07

94 9 2
                                    

Hanya tersisa isakan yang membuat bahu Chae Rin naik-turun. Masih hening, tak ada kata-kata yang Jimin lontarkan pada Chae Rin, membiarkan gadis disampingnya tenang dan lebih nyaman bahkan walau tanpa kata. Jimin paling mengenal Chae Rin melebihi siapapun didunia ini, dan yang paling mencintai Chae Rin meskipun gadis itu sama sekali tak pernah tahu hal itu.

"Jim..."

Pada akhirnya gadis itu berhenti terisak. Berbicara dengan nada parau sambil menaikkan wajahnya. Jimin melepas rangkulannya, menyanggahkan wajahnya pada salah satu telapak tangan yang tertompang di pahanya.

"Sudah?"

Chae Rin mengangguk. "Terima kasih."

Jimin tersenyum sambil mengacak halus puncak kepala Chae Rin. "Chae Rin..."

"Apa?"

"Tolong jangan pernah menangis lagi."

Chae Rin menatap sendu pada Jimin, "Kau bosan ya?"

Jimin menggeleng, "Bukan itu."

"Lalu?"

"Lihat celanamu! Penuh ingus, Jorok! Hahaha..."

Chae Rin menunduk dan ya, dia membasahi celananya memang, tapi tentu bukan seperti yang dituduhkan Jimin padanya. Maka tangan Chae Rin dengan sigap mencubit lengan penuh otot milik pria manis disampingnya itu.

"Dasar!"

Jimin terkekeh, senang sekali rasanya melihat gadis itu sudah kembali ke dirinya sendiri.

*****

"Kau datang juga, Jin!" ucap Namjoon sambil melebarkan kedua tangannya. Bahagia karena pada akhirnya kekasih hatinya luluh dan datang padanya.

Seokjin memilih duduk di sofa berseberangan dengan pria berlesung pipi itu.

"Aku sudah muak denganmu, Kim Namjoon! Aku bukan gay lagi. Aku sudah berubah. Kau juga harus berubah. Mari kita menjadi sahabat dan rekan bisnis saja!" tegas Seokjin mendapat kekehan pelan dari sang pemilik nama, Kim Namjoon.

"Lucu sekali kau, sayang. Berubah katamu? Sejak kapan? Kenapa? Wanita mana? Hei.. Jangan bercanda. Aku tahu siapa kau. Putra dari seorang Tuan Kim yang dibesarkan sejak bayi oleh pasangan gay. Lucu sekali rasanya mendengar kau katakan bahwa kau sudah berubah."

"Aku serius."

Namjoon menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kau sudah berselingkuh ya dariku? Pria mana? Katakan padaku. Akan ku habisi dia sampai mampus!"

"Sudah ku katakan aku sudah normal, Namjoon-ah.. Kenapa kau tidak mau mengerti?"

"Siapa gadia itu?"

"Yoon Chae Rin." Nama itu terlontar dari bibir Seokjin, bukan tanpa alasan. Pertama, Seokjin tahu gadis itu menatapnya dengan kagum. Gadis itu akan mudah didapatkan kan? Kedua, kalaupun Namjoon mau menghancurkan gadis itu, sungguh tak masalah baginya. Karena bagaimanapun dia tidak suka gadis itu menempel pada Jeon Jungkook, orang yang dia sukai.

"Seperti cukup familiar kedengarannya
Kalau begitu tunjukkan padaku wanita itu. Maka aku akan percaya padamu."

"Dan mengakhiri hubungan kita?"

"Iya. Kita akhiri semuanya," sahut Namjoon dengan sorotan mata tajam. 'Semuanya... Termasuk mengakhiri Emerald,' batinnya.

Namjoon segera bangkit, muak melihat penolakan dari Seokjin. Namjoon sendiri orang yang sangat membenci sebuah penolakan. Dia bersumpah akan membalas penolakan itu, lagi-lagi merapalkan dalam hatinya bahwa dia akan membuat Seokjin menyesal dan memohon padanya.

Heirs in the trap || Kim Seokjin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang