Secarik Kertas

57 4 0
                                    

Zura:Jadi, bagaimana hasilnya?.
Aelyana:Tidak terlalu buruk.
Zura:Boleh aku membacanya?.
Aelyana:Ini. (Memberikan)
Zura:(Membaca)

Hari ini adalah hari lomba cerpennya Aelyana. Acaranya sudah selesai. Jadi, aku dan Aelyana mengelilingi sekolah agar tidak bosan. Sesekali sambil melihat yang lain juga.

Kertas yang sedang kubaca adalah coretan Lyana sebelum membuat cerpennya. Cerpennya dibuat saat lomba tadi. Jadi, cerpennya boleh disiapkan dulu dari rumah. Aku juga baru tahu ada lomba yang bisa seperti itu.

Akhirnya, kami sampai di kelas. Kami berdua duduk di kursi dekat pintu. Kelas ini sepi, hanya ada aku, Lyana, dan XXXXX. Meski begitu, aku tidak begitu mempedulikan XXXXX.

Aelyana:...
Zura:Sepertinya, aku tahu cerita ini.
Aelyana:Benarkah?.
Zura:Ini cerita tentang kita, kan?.
Aelyana:Ummm... Bukan. "Dia bisa tahu?.".
Zura:Benar, kok. Aku masih ingat. Kamu menghalangiku dari XXXXX pas mau bikin video materi XXXXX.
Aelyana:(Melihat XXXXX)Zur, orangnya dengar, tuh.
Zura:Ups.

Kemudian, XXXXX keluar pergi. Mungkin dia merasa aku dan Aelyana membicarakannya.

Zura:Tapi, kenapa akhirnya seperti ini?.
Aelyana:Maksudnya?.
Zura:Ya... Terasa menggantung.
Aelyana:Aku tidak tahu bagaimana menulis akhir ceritanya.
Zura:Terus, kamu mengumpulkan cerpennya seperti ini?.
Aelyana:Ya.
Zura:...

Aku bingung harus apa. Aku kembalikan saja kertas coretannya pada Aelyana. Dia langsung mengepalkannya dan menaruhnya ke dalam tas. Lalu, dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Aelyana:Mau dengar musik kayak waktu itu?.
Zura:Boleh.

Yang dia maksud waktu latihan lomba waktu itu. Ternyata bukan cuma aku yang selalu ingat saat itu.

Kami sudah mengambil posisi di tengah kelas. Tiduran sejajar di lantai dengan bantal dari tas dan memakai earphone sebelah-sebelahan. Kali ini, sambil ditemani cemilan dan minuman.

Hari ini sudah selesai. Sebenarnya kami berdua bisa langsung pulang. Tapi, aku mau bersantai dulu di sini. Besok juga hari terakhir masuk sekolah.

Zura:Kamu mau melanjutkannya?.
Aelyana:Apa?.
Zura:Kamu mau melanjutkan cerita yang kamu buat di kertas coret-coretan itu?.
Aelyana:Mau, sih. Tapi, aku bingung melanjutkannya.
Zura:Itu kan cerita tentang kita. Jadi, kita hanya perlu melanjutkannya sesuai aktivitas kita, kan?.
Aelyana:Benar.
Zura:Tapi, apa, ya?!...
Aelyana:Kalau kamu, maunya bagaiamana?.
Zura:Kalau aku...

Aku diam saja setelah itu. Bagaimana bisa aku menjawabnya sekarang?. Masalahnya, dia menulis di coretannya dari dia menyatakan perasaannya padaku. Tapi aku yakin, dia tidak menuliskan itu di cerpennya.

Musiknya terus berjalan tanpa ada yang berbicara. Sesekali kami makan cemilan dan minum bergantian. Benar-benar tidak tahu harus ngapain. Mau pulang, rasanya malas sekali.

An Interest To Be Your Girlfriend 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang