Part23

19.7K 970 3
                                    


Gak ada sahabat yang benar-benar tulus, karena manusia gak pernah puas sama apa yang mereka dapatkan!

-Agatha

"Dan bukan cuma Aria yang gue bawa kesini, tapi.." ucapan Agatha sengaja digantung untuk membuat Gara binggung.

"Nadya" ucapnya lalu dua dari anggotanya membawa Nadya ke dalam gudang.

Kayaknya Agatha sudah tahu kelemahan Gara, yaitu pilihan. Gara akan sangat binggung jika ia menghadapi sebuah pilihan.

"Gue tau kalo lo gak suka pilihan, well sekarang disini lo harus memilih" ucap Agatha benar-benar tahu kelemahan Gara.

Gara benar-benar binggung, disatu sisi ia sangat menyayangi Aria tapi disisi lain ia juga menyayangi Nadya sebagai sahabat.

"Waktu lo lima detik dari sekarang!" ucap Titan mengambil alih.

"5"

"4"

"3"

"2"

"Sa.." ucap Titan sengaja memperlambat agar Gara langsung memberi pilihan.

"G-gue.."

Gara binggung, jika ia memilih Aria, Nadya lah yang akan mati tapi jika ia memilih Nadya, Aria lah yang akan mati.

Ia tak mau kehilangan orang yang paling berharga di hidupnya.

"Gak ada sahabat yang benar-benar tulus, karena manusia gak pernah puas sama apa yang mereka dapatkan!" ucap Agatha biar membuat Gara binggung untuk memilih.

"Lo ambil gue, tapi mereka berdua balik!" ucap Gara memberikan apa yang mereka mau.

"Lo bunuh Gara, kita semua juga harus lo bunuh!" ucap Dimas dan yang lainnya.

"Ini baru namanya temen, hebat" Titan bertepuk tangan mendengar ucapan Dimas dan teman Gara yang lainnya.

"Tapi gue maunya lo milih!" Agatha bersikeras menyuruh Gara memilih.

"Gue.. milih" Gara menggantungkan ucapannya.

"Lama lo!" teriak Titan dari sebrang sana lalu ia menampar pipi Aria dan Nadya.

Gara yang melihat aksi yang dilakukan Titan pun langsung menyuruh semua teman-temannya melawan dan menghajar habis Titan.

Terjadi aksi berantem yang cukup mengurus tenaga dan banyak mengeluarkan darah. Aria dan Nadya hanya bisa melihat aksi berkelahinya tanpa bisa bergerak.

Nadya langsung menyuruh Aria mendekatkan kursinya dan membantunya melepaskan tali yang ada di tangannya. Setelah itu Nadya melakukan yang sebaliknya.

Saat Aria dan Nadya ingin kabur, ternyata Agatha melihatnya. Dengan segera ia mengambil pistol dan ia tembakan ke salah satu dari mereka.

Doorrr

Gara yang mendengar suara tembakan tersebut pun mengalihkan pandangannya termasuk semua yang berkelahi tadi.

"Sejak kapan mereka punya senjata?" tanya Aldo disaat keadaan genting seperti ini.

"Mana gue tau tol" ucap Dimas menjawab pertanyaan Aldo.

"Kasar lo cot" ucap Aldo.

Agatha yang telah berhasil menembak mengenai sasarannya pun menjatuhkan senjata ia pakai dan pergi berlari meninggalkan gudang.

"NADYA!!" teriak Gara ketika melihat Nadya lah yang tertembak.

Gara segera berlari menghampiri mereka, ia kemudian mengangkat tubuh Nadya sudah dipenuhi darah. Lalu segera membawa pergi menuju Rumah Sakit terdekat.

Sedangkan geng Triyal yang lainnya, memilih untuk kabur dari gudang tersebut. Aria yang melihat Gara lebih mengawatirkan Nadya pun sedih.

Aria sebenarnya ingin Gara menghampirinya dan meminta maaf tapi alur yang terjadi tak sesuai dengan harapannya.

Lalu ia menangis di dalam gudang sendirian bersamaan dengan angin yang masuk.

"Kenapa lo nangis?"

Aria yang kaget mendengar suara tersebut pun mendongakkan kepalanya ke atas melihat siapa pemilik suara tersebut.

"Lo sedih karena Gara lebih milih Nadya?" tanya Rega yang tahu jalan pikir Aria.

"Kalo iya berarti lo egois" ucap Rega malah memperkeruh keadaan.

"G-gue.." ucap Aria terisak-isak.

"Ayo gue anter lo pulang" Aria pun menerima ajakan pulang Rega.

Kali ini ia percaya Rega tidak akan berbuat yang aneh-aneh. Karena selama ia disekap di gudang Rega lah yang slalu memberikan makanan maupun minuman kepadanya.

***

GARA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang