3. Malam itu

109K 3.4K 124
                                    

BELA POV

Waktu itu, adalah dimana aku merasa menjadi manusia paling menyedihkan.

Dimana aku menjadi wanita yang paling hancur.

Tapi aku bersyukur, masih ada Bunda yang mengulurkan tangan menjadikan tempatku berlindung.

Dan selama dua bulan terakhir, aku sudah memantapkan diriku untuk melupakan Firman.

Aku memang menikah siri dengannya, dan hanya cukup mengatakan talak. Semua Selesai saat itu juga.

Ya, setidak berharganya istri simpanan.

Mungkin kalian berpikir aku pantas mendapatkannya, karna bagaimanapun aku adalah pengganggu suami orang.

Tapi apa kalian pikir aku mau? Tidak!

Aku berada di saat semua terdesak, dimana aku membutuhkan pertolongan dan waktu itu Firman juga sama menyedihkannya denganku.

***

Sekarang Aku berjalan memakai baju seragam pegawai dimana aku bekerja mengantar makanan.
Ya, aku bekerja di sebuah restoran tempat saji.

Saat aku berjalan tak sadar aku menabrak seseorang.

Seperti adegan di sinetron, aku kaget dan langsung meminta maaf dan berjongkok memungut piring yang pecah.

Dan saat aku mendongak, tak sadar aku tersentak. ku lihat mata itu. Ku lihat rahang itu.

Dia masih sama, dan dia masih sama saat menatapku.

Ada riakan rindu dan sakit di hatiku, dan mata itupun berbicara sama.

Aku tersentak saat tanganku di tarik dengan paksa menuju keluar restoran saat aku masih belum menyelesaikan kekacauan yang sudah kubuat.

"ternyata kau berada di sini? Mengejutkan!"

Aku menatapnya dingin.

"saya rasa, kita tidak saling mengenal"
Ujarku menatapnya tajam.

"Wow, apa perlu kuingatkan malam panas kita? Ah iya. Ku rasa kau butuh sedikit permainan panas untuk membuatmu tak tegang"

Ujarnya kurang ajar dan matanya merah, dia masih menggenggam tanganku kuat.

"Saya bisa teriak kalau anda macam-macam"
Ujarku bergetar.

Bukan takut, aku hanya tak sanggup menatapnya dalam keadaan sama kacaunya.

"Saya bisa bilang ke semua orang, kalau kau MASIH ISTRI SAYA!"
ujarnya dengan nada tinggi.

"Sejak kapan? Apa ada istri yang di hina jalang? Saya rasa tidak ada!"

Ujarku sambil mencoba melepaskan tanganku dari genggamannya.

Mata itu meredup, mata itu menatapku penuh penyesalan.

Dadaku berdebar kencang.

apa aku masih mencintai laki-laki ini?

"aku belum mengatakan talak kepadamu, itu artinya kau masih sah menjadi istriku"
Ujarnya parau.

"aku tak sudi!"
Ujarku menatapnya menantang.

"kau salah paham, aku minta maaf. Aku tak bermaksud mengatakan itu"

"CUKUP! Lebih baik kamu pergi, jangan ganggu hidupku lagi, aku hanya wanita pemuas nafsu mu. Lebih baik kau cari wanita lain saja jangan aku. Ku mohon"
Ujarku memohon dan meneteslah air mataku.

"Ay.."
Ucapnya menangkup wajahku yang bersimbah air mata.
"aku tak bisa hidup tanpa kamu, aku kacau"
Ujarnya tercekat.

Aku terdiam dan memalinglan wajahku tak mau menatapnya.

The Secret Wife✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang