Jinhwan dan Bobby segera membawa Hanbin ke rumah sakit dalam perjalanannya mereka sibuk dengan pikiran masing-masing Bobby yang memegang kemudi dengan kalut dan Jinwan di kursi sampingnya yang sesekali mengumpat saat ada mobil yang menghalangi mereka. Hanbin sudah mendapat penanganan pertama di ambulan, mereka hanya mengikuti dengan mobil Bobby di belakang ambulan.
Hanbin segera dilarikan ke ICU begitu tiba disana. Bobby benar-benar kalut, ia takut hal buruk akan menimpa Hanbin sungguh ia tak sanggup. Mungkin memang benar Bobby bosan dengan Hanbin tapi jika untuk kehilangan, jujur Bobby tak sanggup. Apalagi jika dengan cara yang seperti ini, kenapa pula orang yang dicintainya begitu bodoh dan melakukan hal seperti itu. Di tengah kekalutannya seseorang meraih kerah kemejanya. Jinhwan, rasanya ia benar-benar ingin memukul Bobby sekarang.
"Apa yang terjadi?!!!"
"Hyung aku sama sekali tak tau"
"Kau pasti penyebabnya, CEPAT KATAKAN!!"
"AKU JUGA SAMA PANIKNYA DENGANMU!!" Jinhwan melihat kedua iris Bobby, benar Bobby sedang kalut sama sepertinya. Jinhwan melepaskan kerah Bobby dengan kasar.
"Apa Hanbin tak pernah bercerita padamu hyung?"
"Tidak, dia masih seperti biasa. Kau tau di begitu tertutup. Tapi aku merasa ada yang salah saat melihat tatapannya."
"Apa mungkin tentang keluarganya"
"Ku rasa tidak, walaupun berat dia sudah bertahan dengan keadaan itu sejak remaja bahkan pernah lebih buruk"
"Maksudmu?"
"Bukan hanya dipandang rendah bahkan dia pernah dibully dengan kejam di sekolah usai ayahnya dituduh korupsi"
Bobby terdiam, ia tahu banyak tentang Hanbin. Tentang kekasih tercintanya itu, walau tak terlalu mendetail. Tapi sebagian besar ia tahu, karena ia memang mencintai Hanbin. Walaupum akhir-akhir ini hubungannya sedang memburuk, tetap saja mereka pernah begitu membara dalam mencintai.
****
Hanbin itu indah, siapa yang bisa mengelaknya
Dia seperti kotak pandora. Cantik tetapi misterius. Ia memiliki beragam sisi menarik yang membuatmu ingin mengenalnya lebih dan jatuh pada pesonanya. Tapi nyatanya kau tak akan benar-benar mengenalnya karena Hanbin sendiri tak tau siapa dan bagaimana dirinya sendiri. Apa kau juga tau siapa sebenarnya dirimu sendiri?
Hanbin seorang mahasiswa akhir sastra yang sudah mencintai dunia pena sejak sekolah menengah. Ia menulis kisah yang indah sambil berharap skenario itu bisa terjadi dalam hidupnya.
Dia ceria, terkesan bodoh di depan orang lain. Ya di depan orang lain, tak ada yang tau bagaimana jika sendirian. Dia meninggalkan rumah dan hidup jauh dari keluarganya setelah ayahnya terjerat kasus korupsi, bukan berarti dia anak yang buruk. Justru itu adalah permintaan ibunya, ibunya ingin melindungi mimpinya sebagai seorang penulis. Hanbin sudah mengalami hidup yang berat sejak saat itu, keluarganya yang bangkrut dan berakhir tinggal di basement, dibully di sekolah dan tak memiliki teman satu-satunya penyemangatnya ada Kim Hanbyul adik tersayang. Ia akhirnya pergi ke Jeju ke rumah pamannya yang merupakan ayah Jinhwan. Hingga ia memutus kembali kuliah dan tinggal di Seoul bersama Jinhwan.
Hidupnya di Seoul tak juga banyak berubah, kuliahnya memang berjalan lancar tapi ia harus pontang-panting mencari waktu untuk belajar disela kerja paruh waktunya untuk terus bertahan hidup. Hingga akhirnya dia mendapat kesempatan menjadi asissten dosennya juga seorang penulis untuk mewawancarai musisi rapp underground bernama Bobby. Tak lama setelah itu Hanbin juga menjadi seorang penulis pada kantor penerbit yang sama dan merilis bukunya. Setidaknya keuangannya lebih baik.
Bobby, satu kata untuknya "Menarik"
Dari luar saja kau bisa mengenalnya, dia transparan. Tipikal badboy yang mudah menarik mangsa. Tanyakan saja pada setiap orang yang bertemu dengannya, bahkan jika hanya berpapasan di jalan semua pasti setuju dengan gelar Badboy untuk Bobby. Liat aja telinganya yang bertindik, celana jeans sobek terkadang ia memakai kalung hip hop tipikal rapper sekali bukan. Apalagi seorang rapper underground, alkohol, rokok, klub malam bahkan mungkin jalang bukan hal asing untuk Bobby. Sama, itulah yang pertama kali Hanbin liat ketika bertemu Bobby.Namun seiring intensitasnya bertemu Bobby saat wawancara, prasangkanya tak seburuk dulu. Bobby itu ternyata hangat dan lucu. Mungkin lebih bisa disebut ceroboh. Bobby begitu ceroboh hingga ponselnya dan Hanbin pernah tertukar, disitulah awal dari hubungan mereka bermula.
****
Kembali pada ruang tunggu di ICU, tak ada yang berubah. Dokter yang menangani Hanbin masih di dalam, mereka -Bobby dan Jinhwan- masih menunggu dengan cemas hingga seseorang yang berlari memecah keheningan mereka. Chanu datang dengan nafas terengah.
"Hyung, bagaimana dengan Hanbin hyung?"
"Entahlah, dokter masih belum keluar"
"Bagaimana bisa?!"
"Entahlah, dia sudah seperti itu saat aku sampai di apertemennya"
"Aku tak tahu Hanbin hyung bisa sebodoh itu"
Chanu ikut menunggu dan duduk di samping Bobby, dia tak berani mengajak Bobby bicara walau hanya untuk menyapanya sekalipun, ekspresi Bobby begitu suram. Sebenarnya Bobby sedang berpikir dan menyalahkan dirinya. Ia takut bahwa penyebab semua ini adalah dirinya, maksudnya adalah semalam. Saat teejadi kesalah pahaman antara Mino, Jisoo dan Bobby sendiri. Yang Bobby tahu Hanbin kini tengah berjuang antara hidup dan mati. Antara waktu dalam hidupnya sendiri dan antara waktu yang mereka lalu bersama. Hidup Hanbin ada di 'antara'. Antara di setiap kemungkinan.
Tak lama setelah itu, perawat yang menangani Hanbin keluar.
"Siapa disini yang merupakan wali dari pasien Kim Hanbin?"
"Saya, Kim Jinhwan. Dia sepupu saya, kami hidup sendiri di Seoul"
"Mari ikut saya menyelesaikan administrasi, setelah itu anda bisa ke ruangan dokter. Pasien Hanbin belum sadar, tetapi sudah boleh dijenguk. Sebentar lagi jam besuk habis, kalian boleh menjenguknya lebih lama besok pagi."
Perawat itu pergi bersama Jinhwan, sedangkan Chanu dan Bobby menunggu dokter yang menangani Hanbin untuk keluar agar bisa segera melihat Hanbin.
****
Tokk.. tokk.. tokk
Jinhwan mengetuk sebentar pintu ruangan Dokter Dong Youngbae sebelum masuk. Setelah itu dia duduk di hadapannya untuk mengetahui kondisi Hanbin.
"Pasien Kim Hanbin mengalami overdosis obat tidur, apalagi dia mengkonsumsinya bersamaan dengan bir. Kadar obat yang kami temukan 8 kali lebih besar dari dosis normal. Sepertinya pasien Kim Hanbin telah lama mengkonsumsi obat tidur selain itu kondisi tubuhnya sedang stress berat hingga percernaanya terganggu. Daya tahan tubuhnya memburuk ditambah nafsu makannya terganggu, melihat kondisinya seperti ini kami sarankan pasien Kim Hanbin juga mendapat penanganan secara psikologis"
Seketika dunia Jinhwan serasa runtuh. Ia tahu Hanbin memang tertekan, tapi ia tak tahu kondisinya akan separah ini. Hanbin selalu terlihat ceria ditengah masalah yang menimpanya, sehingga Jinhwan pikir Hanbin telah menjadi lebih kuat seiring berjalannya waktu. Nyatanya apa? Hanbin mengkonsumsi obat tidur? Sejak lama? Dan sekarang berniat bunuh diri? Yang benar saja, Jinhwan sama sekali tak pernah berpikiran tentang hal itu. Membayangkan saja ia tak berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time, Love, and Death [DoubleB] Bobby X Hanbin
FanficAku menulis untuk Waktu Aku menulis untuk Cinta Aku menulis untuk Kematian Aku tak mengharap sebuah balasan tapi akan ku cari sebuah jawaban Started on 20/07/2018