Part 2

471 45 0
                                    


Ehem!, saya kembali lagi.

Warning!

-SasuNaru

-Yaoi, MenxMen

-Cerita hanya untuk menghibur, wujud nyata dari seorang fujo ampir akut, hehehe

DLDR!

Tomato Orange

Konoha Gakuen, yeah...siapa yang tidak kenal dengan sekolah itu?. Sekolah yang sudah sering mendapat predikat sebagai sekolah SMA terbaik tiap tahun. Murid-muridnya, tentu saja berprestasi dan selalu memenangkan kejuaraan entah itu di bidang pelajaran atau olahraga. Tapi itu untuk mayoritas murid. Sedangkan untuk minoritas, masih ada beberapa murid yang berkelakuan layaknya bukan murid. Yang masuk dalam daftar salah satunya ada di kelas 2-5, Uzumaki Naruto.

Seragam dikeluarkan, jelas. Rambut semir berwarna ngejreng, oh tentu. Tindik di telinga dan bibir, sudah pasti. Itulah Uzumaki Naruto. Bahkan langkah kakinya saat masuk ke kelas tiap pagi selalu menjadi perhatian para murid di lorong kelas sebelum mulai pelajaran. Si Uzumaki hanya menebar senyuman PeDe-nya pada yang lain seperti artis. Tapi reaksi para murid hanya melotot, jijik, bahkan lewat tatapan mereka seolah berkata, sehat?.

Naruto menaruh tas selempangnya diatas meja. Dihelanya nafas sangat panjang, sebelum meringkuk. Hampir semalaman tadi dia tidak bisa tidur. Tiap dia akan terlelap, suara tangis bayi selalu membuatnya terjaga. Dan sialnya, kali ini dia mengantuk sekali. Apa boleh dia skip mata pelajaran pertama dan kedua?.

Pip Pip

Naruto merogoh tas, mencari smartphonenya. Matanya yang tinggal 3,6748 watt itu dia paksa untuk membaca sebuah pesan yang masuk.

'jadi ketemu jam istirahat pertama?'

Naruto merem melek. Jarinya mengetik beberapa huruf dan menekan tombol send. Dia benar-benar tidak bisa menahan kantuk lebih lama lagi.

.

.

Naruto terus memberi senyum begitu mendengar tawaran Sasuke. Dia sudah tidak memperdulikan si bayi yang masih 'menyusu' padanya.

"Tapi...aku tidak bisa membawanya ketempatku.." ekspresi Naruto berubah. Lengkungan senyum itu memudar menjadi hurup U terbalik. "Aku tinggal bersama orang tua, jadi orang tuaku akan sangat syok jika tiba-tiba aku pulang membawa seorang bayi."

Pandangan Naruto terarah ke jalan. Entah apa yang dipikirkannya. Melihat hal itu Sasuke segera berkata, "tapi aku benar-benar akan membantumu untuk merawat bayi itu."

Ekspresi Naruto masih sama. Sasuke tampak berpikir lagi. "Sebentar lagi kan ujian pertengahan, bagaimana kalau aku juga membantumu untuk belajar?".

Berhasil

Mata itu mulai bergerak-gerak, mengarah pada Sasuke dan senyumnya kembali muncul. "Aku bakal membantumu sampai kamu benar-benar mengerti. Aku janji."

"Baiklah!. Deal!" putus Naruto sambil menjabat tangan Sasuke. Akhirnya masalahnya untuk memperbaiki nilai terpecahkan. Sasuke hanya memasang wajah tidak nyaman dan melepas tangannya.

"Dia...tertidur..."

Naruto menoleh, melihat si bayi sudah melepas emutannya dan tertidur imut. Senyumannya melebar melihat betapa menggemaskannya si bayi ini ketika tidur.

"Seperti boneka.."gumamnya sambil mengelus pipi tembem bayi itu. Sasuke hanya melirik Naruto sebentar lalu kearah si bayi.

"Kalau begitu...bagaimana jika kita belanja dulu perlengkapan untuk dia selama kita merawatnya?."

Tomato OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang