MARIPOSA

5.9K 63 0
                                    

*Teruntuk rasa nyaman,
Jika kita tidak bisa besahabat,
Setidaknya kamu memberi waktu untuk kebersamaan
Aku tak ingin terkapar oleh harapan*

Dihadapan permukaan secangkir teh saya pernah berharap untuk mengajakmu membenahi pagiku yang terus-terusan kelam, tidak seperti kegembiran burung bermain air bekas hujan semalam dan daun menyambut embun. Dan dihadapan gelap saya selalu mengindahkanmu dipikiran, kamu yang kian menyempit dibenak dan membekas diharapan yang tak kunjung membaik.

Sebelum mata ini membenamkan lelah karena seharian berkelana, aku selalu menyempatkan namamu disela-sela setengah sadar. Kamu adalah Esta. Wanita yang selalu aku banggakan dihati, rasa yang selalu tumbuh ketika sedang bersama, lalu menyiksa ketika tidak lagi bersama. Kita dikenalkan oleh alam yang selalu menunjukan keindahannya. Kegemaran yang sama membuat kita searah dalam obrolan dan tujuan.

Anak terakhir dari 5 bersaudara,  matanya yang tajam dengan kelentikan bulu mata dan hidungnya menunjukkan keindahan serta cara membaur yang membuat saya sesekali mengharapkannya.  Sampai saat ini saya belum pernah melihat kesedihan dari mimik mukanya.  Saya adalah salah satu lelaki yang beruntung bisa berdekatan dengannya, banyak yang mengenalnya tapi hanya beberapa saja bisa dekat dengannya.

Saya tidak terlalu paham dengan karakter Esta, diumurnya masih muda kerapkali berubah pikiran. Ia menginginkan lelaki tak neko-neko, selama lelaki tersebut bisa menerima sifat dia sepenuhnya itu udah lebih dari cukup untuknya dan tidak banyak melarang.  Saya tidak teramat setuju dengan hal itu, saya pernah bicara kepadanya “Esta, cinta itu bukan harus menerima kamu apa adanya, cinta itu harus menuju kebaikan, hal yang buruk diubah menjadi lebih baik, sekiranya ada sifat yang tidak patut dipertahankan segera ubah. Saya tau cinta atau pacaran itu adalah kesalahan, tapi jangan sampai kamu tambah memperburuk. Cinta adalah dua insan yang berjalan kedepan sambil membawa tuntutan”. Setelah obrolan itu ia hanya menganggukkan kepalanya seperti tak terima, saya hanya memandanginyya sambil memperlihatkan muka meyakinkan.

Selalu heran denganmu, kamu begitu antusias ketika bertemu, berbeda ketika kita sedang berkomunikasi melalui Handphone. Hal seperti itu yang membuat saya maju mundur menginginkanmu. Saya lebih senang kita bertemu mengoceh membicarakan yang tak penting. Itulah sebabnya aku selalu menginginkanmu diakhir pekan. Satu-satunya info terpecaya yang selalu saya liat kamu sedang bahagia denganku atau tidak adalah mata, terkadang mata  mampu mengungkapkan lebih banyak rasa dibandingkan kata yang terus kamu lontarkan.

Saya tau menjalani pertemanan berbeda gender adalah sebuah kesalahan, sebaik-baiknya kamu menjaga rasa, rasa itu akan terus muncul sampai akhirnya kamu terbiasa menahan sakit. Saya mengerti, kenapa kamu memiliki banyak teman lelaki, mereka adalah orang-orang yang kalah mendapatkanmu dan menahan untuk tidak gegabah jujur denganmu, lalu beralih menjadi teman agar tetap bisa melihatmu. Kamu menjadi wanita yang kerapkali membuat lelaki yang menyukaimu menjadi jengkel, terlalu banyak lelaki disekeliling kamu. Rasa jengkel tersebut muncul akibat mereka yang tak bisa memilikinya. Saya pikir hal tersebut tidak salah, itu hak dia untuk bermain dengan siapapun.

Tapi Esta, apa kamu rela orang yang kamu suka senang bermain atau dekat dengan lawan jenisnya?
Saya tidak menyalahan soal pertemanan, setidaknya kamu membatasi hal itu. Kamu harus tau, kamu memiliki rupa yang hampir sempurna untuk tipe lelaki. Fisik adalah langkah pertama untuk seseorang menyukainya.
Kebahagiaan hanya bisa diperoleh ketika saya menjadi bagian yang kamu ceritakan terus –menerus dihadapan banyak orang. Saya tak mau bergegas gembira telah dekat denganmu, saya akan merasa senang jika kita tak lagi menjadi teman, lebih dari itu. Kamu adalah kebahagiaan sekaligus kesakitan yang terus dipikirkan, menjadi permasalahan yang terus muncul seirirng dengan waktu.

Saya umpamakan kamu seperti malam yang terus menjerumus keselimutku, dingin yang mengendap lalu hilang ditelan kehangatan. Kamu yang menjadi alasan kenapa hujan terus saja turun dihadapan matahari. Disaat semua orang mulai beraktifitas lalu berhenti memandangi langit yang berwarna lembayung.
Kamu pernah bercerita tentang lelaki yang tak bisa kamu lupakan sampai saat, kamu telah disiakan lalu lelaki tersebut datang lagi mencoba merayumu untuk kembali dan saya menjadi orang yang mencoba menghalangimu.

Persetan dengan semua cerita yang terlontar dari bibirmu tentang lelaki-lelaki mencoba menyiakan dirimu.
Esta, kamu harus tau, cinta yang kamu dapatkan mencerminkan sifat kamu. Kamu harus menerima apapun yang kamu rasakan, jangan banyak memilih tapi banyaklah mengubah. Memilih tidak akan ada habisnya, mengubah akan lebih baik daripada kamu mencari.

Saranku, siapapun disampingmu nanti, jadikan dia tempat singgahmu bukan tempat kamu bermain. Saat ini Kamu terus dilambungkan, sampai-sampai orang terlalu mengindahkanmu menjadi orang yang tak kenal daratan dan lupa bagaimana rasanya terjatuh.

Maaf, mungkin saya terlalu menyudutkan mu, itu semua hanya pertahanan agar saya tetap mengindahkanmu dan saya (lagi) berusaha untuk tidak menginginkanmu.  Esta,  betapa banyak lelaki penyabar disekelilingmu. ~


Kampung Bulak, 21 Juli 2018

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MARIPOSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang