Part 9

8.4K 1K 189
                                    


Ciyee..tatap-tatapan 😆😚😚😚

☆☆☆

Laki-laki bersurai cokelat gelap itu menatap kedua bocah yang kini duduk bersebelahan di depannya.

"Kak Guan-"

"Jelasin hubungan kalian apa!" Potong Guanlin tajam sebelum Felix menyelesaikan kalimatnya.

Changbin merasa orang di hadapannya lebih menyeramkan darinya. Sorot matanya saja seperti pedang runcing dan tajam yang bisa melobangi kepalanya dengan sekali tusuk.

Felix berpikir sebentar. Tidak mungkin dia menceritakan jika orang yang duduk di sampingnya adalah seseorang yang sering membullynya.

Bisa-bisa setelah ini Changbin keluar mansionnya dalam keadaan tak bernyawa.

"Anak temen Mamih kak. Mamih nitipin adek sama dia sebelum kakak balik."

Guanlin mengobservasi Changbin dari atas hingga ke bawah.

"Tadi ngapain duduk dengan posisi kayak gitu depan TV? Kalian pacaran?"

Changbin masih diam. Dia tidak tahu harus bicara apa. Aura dark Guanlin terlalu mengintimidasi.

"Ehm..tadi adek nonton film horor. Trus ketakutan. Jadi minta kak Changbin nemenin." Jelas Felix dengan jujur.

Jadi sebelum dia menonton film Despicable Me (Minion), dia menonton Conjuring dulu. Eh malah teriak-teriak sambil nutup mata sendiri di depan televisi. Changbin yang lewat akhirnya menawarkan diri menemani. Sekalian modus. Ehe

"Posisi duduknya kenapa kayak gitu? Kalian pacaran hah?"

Guanlin menanyakan sekali lagi hubungan kedua bocah yang kini menatapnya takut-takut.

"Ish..kak Guan pulang-pulang malah marahin adek. Adek sebel. Balik aja sana ke Kanada."

Ujar Felix kesal lalu berdiri dan berjalan ke arah kamarnya meninggalkan dua orang yang kini menatapnya gemas.

"Lu pacaran sama adek gue?"

Tanya Guanlin memecahkan fokus Changbin memperhatikan Felix yang sudah sampai di depan kamarnya di lantai dua.

"Belum. Kalo kakak ngerestuin, segera." Jawab Changbin dengan lancar tanpa macet.

Guanlin meneliti wajah Changbin sekali lagi.

"Lu serius suka sama adek gue?"

"Serius. Kakak gak usah ragu."

"Ok. Awas kalo lu nyakitin adek gue. Nyawa lu taruhannya."

"Siap Bos." Ujar Changbin sambil berdiri dan pose hormat.

Lalu dia melangkah ingin menyusul Felix.

"Btw, Lucas sering cerita tentang orang yang sering bully adek gue di sekolah. Tolong lu cari tau."

Langkah Changbin terhenti. Detak jantungnya seakan berlomba lari.

Dengan pelan dan memyembunyikan raut takutnya, dia berbalik dan memaksakan senyum.

"Baik kak." Kemudian dia melanjutkan langkahnya menyusul Felix.



☆☆☆




Samuel menoyor kepala Changbin yang kini duduk di kantin sambil mengaduk makanannya tanpa minat.

"Bangsat!"
Ucap Changbin kaget.

"Wow..sans dong. Muka lu kayak orang punya utang yang bakal dirajam besok." Ujar Samuel lalu duduk di hadapan Changbin.

Jeno mengambil duduk di samping Changbin dan Hyunjin di samping Samuel.

"Lu kenapa? Ada masalah?" Tanya Jeno ketika Changbin terdiam lagi dengan muka kusutnya.

"Kakaknya Felix udah balik."

Jeno, Hyunjin dan Samuel menatap Changbin dengan berbagai ekspresi.

"Lu beneran suka sama Felix?" Tebak Jeno. Strike!

Changbin akhirnya jujur dengan anggota geng bobroknya itu. Samuel dan Jeno sih biasa saja. Hanya Hyunjin yang seperti keberatan dengan hal itu.

"Trus ngapain lu bully dia selama ini?" Tanya Hyunjin kemudian.

"Iseng? Nyari perhatian?"
Tebak Samuel sebelum Changbin sempat menjawab.

"Yang kedua lebih tepatnya."

"Lalu, apa masalahnya dengan kakak Felix?" Hyunjin masih penasaran dengan hal yang berhubungan dengan Felix.

"Kemaren gue ke tempat Felix. Ketemu sama kakaknya. Dia minta gue nyari tau orang yang bully adeknya. Trus gue harus gimana? Kan orangnya gue." Cerita Changbin frustasi.

Samuel dan Jeno sudah terbahak membayangkan wajah Changbin saat kakak Felix berbicara seperti itu kepada Changbin.

"Andai gue disana, gue pengen rekam wajah lu. Pasti nista banget. Hahahah."

Ujar Samuel masih belum berhenti tertawa. Hyunjin hanya terdiam sambil tersenyum tipis atau lebih tepatnya ngesmirk.

"Pantes muka lu sekarang kayak gini. Alamat gak direstuin inimah wkwkwkwkwkwk." Samuel ketawa puas.

"Dasar teman setan." Ucap Changbin tajam seraya menoyor kepala Samuel agar berhenti tertawa.

"Lu ngaku aja. Trua minta maaf. Daripada kakaknya tau dari orang lain. Trus Felix gak bisa lu deketin."

Saran Jeno bijak. Tumben gak receh.

Hyunjin hanya sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Lu kok diem aja. Kasih ide kek."
Kesal Changbin ke arah Hyunjin yang pikirannya buyar.

"Eh..gue gak punya ide. Bingung mikirin ulangan jam berikutnya."

Changbin kembali mengaduk makanannya yang sudah tak berbentuk.

"K-kak, diminta guru BK ke ruangannya."

Ujar adik tingkat Changbin lalu berlari pergi setelah mengatakan hal itu. Dia takut melihat wajah seram Changbin.

"Mampus dah gue."















TBC

Aku baik kok 👶

Gak bakal nyiksa Changlix di ff ini 😈

Dua atau tiga part lagi selesai
(Kalo gak kebablasan jadi banyak) 😂

Phobia (?) - CHANGLIX ✔ [Under Revision]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang