Namun terkadang skenario tuhan sungguh misterius. Sering terjadi diluar nalar. Tak terfikirkan sebab sibuk bersenang-senang.
Tiba-tiba kamu menghilang.
Sehari, dua hari, seminggu, dua bulan. Rasanya sudah tak terhitung pesan singkat yang saya kirim tak kamu balas.
Hingga di titik akhir saya rasa cukup.
Ketika doa menjawab setelah selama ini berusaha mencari kemana hilangnya kamu.
Dering ponsel dari nomor yang tidak dikenal masuk, saya angkat. Terdengar suaramu. Senangnya saya saat itu. Baru saja tawa yang keluar, kamu langsung meminta maaf atas hilangnya kamu.
Saya maafkan, pasti.Namun ketika suaramu ragu memberitahu. Degup jantung saya rasanya aneh. Dan benar saja kamu umumkan hubungan serius dengan wanita itu. Kamu bilang kalian kenal baru sebulan dengan segala kecocokan yang masih menjadi tanya.
Lantas, aku ini apa? Yang lebih dulu mengenal. Yang lebih dulu menjadi rumah untuk segala lelah, namun ditinggalkan.
Mengapa tetap memilih dia yang belum tentu nyaman untuk dijadikan rumah? Yang belum tentu menjadi wadah segala cerita? Yang belum tentu menjadi jawab disegala tanya? Dan pilihanmu tetap dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi Rasa
Teen FictionMeskipun 'kita' hilang, saya yakin jika 'kita' disimpan baik-baik menjadi cerita, sebagian dari 'kita' tetap ada~