Seekor burung putih berhenti di ranting separa rapuh, pada sepohon pokok yang berdiri teguh bersama kekawanan hijau.
Burung putih menjatuhkan benih baru; seorang teman hijau untuk mereka.
Seorang manusia berhenti di sebuah sungai yang lembut mengalir,
pada sebuah rimba yang memberi kehidupan pada perjalanan hidupnya.
Manusia itu menjatuhkan sampah-sarap;
sebuah kemusnahan abadi yang mengkhianati jasa burung putih.
Burung putih terus membawa kehidupan di setiap ranting.
Manusia terus membawa kemusnahan di setiap sungai.

YOU ARE READING
Sejarah Dari Mata Pengalah
PoetryKumpulan puisi dan prosa tulisan M. Firdaus Kamaluddin.