'Ka, bawa earphone, kan?'
Begitu pesan singkat yang kuterima malam ini, dari siapa lagi kalau bukan Ray. Ray, temanku. Tapi rasanya hati ini kerap inginkan lebih. Tersenyum, menghela nafas sejenak, lalu aku pun berdiri. Earphone yang sejak tadi pagi bersemayam di dalam tasku, kuraih. Kembali aku duduk di undakan pinggir balkon. Aku tancapkan earphone-ku, lalu aku lirik sejenak jam di atas kanan layar, 20.14. Dan aku kirimkan balasan, 'iya, kenapa?'
'Pasang. Aku telpon, ya. Ingin cerita. Tapi kamu diam saja, jangan bersuara. Janji?'
Janji, kata hatiku.
Dan disanalah aku. Di undakan pinggir balkon rumah tanteku, menghirup angin malam Jogja, sambil terdiam mendengarkanmu bercerita. Tentang rasa sukamu padaku yang kamu sembunyikan selama ini.
Aku? Aku tepati janjiku, diam sampai kamu menutup telepon.
YOU ARE READING
Reminisce
RomanceSatu benda kadang memiliki banyak fungsi. Seperti kata yang memiliki banyak makna. Atau seperti cerita yang memendam banyak luka.