Tak ada salahnya menaruh hati pada seseorang, yang salah itu mengambil hati seseorang tanpa bertanggung jawab ~unknown
"Pagi, yah" sapa Irene pada Ayahnya yang sedang menyantap sarapan di dapur bersama Devin.
Merasa diabaikan Devin mendelik kesal. "Gue gak di sapa, nih?"
"Lo siapa ya?" Jawab Irene pedas.
"Sudah, jangan bertengkar. Irene hari ini Ayah mau ke kebun teh ketemu kang Asep, kamu jangan kemana-mana, ya. Disini aja sama Devin."
Pinta Ayahnya membuat Irene menjadi malas. "Iya, yah"
Irene menyantap sarapan pagi-nya dengan perasaan sebal. Karna ia ditinggalkan dengan seorang yang sedang dia hindari, Devin.
"Rin, main sepeda yuk!"
"Gak mau"
"Ke kebun teh? Mau?"
"Males"
"Ke taman belakang?"
"Bosen"
"Ke danau?"
"..."
"Kok diem? Mau gak ke danau?"
"Gak tau"
Devin menautkan alisnya. "Kok gak tau?"
"Bawel banget si lo!"
"Ya udah kalo gak mau. Gue pergi ke danau sendiri aja"
"Ya udah sana! Siapa juga yang mau ikut"
***
Devin menarik napasnya dalam-dalam. Merasakan udara sejuk Bandung yang menusuk hidungnya. Membuatnya merindukan sepercik kenangan di masa lalu.
Sudut bibirnya mulai naik ke atas, Devin mengulum senyum begitu melihat danau yang tidak pernah berubah oleh waktu.
Meskipun kini, raganya sudah sangat berbeda dari beberapa tahun yang lalu. Tetapi, danau itu justru seperti menarik kembali Devin pada masa lalu, yang selalu ada di ingatannya.
Memang tak berubah, sama seperti perasaannya pada Irene. Tidak pernah berubah.
Devin selalu merasakan jatuh cinta pada Irene, berkali-kali. Hingga waktunya dia sadar bahwa Irene adalah cinta pertama-nya. Yang justru jadi bahan taruhannya dengan anak genk motor.
Kesalahan di masa lalu terus memukuli dirinya. Merasakan perasaan bersalah yang tiada henti, cukup membuat Devin sedikit tertekan.
Tetapi ia lebih sadar, bahwa tak setiap hidup berjalan mulus. Dan tak setiap cinta berjalan indah. Ada saatnya dia membuat kesalahan atau justru menerima kesalahan.
Danau yang menjadi saksi bisu saat Devin merasakan jatuh cinta. Dan juga danau yang menjadi tempat dimana dia patah hati ini, tetap menjadi objek favoritnya.
Hingga ia teringat pernah membawa Irene ke sebuah danau di Jakarta. Dan menyaksikan senja bersama. Devin selalu berharap hal itu bisa terjadi kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story [SLOW UPDATE]
Teen FictionTerkadang kita hanya bisa berimajinasi, tanpa bisa mewujudkannya. Dan kita hanya bisa berekspetasi tanpa bisa merealitakannya. Apalagi sampai kita berharap bahagia ternyata kecewa yang kita terima. ❤Happy reading guys❤