"Hani! Hani!" Teriak Alisa heboh saat ia dan Gana tengah sibuk berlatih.
"Eh! Apa sih lo?! Jangan ganggu Hani, kita masih latihan!" Tegur Gana kesal.
Alisa balas mendelik ke arahnya lalu menghampiri Hani seraya menunjukkan sebuah foto di handphonenya dengan tergesa-gesa, "Ini beneran lo?!"
Hani menatap datar pada sebuah foto yang ditunjukkan Alisa, " Iya, itu gue."
"Astaga! Hani! Lo cantik banget!" Serunya kagum lalu ekspresinya kembali berubah ketika melihat penampilan Hani yang sekarang. "Tapi... ke-kenapa sekarang jadi gini?"
"Apa maksud lo?" Balas Hani dingin.
"Lo jelek." Jawab Alisa jujur yang langsung membuat Hani hampir meledak marah untuk sesaat.
"Coba gue liat." Beni merebut handphone Alisa dengan penasaran.
"Eh?!" Seruan Beni langsung membuat Hani meliriknya.
"Bener kan?! Beda banget kan?!" Alisa masih sulit percaya.
"Gan, lo harus liat ini." Beni menyodorkan foto Hani tepat di depan wajahnya, tapi Gana sama sekali tak bereaksi yang membuat Beni dan Alisa heran.
"Lo dapet foto itu dari mana?" Tanya Hani malas.
"Kak Digo." Balasnya cepat, "Dulu rambut lo panjang. Terus kenapa sekarang pendek kayak rambut dora? Potongannya juga acak-acakan. Terus, apaan sih poni lo?!" Alisa menatap Hani dengan kesal.
"Oh ini?" Hani menyentuh rambutnya dengan santai, "Gue gunting karena kena permen karet. Kak Digo ngerjain gue dan nempelin permen karetnya tepat sebelum gue masuk SMA, jadi gue gunting aja."
"Tapi kan itu setahun yang lalu! Masa rambut lo gak tumbuh-tumbuh?!" Alisa menatap Hani kesal. Ia tak habis pikir, ternyata ada anak perempuan secuek Hani.
"Kak Digo ngelakuin itu lagi pas liburan kenaikan kelas kemaren. Jadi gue gunting lagi."
"Pffft." Beni tak bisa menahan tawanya lagi dan akhirnya tawanya meledak, "Hahahahaha, sumpah lo aneh banget deh!"
Gana juga ikut tertawa lalu dengan gemas mengacak-acak rambut Hani, "Hahaha, lucu banget sih."
Dengan tak suka Hani memandang Gana tajam, yang langsung membuat Gana salah tingkah dan menarik kembali tangannya, "So-sorry."
"Gak bisa dibiarin!" Alisa menatap Hani gemas.
Perasaan Hani tak enak saat Alisa menatapnya dengan aneh, "A-apa?"
Alisa tersenyum mengerikan lalu mendekati Hani hingga gadis itu tersudut di tembok.
Grep! Alisa mengenggam lengan Hani lalu menariknya paksa, "Ikut gue!"
"Eh! Mau kemana? Hani masih harus latihan!" Teriak Gana lalu menaruh gitar yang sedari tadi ia pegang.
"Nggak usah latihan! Kalian udah keren kok!" Balas Alisa lalu menghilang dibalik pintu studio latihan.
***
"Kita ngapain ke sini Lis?" Hani menatap horor pada Salon kecantikan yang ada di hadapannya.
"Udah tenang aja! Salon ini punya kakaknya Gana kok!" Alisa langsung menarik Hani yang tubuhnya lebih kecil dari dirinya.
Sesampai di dalam salon, seorang wanita menyambut mereka dengan ramah, "Alisa? Tumben kamu kesini? Kenapa?"
"Kak, tolong potongin rambut Hani biar rapi. Terus dandanin Hani pakai makeup natural ya." Pinta Alisa pada wanita itu.
"Hmm, boleh aja." Jawab wanita itu tersenyum ramah.
"Oh iya..." Alisa teringat sesuatu dan langsung mendekat serta membisikkan sesuatu pada wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Next to You
Подростковая литератураCover by : @sixthLy Hani, manusia jutek yang jarang banget ngomong, dan pernah disangkain bisu karena terlalu irit ngomong. Kalo ada yang gangguin, dia langsung ngamuk! Gana, manusia ganteng, baik hati, keren, tinggi, disukain semua orang, anti bang...