Our Melody

904 20 0
                                    

Halo namaku Melody. Biasa dipanggil Ody.

Aku adalah keponakan Tomoya Kanki, drummer OOR.

Aku baru masuk kuliah di univ Tokyo.
Tokyo adalah kota baru bagiku. Sebelumnya aku tinggal di Hokkaido.

Sebenernya aku sedikit takut tinggal di kota besar seperti Tokyo ini. Tapi sekarang aku tidak takut lagi. Karena ada om Tomoya dan teman-temannya.
Selama di Tokyo, aku tinggal bersama om Tomoya dan tante Kaori.

Karena orang tua tante Kaori sedang sakit. Jadi om Tomo dan tante Kaori nitipin aku ke om Toru dan om Taka.

Sekarang aku tinggal di dorm OOR.

---

Aku berlari dari halte bus ke dorm.

Hujan cukup deras. Aku tetap nekat berlari, toh jaraknya gak terlalu jauh.

Sampai di depan pintu. Aku basah kuyup.

Cklek...

Ku buka pintu. Tubuhku menggigil ketika udara AC menyambutku.

Kakiku berjingkat masuk.

"Baru pulang?! " itu suara berat milik Toru.

Aku nyengir.

Toru mendekat. Ia meletakan sebuah handuk di kepalaku. Lalu menggosok rambutku.

Aku tidak tahu kalau Toru ternyata menungguku.

Toru tersenyum ketika aku hanya memandangi dia dengan tampang bengong.

"Mandi, ganti baju. Aku akan memanaskan sup untukmu. "

Si leader OOR ini memang kadang manis.

Aku mengangguk. Berlalu ke kamarku dengan sebuah handuk masih bertengger di atas kepala.

---

Selesai makan perutku serasa hangat.

"Tomoya kapan balik?" tanya Toru.

Aku menggeleng. "Gak tahu, om. "

Toru menatapku tajam.

Upss.... Aku lupa.

Toru paling gak suka aku panggil 'om'.
Toru langsung meraih tengkukku. Bibir sexinya menyesap bibir atasku.

Ini adalah 'hukuman' manis yang selalu Toru berikan.

"Gadis kecil. " Toru mengusap bibirku dengan jarinya.

Aku cemberut. "Aku bukan anak kecil, Toru. "

"Buktikanlah? " smirk Toru.

Merasa tertantang, aku berdiri dan duduk di pangkuan Toru. Posisi menghadap Toru.

Aku tatap wajah tak berekspresi di depanku. Tapi aku yakin sebentar lagi wajah itu akan sedikit berekspresi.

Aku menyusuri rahang tegasnya. Menghirup aroma maskulin yang aku suka.

Pantatku juga tak tinggal diam. Aku gesekkan dan tekan milik Toru.
Jakun seksi Toru naik Turun. Aku tahu, dia mulai tergoda.

Ku kecup rahangnya. Kecupak kecil nan menggoda. Sampai di depan bibirnya. Aku berhenti sesaat.

Mata terpejam Toru kini terbuka. Ia menatap kesal.

"Kenapa berhenti? " kesal dia.

Aku terkekeh, lalu ku lanjutkan kegiatanku, mencium bibirnya. Mengulum bibir atas lalu bibir bawah.

Toru menggeram.

Benar saja, tangan Toru langsung meraih tenggukku untuk memperdalam ciuman.

Tangan satunya, meremas pantat kencang milikku.

our love (Toru,  Taka,  and me)  OORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang