Aku Han Jaemi, seorang bidan muda yang ditugaskan di desa Omelas, anggap saja mungkin aku sedang sial, karna niat awalnya aku mendaftar penjadi PNS dan berharap di tempatkan di kota besar dan bisa mendapatkan gaji besar, tapi yah takdir membuatku harus terbang jauh ke pelosok, ke desa Omelas yang sangat jauh dari Seoul.
Kuharap desa ini bisa bersahabat denganku, setidaknya penduduknya ramah dan mungkin memiliki beberapa pria tampan untukku jadikan pendamping hidup hehehe.
Butuh waktu 3 jam menggunakan kereta dan dilanjutkan dengan mobil selama 4 jam untuk mencapai desa Omelas, sungguh perjalanan yang melelahkan ditambah lagi bawaanku yang banyak, sebenarnya barang pribadiku hanya 1 koper sisanya adalah perlengkapan medis yang ku butuhkan untuk menjalankan tugas di desa ini.
Begitu sampai di desa ini aku di sambut oleh pemandangan beberapa orang yang sedang mengurus sawahnya, desa ini dikenal dengan hasil pertanian dan peternakannya sehingga wajar jika hampir sebagian penduduk disini merupaka petani atau peternak.
Mobil yang membawaku berhenti di sebuah pendopo berukuran sedang yang terletak di tengah-tengah desa, lalu aku turun dan megeluarkan barang-barangku, setelah memberikan uang kepada sopir, aku menghela napas sebentar,sambil menerima kenyataan bahwa sekarang aku sudah berada di tengah desa asing yang belum pernah kudatangi dan aku seorang diri disini membuat perasaan takut dan khawatir mendadak menghampiriku.
'Baiklah Han Jaemi sadarlah, sekarang kau sudah menjadi Bidan, bukan mahasiswa lagi, dewasalah dan lakukan semua ini seperti yang sudah kau pelajari'. Dengan pemikiran positif ini aku berhasil menghilangkan perasaan takut dan khawatir dari dalam hatiku, dan sebagai langkah awal aku harus menyapa para warga disini dan segera menemui kepala desa disini.
Aku menyapa seorang polisi muda yang kebetulan sedang lewat. "Annyeong Haseyo!" polisi itu menatapku dengan mata besarnya dan ya Tuhan, kenapa polisi itu begitu manis dan imut tapi memiliki badan kekar dan berotot .
"Annyeong Haseyo! Ada yang bisa dibantu?" aku terdiam sebentar masih terpana akan mata doe milik si polisi hingga suara deheman dari si polisi kembali menyadarkanku..
"Nde, aku Han Jaemi, bidan yang ditugaskan disini, apa kamu tahu dimana rumah kepala desa?" aku memperkenalkan diri dengan sopan, sekarang aku harus menjadi bidan yang professional.
"Ah, jadi kamu orangnya, warga desa sangat antusias dengan kedatangan bidan ke sini, mari aku antarkan ke rumah Bang Sihyuk-Nim." polisi manis itu lalu membantuku menuju rumah kepala desa dan berbaik hati membantuku membawa koper-koper ku.
"Siapa namamu? Apa kamu polisi disini?"
"Ah maaf aku lupa memperkenalkan diri hahaha, Jeon Jungkook imnida," astaga dia tertawa dengan manisnya, aku bisa jatuh cinta jika terus seperti ini.
"Aku polisi paling dipercayai di desa ini hahaha" seharusnya ada yang melarang polisi ini untuk tertawa dengan manisnya seperti itu, sebuah perbuatan ilegal dan sangat berbahaya untuk kesehatan jantungku.
"kau terlihat sangat muda untuk menjadi polisi"
"Well, aku cukup pintar,kuat dan berbakat untuk menjadi polisi, kupikir kita seumuran, umurmu berapa?" apakah matanya memang seperti itu? Selalu memancarkan aura polos yang membuatku gemas sekali.
"Aku 21 tahun"
"Aku juga 21 tahun" lalu dia tersenyum menunjukan 2 gigi kelincinya, yaampun dia bisa membuatku gila dengan segala ke imutannya.
Dari pendopo desa menuju rumah kepala desa hanya berjarak 15 menit, dan akhirnya kami sampai di sebuah rumah bergaya tradisional sederhana dengan halaman yang luas. Ini adalah rumah Bang Sihyuk si kepala desa. Jungkook memanggil kepala desa dan tak lama seorang pria dengan tubuh tambun, dan memakai kacamata keluar dari dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMELAS
FanfictionDesa Omelas dari sudut pandang Han Jaemi. Bidan yang ditugaskan di desa itu. Perjuangan Han Jaemi meningkatkan kesehatan ibu dan anak di desa Omelas dibumbui kisah asmara 7 pemuda tampan desa Omelas cover by: weheartit