Chapter III - Mahkota Sang 'Puteri'

814 65 19
                                    

Kali ini jantung Hyunwoo berdebar keras, sangat keras hingga memekakkan telinganya sendiri.

"Angkat kepalamu, Hyunwoo-ssi. Apa kau tidak ingin percaya dengan kata-kataku?" Ucap Kihyun penuh percaya diri.

Hyunwoo menenggak ludahnya lagi, menguatkan cengkeraman tangannya di penopang kursi. Matanya menjelajah kaki mulus tanpa bulu hingga ke celana dalam putih yang akhirnya menyapa netranya. Terus hingga ke perut dengan sedikit otot dan dada polos dengan nipple yang pink merona.

Kihyun mengigit bibir bawahnya kuat saat Hyunwoo seperti sedang melahapnya dengan kedua bola matanya.

Ketika mata mereka bertemu lagi, Kihyun kali ini terlihat sangat memerah bahkan hingga hampir dadanya. Ekspresi Hyunwoo tidak terbaca, antara terpukau, tidak percaya, tapi tidak ada ekspresi canggung atau jijik, Kihyun bersyukur soal itu.

Saat ingin mengakhiri pertunjukkannya, tiba-tiba saja jemari Hyunwoo justru menyentuh kulit perut Kihyun. Yang di sentuh mendesis pelan karena bulu kuduknya berdiri.

"Hyu, hyunwoo-ssi..." Keberanian dan kepercayaan diri Kihyun telah mencapai batasnya. Dia merasa malu dan sedikit takut kali ini. Kihyun melangkah pelan ke belakang. Tapi tangan besar Hyunwoo menahannya, mencengkeram pergelangan tangannya.

"Kurasa... terlalu banyak hal yang harus kau pelajari Kihyun-ah. Aku baru saja mengatakan kalau aku gay dan kau malah menunjukkan sesuatu yang selalu membuatku haus? Pikiranmu pendek sekali, apa kau siap dengan konsekuensinya?" Hyunwoo kali ini menarik Kihyun dan membuatnya jatuh tepat dipangkuannya.

"A, aku hanya ingin membuatmu percaya... aaahhh" Kihyun mencoba melepaskan diri tapi kakinya terlalu lemas untuk diajak kompromi. Terlebih saat Hyunwoo mengeratkan genggamannya dan melingkarkan tangan kirinya di pinggang Kihyun.

"Bohong" Ujar Hyunwoo, kali ini dia mendekatkan wajahnya ke dada Kihyun dan menghirup dalam-dalam aroma badan lelaki kecil di pangkuannya itu. "Kau barusan mengatakan bahwa kau menawarkan badanmu untuk perjanjian kita..."

"Soal itu aku hanya ingin membuatmu nyaman..."

"Tentu saja, mengetahui yang sebenarnya tentu akan membuatku nyaman," Hyuwoo masih menikmati setiap inchi tubuh Kihyun dengan matanya, ia kemudian menutup matanya dan mendekatkan wajahnya ke ceruk leher Kihyun menghirup harum buah dari badan ramping dan terkesan rapuh itu. "ah... aku suka aromamu, dan kulitmu... "

"Aaahhffff... Hyu, hyunwoo-ssi...." Kihyun menahan rintihannya saat Hyunwoo tiba-tiba saja menjilat dadanya. Tatapan mata Hyunwoo berubah tiap kali mendengar Kihyun merintih.

Napas Kihyun tersengal, jantung keduanya berdetak keras mengisi ruangan dan pikiran mereka dengan berbagai macam hal. "Kihyun-ah, apa kau teransang hanya karena jilatanku? Hm?" Hyunwoo menyeringai menatap Kihyun yang mulai berkeringat padahal pendingin ruangan itu bisa membekukan kaki Kihyun beberapa waktu lalu.

Kihyun menggeleng dengan mata sendu dan napas yang menderu.

"Bohong lagi... Kihyun-ah, bolehkah aku menciummu?" jemari Hyunwoo kini meninggalkan pergelangan tangan Kihyun dan beralih mengusap bibir Kihyun yang sedikit terbuka karena napasnya yang terkesan sulit. Kihyun tidak menjawab, dia hanya mengangguk pelan. "Manisnya..."

Hyunwoo menarik pelan dagu Kihyun dan menghembuskan napas dari bibirnya ke bibir Kihyun saat mereka tinggal beberapa centi. Kihyun menjilat bibirnya yang kering dan tentu saja lidahnya menyentuh bibir tebal Hyunwoo. Dengan cepat Hyunwoo mendorong bibirnya dan mengulum bibir Kihyun. Saat ia merasakan kedua tangan Kihyun di sela-sela rambutnya, Hyunwoo memaksa bibir Kihyun terbuka dan menjelajahi rongga mulut Kihyun dengan santai. Sedangkan Kihyun, baginya, ini merupakan ciuman pertamanya.

Fated to Tangled With Yoo 『showki』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang