Save me

5.4K 651 20
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry For typo






Jimin sudah berada di depan sebuah rumah yg akan ia tempati untuk beberapa tahun kedepan selama ia kuliah, dan pilihannya adalah tinggal di rumah atap meskipun rumah atap yg di persiapkan appanya terlihat sangat mewah.

Jimin di temani taehyung turun dari mobil lalu memasuki rumah kediaman jimin, taehyung memperhatikan setiap ruangan dalam rumah tersebut, menakjubkan adalah kata-kata paling pas untuk mengungkapkan keadaan saat ini.

"Sangat nyaman honey"

"Nde daddy, akhirnya aku bisa menghirup udara segar"

"Tapi kau tetap dalam dekapan ku arra??"

"Ndeeee... dasar pemaksa"

"Kau ingin istirahat atau ingin berkencan denganku dan yoongi?"

"Kau ingin pergi?? Sekarang??" Jimin mempoutkan bibirnya.

"Jangan bersikap menggemaskan honey, mau ikut?"

"Anni... aku mau membereskan semua barang-barang"

"Barang yg mana lagi?? Semua sudah beres"

"Ada beberapa koleksi pribadiku"

"Aahh... baiklah, kalau ada sesuatu segera call daddy"

"Ndeeee"

Taehyung mengecup pipi jimin lalu berpamitan pergi setelah mengantarkan jimin ke rumah barunya. Jimin menatap kepergian sang sahabat.

Jimin menata barang-barang pribadinya di dalam kamar, buku novel dan mainan kesukaannya di letakan sesuai seleranya. Boneka-boneka koleksi terbaru milik jimin juga menghiasi tempat tidurnya

"Selamat datang masa depanku" jimin mengucapkan kata-kata tersebut untuk kemenangan yg di dapatkannya.

Sementara di luar rumah tersebut sudah ada 10 orang suruhan appanya yg di beri tugas menjaga sang anak dari kejauhan, mereka bisa melihat kegiatan jimin dengan leluasa dari kejauhan kecuali di kamar mandi dan kamar pribadinya.

*Mommy is calling

'Eommaaaa!'

'Yaa!! Kau ingin merusak gendang telingaku? Otte kau suka??'

'Mian eomma, ndeee suka sekali gomawo Mr. Park'

'Jaga dirimu dan jangan melakukan apapun yg akan membuatku cemas'

'Ndeee, kenapa terus memarahiku??'

'Aku bukan sedang marah! Aku khawatir, kau itu darah dagingku.. aahh dasar anak tidak tahu diri'

'Appa stop! Bahkan ketika tidak di rumah pun kita akan selalu bertengkar???'

'Apa kita terdengar seperti bertengkar??'

'Masa bodoh, kunno!'

Sambungan telpon terputus, jimin membanting hp nya sembarangan lalu melepaskan penatnya dengan mencoba memejamkan mata.

"Anak nakal! Aku yg menelpon kenapa dia yg memutuskan telponnya, ingin ku jitak saja kepala bodonya itu" Tuan seokjin berbicara sendiri

"Apa anakku kelihatan bahagia?" Appa jimin mulai berbicara serius kepada seorang pelayan yg sedari tadi sudah berdiri di hadapannya.

[END] Blood, Sweat & Tears [JIKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang