SEBELAS

942 44 4
                                    

Alka memasuki ruang UKS, di sana ada 2 petugas PMR dengan seragam khas nya. Alka membaringkan Adel di salah satu kasur kabin. Gadis itu masih tak sadarkan diri dengan wajah nya juga yang masih terlihat pucat

"Adel, bangun Del" Ucap Alka sambil menepuk pelan pipi Adel

"Dia kenapa?" Tanya salah satu petugas PMR menghampiri ranjang Adel

"Tadi pas lagi olahraga dia pingsan, kaya nya emang lagi sakit" Ucap Alka dengan raut muka yang masih khawatir, petugas PMR itu hanya mengangguk mengerti. Ia sudah biasa menangani masalah seperti ini, ia meletakkan jari nya di satu sisi leher Adel untuk mengecek denyut nadi nya, denyut nya masih normal. Lalu ia lanjutkan dengan mengangkat salah satu kaki Adel tak terlalu tinggi, hal ini di lakukan bertujuan untuk membantu melancarkan aliran darah untuk bisa sampai ke otak.

Petugas PMR yang satu nya menghampiri Adel dengan membawa sebotol minyak angin lalu ia tuangkan sedikit ke jari nya dan ia letakkan di dekat hidung Adel.

"Dia cuma butuh istirahat, nanti kalo dia udah sadar tolong kasih dia minum teh manis hangat ya. Nanti kami kasih obat, tapi sekarang kami keluar sebentar karna ada urusan" Jelas salah satu petugas PMR itu yang Alka balas dengan anggukan

Pintu UKS terbuka, menampilkan seorang gadis dan seorang pria yang terlihat khawatir

"Gimana keadaan Adel Al ?" Tanya Mela panik

"Dia gak papa kok, cuma butuh istirahat aja" Ucap Alka dengan tenang. Mela dan Dito menghela nafas  lega, semoga temannya itu memang baik2 saja

"Al, tadi gue dapet info dari salah satu siswi tentang pelaku yang udah ngunciin Adel di toilet, nama nya Winda. Saat itu dia berdiri gak jauh dari toilet, dia cuma bilang kata nya dia liat dari jauh ada orang yang ngunciin pintu kamar mandi yang Adel pake. Pas orang itu keluar, dia ngeliat Winda sedang memergoki perbuatan nya itu. Orang itu kaya ngasih isyarat biar Winda gak bilang siapapun kalau dia gak mau kenapa2" Jelas Dito panjang lebar

"Terus siapa pelaku nya?" Tanya Alka tak sabar

Dito menggeleng "Dia gak bisa liat wajah nya, karna kata nya orang itu pake switer sama masker. Kaya nya dia emang sengaja biar gak ada yang tau siapa dia" Ucap Dito membuat Alka mengusap wajah nya kasar

"Kita tetep harus kerja sama, sama siswi itu. Sampe kita dapet info yang jelas" Ucap Mela yang di angguki kedua teman nya

"Yaudah biar gue yang nemenin Adel di sini. Kalian balik ke lapangan aja" Alka duduk di kursi samping ranjang Adel, gadis itu belum juga sadar

"Gak papa lo yang temenin?" Tanya Mela

Alka tersenyum "Dengan senang hati"

Mela dan Dito saling menatap

"Uhhh abang super her--"

"Bacot lu, udah ayok keluar" Mela segera memotong omongan Dito yang ia tahu pasti akan menggoda Alka. Mela manarik telinga Dito keluar UKS. Alka terkekeh pelan melihat kelakuan kedua temannya itu

-- -- -- --

Alka masih setia menemani Adel yang hingga kini belum juga sadar. Ia mengelus satu tangan Adel yang terasa hangat. Ya, suhu tubuh Adel sedikit panas, membuat Alka makin khawatir di tambah sampai sekarang Adel belum juga membuka mata nya

"Adel, lo lama banget sih tidur nya? Lo gak apa2 kan? Gue khawatir tau" Gumam Alka pelan sambil menunduk menatap tangan Adel yang ada di genggaman nya, tak lama tangan Adel yang ada di genggaman nya bergerak, sontak Alka mendongakkan kepala nya dan mendapati mata Adel yang perlahan terbuka

"Del, lo gak papa?" Tanya Alka sambil mengelus rambut Adel dengan lembut. Gadis itu bergerak untuk duduk tapi setelah itu ia meringis memegangi kepala nya yang sedikit pusing

DELKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang