"Emm ... siapa kau?" racau wanita itu, ya dia adalah Sakura. Terlihat semburat merah di kedua pipi putihnya, pertanda bahwa ia sudah dalam tahap 'mabuk'.

"Kita pulang!" tegas Seijuurou.

Sakura mulai menyipitkan matanya, untuk melihat sosok di hadapannya. Sosok dengan rambut dan warna mata yang mencolok, merah. Seakan mendapat gambaran bahwa seseorang di hadapannya adalah kekasihnya, secara langsung Sakura memberikan kedua tangannya ke depan. Isyarat minta digendong sekaligus dipeluk oleh lelakinya.

"Baiklah." Sakura terlihat seperti anak kecil polos dalam keadaan mabuknya kali ini.

Seijuurou terlihat menghela napas. Menuruti apa yang diinginkan wanita merah mudanya. Ia mulai menggendong  setelah sebelumnya mengambil tas kerja Sakura.

.
.
.

Suara kendaraan yang berjalan, ditemani suasana dini hari yang cukup lengang menemani keheningan Sakura dan Seijuurou di dalam mobil. Setelah lebih dari 20 menit perjalanan antara Tokyo Night Club dengan tempat tinggal mereka, Seijuurou mulai mematikan mesin, dengan setelahnya melepas seat belt-nya dan Sakura. Ia mulai berjalan keluar dari ruang parkir dan mulai menggendong Sakura di belakang punggungnya.

"Seijuurou-kuunnn." Sakura mulai bergumam di sela leher kekasihnya.

"Hmm." ucap Seijuurou.

"Mmmmcuah ... hihi." Sakura mencium pipi Seijurou, setelahnya ia menggesekkan pipi kanannya ke sebelah pipi kiri Seijuurou.

Seijuurou langsung menghentikan langkah kakinya, setelahnya ia mulai tersenyum, hal yang jarang diperlihatkannya selain kepada orang-orang yang penting bagi hidupnya.

.
.
.

Momoi Satsuki mondar-mandir di depan ranjang tidurnya. Ia memijat dan menempelkan ponsel pintar miliknya ke dekat telinganya. Ia khawatir, tentu saja. Adiknya --Sakura, belum pulang. Begitulah panggilan telepo dari Akashi Seijuurou memberi tahunya. Dan sekarang, pasangan tersebut mulai susah dihubungi.

"Ya ampun Sakura. Kenapa lagi anak itu? Dan ke mana saja ia?" racau Satsuki.

Tut ... tut ...

Terdengar suara telepon yang tidak diangkat. Satsuki mulai terlihat gemas dengan ponselnya. Ia mulai memijat angka 2 dan langsung melakukan panggilan ke nomor sang adik.

"Halo." ucap Satsuki tak sabaran.

" ... " Terdengar suara mulai menyaut dari seberang telepon.

OulouvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang