Bagian 7

37.8K 2.3K 157
                                    

Ting...

Suara lonceng cafe terdengar membuat Bagus yang sedang menunduk menatap ponselnyapun mengangkat pandangannya dan menatap kearah suara, yang di tunggu telah datang tapi kenapa bersama Rafa?

Terlihat Aca berjalan kearahnya berdampingan dengan Rafa, entah kenapa Bagus merasa tidak suka. Bagus menolak keras jika itu rasa cemburu tapi Bagus memang tidak suka Aca bersama Rafa alasannya simpel, Rafa bukan lelaki baik-baik. Bagus sudah tekankan jika Aca pantas menjadi adiknya dan sebagai kakak ia tak mau Aca memiliki pengganti yang malah akan lebih menyakiti Aca.

"Maaf lama." Aca duduk di depan Bagus juga dengan Rafa disamping Aca.

Bagus menatap Rafa sinis lalu beralih pada Aca dengan tatapan seriusnya.

"Gue mau ngomong berdua.' ucap Bagus penuh pemekanan.

"Anggap gue patung." jawab Rafa singkat sambil melipat tangan di dada dan menyandarkan punggungnya santai ke sandaran kursi.

"Ca, ini masalah kita."

"To the point Gus, Rafa gak akan ganggu." ucap Aca.

Bagus menghembuskan nafas kesal, Aca ini benar-benar sangat keras kepala. Kapan sih gadis itu tidak keras kepala?

"Mami sama Papi gak tau kalo hubungan kita udah selesai, dan gue mau lo jangan beri tahu mereka." ucap Bagus.

Rafa menegakkan duduknya, ia tak terima! Bagai mana bisa Aca yang sudah putus hubungan dengan Bagus malah harus menutupi hubungannya pada kedua orang tua Bagus. Itu tak adil untuk Aca.

"Gak bisa dang bro, enak aja. Enak di lo gak enak di Aca dong, Aca gak bisa bebas sedang lo sama selingkuhan lo itu."

"Silfi bukan selingkuhan gue, dia pacar gue dan gue mau lo diem. Ini urusan gue sama Aca." sergah Bagus saat mendengar penuturan Rafa.

"Lagi pula gua juga pura-pura didepan mereka." ucap Bagus lalu menatap Aca.

Aca masih terdiam sambil menatap Bagus, harus menyembunyikan hubungannya dari mami Bagus? Yang benar saja, yang ada dirinya dan Bagus akan terus bertemu sedangkan Aca ingin melupakan Bagus. Ini tak baik.

"Gak, gimanapun kita udah selesai Gus!" ucap Aca kemudian.

"Gue tau Ca, tapi ini demi kebaikan Mami sama Papi."

"Terus apa yang baiknya buat gue? Susah lupain lo? Enak liat lo bahagia sama dia? Sorry gus, itu gak menguntungkan buat gue." Aca melipat kedua tangannya didada dan memalingkan wajahnya.

Bagus menggeram kesal, Aca benar-benar tak memahami keadaan.

"Ca, lo inget Mami pernah masuk rumah sakitkan gara-gara kita mau putus? Gue gak mau Mami masuk rumah sakit lagi gara-gara tau kabar ini. Gue mohon Ca, kali ini aja." ucap Bagus memohon.

Aca masih enggan menatap Bagus, tapi benar kata Bagus. Maminya Bagus pernah masuk rumah sakit karna hubungannya dengan Bagus hampir kandas dan jika sekarang Maminya tahu kabar ini lagi maka besar kemungkinan Maminya itu masuk rumah sakit lagi.

"Ca, gue mohon"

"Oke, cuma didepan orang tua kita aja." tandas Aca. "Udahkan? Gue pergi!" Aca berdiri diikuti Rafa dan mereka beriringan keluar dari cafe sedang Bagus masih terduduk disana memandangi punggung Aca yang sudah menghilang dibalik pintu.

Tanpa mereka sadari seseorang sedang memperhatikan mereka dengan kerutan bingung di keningnya tanpa mendengar percakapannya.

…°°•°°…

Betrayal of Love [LENGKAP☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang