24. Oh ternyata

3.6K 158 16
                                    

Yang kangen bang Alvin siapaa?!
Gaada?
Yaudah😌

Karamel melenguh pelan lalu mengerjapkan kedua matanya, menyesuaikan cahaya matahari yang masuk lewat celah jendela kamarnya. Kemudian ia menatap ponsel yang masih ada digenggamannya semenjak semalam. Dia menunggu pesan dari Alvin hingga ketiduran.

Namun lagi-lagi ia hanya bisa mendesah kecewa saat tidak ada notice satupun dari cowok itu. Membuang rasa gengsinya, Karamel kembali mencoba menghubungi cowok itu dengan cara menelfonnya. Bukannya suara Alvin yang didengar, Karamel malah mendengar suara mbak-mbak operator disana.

"Lo kemana sih, Al?" Teriak Karamel kesal.

Bagaimana tidak? Sejak kemarin malam cowok itu tidak ada kabar, bahkan sampai sekarang ponsel nya tidak bisa dihubungi. Membuat Karamel sudah mencak-mencak dipagi hari.

***

Karamel menatap tanpa minat makanan dihadapannya. Saat ini ia tengah sarapan bersama kedua orang tuanya sebelum mereka berangkat bekerja.

Sarah berjalan lalu meletakkan segelas susu coklat di hadapan Karamel. Menatap putrinya yang sedari tadi diam tidak menyentuh makanannya sedikitpun.

"Kok gak dimakan? Biasanya kamu suka pancake buatan mama" tanya Sarah halus.

Tatapan Karamel lalu jatuh pada pancake dihadapannya. Sudah sangat lama rasanya ia tidak memakan pancake buatan Sarah yang menjadi favoritnya. Namun, pikirannya kini hanya tertuju pada Alvin membuatnya tak berselera makan pagi ini.

Tak ingin membuat Mamanya kecewa, Karamel memotong kecil pancake tersebut lalu menyuapkan kedalam mulutnnya.

"Karamel suka kok" sahut Karamel seraya tersenyum menatap Sarah, membuat wanita itu ikut tersenyum.

"Oh iya, bagaimana kabar Alvin? Sudah lama papa tidak bertemu dengan nya. Kalian masih pacaran kan?" tanya Bagas lalu meminum kopi buatan sang istri.

Karamel menelan pancake yang ada dimulutnya dengan susah payah sebelum menjawab pertanyaan papa nya.

"Alvin baik kok, Pa. Karamel juga masih pacaran sama Alvin"

"Kok dia gak ikut kamu kesini sih, Ra? Kan bisa sekalian ketemu mama papa. Udah lama lho mama sama papa gak ketemu sama Alvin" ujar Sarah yang duduk dihadapan Karamel.

"Alvin itu Ketua OSIS, Ma. Mana mau dia bolos cuma karna ikut Kara kesini"

'Kalaupun mau udah ada disini dia' sambung Karamel dari dalam hati.

"Bagaimana sama penawaran Papa semalam?" ucapan Bagas kembali membuat Karamel mendengus kesal.

"Pa, Kara males bahas ini"

"Kamu harus segera memutuskan supaya Papa bisa mencari Universitas yang terbaik buat kamu"

"Emang nya Kara bisa nolak? Tanpa persetujuan Kara pun, Papa pasti juga akan maksa Kara buat kuliah disini"

"Papa anggap kamu menjawab iya"

Karamel mendengus malas lalu menggerutu dalam hati. 'Serah dah serah, bodo amat gak denger'

***

Alvin hampir saja memekik kesenangan setelah ponselnya kembali menyala. Selama berjam-jam ia mencoba memperbaiki ponsel tersebut akhirnya berhasil.

Tanpa membuang waktu lagi, Alvin segera mencari kontak Karamel dan menghubungi gadis itu. Karna jujur, Alvin juga merindukan pacar bawelnya itu.

Because I Love You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang