pengungkapan

315 27 2
                                    

Ting tong~

Seseorang telah menekan bel apartemen bangchan, ia pun berjalan mendekati intercom untuk memastikan siapa yang datang malam itu. Lalu kemudian membukakan pintu.

"Changbin, ayo masuk."

.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?"

Keduanya kini duduk disofa depan tv. Changbin sedari tadi hanya terdiam, ragu menanyakan apa yang ada di pikirannya akhir akhir ini.
Chan pun hanya memperhatokan changbin, menanti jawaban pria didepannya.

"Chan hyung aku ingin...oh, changbin hyung disini?"

Seungmin datang,memecah keheningan yang terjadi disana.

"Ah iya, aku mampir, kau sudah baikan seungmin?"

"Tentu, bisa kau lihat. Hanya chan hyung masih belum mengizinkanku melakukan kegiatan apapun."

Chan yang mendengar perkataan seungmin pun terkekeh.

"Seungmin, sebaiknya kau kembali kekasurmu, kami akan berbicara berdua saja, boleh kan?"

Seungmin enggan, namun ia sadar ini pembicaraan privasi sehingga dengan langkah berat kembali kekamar dan menutup pintunya rapat.

'Baru kusadari, seungmin sedikit manja ketika sakit, kkk~'

"Jadi?.."

.

Drrtt~

Ponsel tuan Han berdering.

"Yeoboseo? Dengan tuan han?"

"Nde?"

"Anda mendapat kabar gembira, hyunjin telah siuman..."

Tuan han menjauhkan ponselnya dari telinganya. Kini ia sedang berada dalam perjalanan menuju rumah sakit karena jisung tidak sadarkan diri.

Sang istri yang sedari tadi menangis pun melihat sang suami yang terdiam dengan tatapan kosong setelah mengangkat telponnya tadi. Ia pun bertanya.

"Yeobo, ada apa?"

"Hyunjin telah siuman"

Brakk

.

Seungmin kini hanya berbaring dikasurnya. Menggulingkan badannya kekiri lalu kekanan begitu seterusnya karena ia tidak bisa tertidur dan merasa bosan.

"Kau? Bisa melihat dan mendengarku"

Seungmin menghentikan aktifitasnya menggulingkan badan seraya menatap seseorang yang memanggilnya tadi. Memutar badannya dan kemudia mendudukan diri dikasur sembari menatap seseorang di depannya.

"Ya"

"Bisakah aku mempercayaimu?"

Seungmin dibuat bingung.

"Kau tau, aku adiknya. Aku menyayanginya lebih dari apapun. Bahkan orang tuaku sendiri..."

Seungmin masih terdiam menunggu seseorang tersebut menyelesaikan perkataannya.

"Jadi bisakah aku mempercayaimu? Bisakah kau menjaga chan hyung untukku?"

"Tentu, tanpa kau minta aku akan melakukannya, dia sudah kuanggap sebagai kakaku juga."

"Syukurlah, titipkan salamku untuknya. Aku percaya padamu. Aku pergi".

Perlahan bayangan itu menghilang, seungmin masih terpaku dengan pikirnya yang melayang entah kemana, hingga ia tersadar oleh teriakan keras changbin diruang tv, seungmin pun bergegas keluar kamar dan menghampiri changbin yang sedang menangis sambil memegang kepalanya dan menarik narik rambutnya sendiri.

broken compass ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang