Lullaby

197 23 30
                                    

Seorang gadis dan juga seorang pria terlihat tengah bercanda dengan riang di atas ranjang. Gadis dengan paras cantiknya itu bahkan terlihat sangat bahagia bersama pria yg ada di sebelahnya.

"Hei Bora kau tahu kan kalau aku sangat mencintaimu" kali ini pria yg ada bersama dengan gadis itu mengelus rambut gadis yg dipanggilnya Bora

"Ne aku tahu. Aku tahu betapa kau mencintaiku. Oppa janji tidak akan pergi kan?"

Pria itu tersenyum menanggapi pertanyaan dari yeojachingunya "aniya. Bahkan membayangkan kehilanganmu saja sungguh berat. Mungkin aku akan memilih mati saja jika itu terjadi"

Gadis itu Kim Bora bangun dari pangkuan namjachingunya lalu mengelus pipi pria itu pelan "gomawo karena sudah mencintaiku"

Pria itu tersenyum lembut mendengar ucapan Bora "ne"





**********

Bora terpaksa bangun pagi ini mendengar suara alarm yg menurutnya amat berisik. Ah jika boleh Bora ingin melemparnya ke luar rumah supaya hancur sekalian.

Bora mengusak rambutnya kesal lalu dengan langkah gontai dia pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya.

Mood Bora hancur pagi ini. Mimpi itu datang lagi. Ya Bora bermimpi indah sebenarnya namun untuk kali ini Bora berharap tidak akan ada mimpi lagi seperti itu.

Mimpi indah itu bagaikan nightmare yg mengerikan bagi Bora dan juga hidupnya sekarang.

Ponsel Bora berbunyi ketika Bora masih sibuk menyikat giginya karena bersiap berangkat kuliah pagi ini. Bora bergegas berkumur lalu dia dengan malas mengangkat telepon.

"Yeoboseyo"
"Yak Kim Bora jangan bilang kau belum berangkat ya. Ingat makalahmu hari ini ditunggu dosen arra"
"Aku baru bersiap berangkat Minji. Apa kau tak bisa bersabar sejenak"
"Astaga anak ini. Ada apa dengan moodmu hari ini? Kau terlihat ingin memakan orang"
"Diamlah dan aku akan berangkat dalam waktu setengah jam arra? Kalau tidak aku akan memakanmu hidup-hidup"

Bora membanting ponselnya di atas kasur. Masih untung di atas kasur karena terkadang Bora membanting ponselnya di sembarang tempat. Bukan karena dia orang kaya bukan. Lebih karena mood Bora yg gampang berubah buruk apalagi ketika mimpi yg sama datang berulang. Bahkan Minji sahabat seumurnya hafal dengan perangai buruk Bora.

**********

Bora baru saja sampai di tempat kuliahnya sehari-hari. Sejujurnya dia malas sekali untuk kuliah hari ini. Terlebih lagi mood Bora sangat kacau pagi ini.

"Yak Kim Bora ke mana saja kau" suara seorang gadis mengejutkan Bora yg baru saja masuk ke halaman universitas

"Kim Minji tidak bisakah kau membuatku senam jantung hari ini. Apa kau ingin kulempar ke planet Mars" Bora mendelik kesal menanggapi omelan sahabat baiknya itu

"Oh ya ampun sungguhan kau ingin melemparku ke planet Mars? Moodmu sangat buruk sekali Kim Bora ckckck" gadis yg dipanggil Minji tadi tidak merasa takut dengan ancaman Bora. Sudah berapa lama dia mengenal Bora? Minji yakin jika Bora melemparnya ke Mars dia akan mencarinya lagi 😌

"Diam atau kulakban mulutmu itu Kim Minji"

"Arraseo" Minji mencoba mengalah saja. Berdebat dengan Bora tak akan ada habisnya tentu saja 😷
Yang ada Minji hanya akan membuang tenaganya sia-sia. Kadang Minji berpikir bagaimana mungkin mereka bisa dekat bahkan menjadi sahabat. Apakah karena mereka seumuran walaupun beda bulan. Minji mengangkat bahu tak mengerti

"Dosen Lee sudah menunggumu Kim ahgassi. Aku akan menunggu di sini dan setelah itu kita ke kedai es krim bagaimana?" Minji mencoba mencairkan situasi panas tadi. Ayolah Minji ingin menjadi sahabat yg baik bagi Bora terlebih lagi sepertinya Bora berada dalam mood yg benar-benar tidak bagus

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang