59. Perkelahian

1.2K 78 8
                                    

Nada tidak masuk sekolah. Dan itu membuat Ito juga tidak semangat untuk ke sekolah. Pasti Nada sekarang masih merasa sedih, dan Ito tahu itu.

Laki-laki dengan seragam putih abu-abu itu, melajukan motornya di atas rata-rata. Sedari tadi mukanya terlihat masam, tidak ada niatan sama sekali untuk mencetak senyuman.

Setelah motor Ito, terparkir rapih di parkiran, ia segera melangkahkan kaki panjang menuju kelas. Mungkin benar Ito sekarang berada di sekolah, tapi pikirannya selalu ada pada Nada.

Saat Ito sudah masuk ke dalam kelas dan menduduki bangkunya, Cemeng yang duduk di pojokan sedang serius berkutat pada game mobile legendsnya.

"Mabar yuk To," ajak Cemeng tanpa melirik ke arah wajah Ito yang sedang ditekuk.

"Ogah," balas Ito sekenanya.

"Tumbenan lu ogah," titah Cemeng sambil melirik wajah Ito perlahan. Melihat wajah Ito masam, Cemeng jadi tersenyum sesaat.

"Lo kenapa lagi sih To, mikirin Nada? Udahlah lupain aja, cari cewek baru juga banyak yang lebih cakep dari dia," Cemeng menyeringai, lantas emosi Ito malah semakin bertambah.

Ito mencengkram kerah Cemeng hingga dia bergidik ngeri. "Bacot lo bisa gak lebih lo jaga?" titah Ito penuh penekanan.

Nyali Cemeng menciut. Sepertinya ia telah salah bicara tadi. "Sori To, gue cuma bercanda," dengus Cemeng dengan suara bergetar.

Ito membuang napas kasar sembari melepaskan kerah baju Cemeng. Sebenarnya ia tidak ingin emosi seperti ini, tapi ketika mendengar nama Nada tiba-tiba perasaan sensitif dalam hati Ito mulai meneruah.

Cemeng bernapas dengan tersenggal-senggal. Jujur ia takut melihat Ito apalagi sorot matanya yang mematikan.

"Kalau ada masalah cerita To, jangan malah lo lampiasin ke gue." Cemeng bicara dengan terengap.

Ito menyorot Cemeng dengan tatapan sendu. Ia juga merasa bersalah karena tidak dapat mengontrol emosinya.

"Sori Meng, gue gak maksud gitu, tapi masalah ini bener-bener bikin gue jadi emosional," celetuk Ito membuat Cemeng menyipitkan mata memandangnya.

"Emosi? Kenapa? Nada dijodohin sama orang tuanya atau Nada mau tunangan sama orang lain?" Cemeng menebak asal.

"Kevin hampir nglakuin hal yang sama ke Nada kaya yang dulu pernah dia lakuin ke Sybil, Meng."

"Anjing," tanpa sadar Cemeng mengumpat. Ia merasa tertohok dengan apa yang Ito ucapkan.

Cemeng tahu hati Ito benar-benar hancur karena itu. Jika dulu waktu Ito suka dengan Sybil dia bisa menerima dengan lapang dada, karena memang jelas-jelas pergaulan Sybil yang salah. Namun, untuk sekarang ini Nada si gadis poloslah yang menjadi korban. Cemeng ikut sedih. Ia tahu betul jika sohibnya itu sangat mencintai gadis itu.

"Tapi untung semuanya belum terjadi Meng, karena saat itu gue dateng tepat waktu buat nolongin Nada," lanjut Ito dengan suara lirih.

Cemeng menepuk pelan bahu Ito menenangkan. "Sabar ya To," titahnya hati-hati.

***

Bel istirahat berbunyi. Cemeng dengan senyum sumringahnya mengajak Ito ke kantin. Namun, Ito enggan. Ia tidak mau kemana-mana, dari pada moodnya akan jadi lebih hancur dari ini.

Cemeng terus memaksa. Katanya Ito harus keluar agar tidak terus-terusan memirkan masalahnya. Dengan malas Ito menurut, lalu mereka berdua bergegas pergi ke kantin biasa.

Sekarang mereka telah berada di kantin mbak Mini. Cemeng segera menempatkan dirinya duduk di kursi panjang, diikuti oleh Ito di depannya.

"Mau makan apa To?" tanya Cemeng.

Lagu untuk Nada [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang