Hari ini akan cerah

16 3 2
                                    

    Rintik-rintik hujan menceritakan kisahnya kembali, kisah bagaimana ini berawal, bagaimana ini berlalu, dan bagaimana ini berjalan sampai sekarang. Senja ini gerimis, aku tetap yakin hari ini akan cerah. Dari jendela kulihat tetesan air di dedaunan, Berkilau sangat indah, kemudian membasahi tanah. Hari ini begitu melelahkan, Kota ini begitu menyedihkan, membuatku takut. Kehidupan ini juga membuatku takut.
Namaku rian, Aku berasal dari kota kecil di dekat bukit barisan. Aku adalah seorang mahasiswa di universitas yang cukup populer. Sekarang aku berada di semester 7. Sudah tiba waktunya untuk menyelesaikan tugas akhir "skripsi". Seminar proposal, penelitian, seminar hasil, dan kompre harus kulewati untuk menyelesaikan study. Aku jadi ragu apa semua itu bisa ku lewati atau tidak. Masalahnya adalah aku sudah lama sekali tidak menjadi diriku sendiri.
    Berbagai kisah membuatku menjadi seperti sekarang. Orang bilang aku ini pendiam, wajah tanpa ekspresi, muka rata, bicara tidak jelas, pemalu, dan lain-lain. **Menjengkelkan.
"Dia yang tenggelam, tapi yang menyakitkan adalah disaat tidak ada yang paham perjuangannya" itu kutipan di sebuah cerpen. Setidaknya aku masih punya beberapa orang yang menghargaiku. Dan aku beruntung punya seorang sahabat terbaik dalam cerita ini. Waktu itu, saat makan malam bersama dengan teman alumni sekolah beberapa hari yang lalu, aku tak sengaja melihat seseorang memberi sebuah kode dg mimik wajah. Ternyata kode itu bukan untukku, tapi untuk orang yang duduk di sebelahku. Itu adalah pertama kalinya aku merasa punya seorang sahabat terbaik. Sebuah kode untuk seseorang di dekatku agar mengajakku berbicara. Dia adalah sahabat terbaik, namanya sari.
    Aku sadar bahwa aku telah berubah begitu jauh. Awal kisahku sangat baik di sekolah dasar. Aku seorang yang percaya diri melakukan apapun. Anak seperti ku adalah idaman beberapa orang tua. Juara kelas, pemimpin upacara, ketua kelas, pintar, ramah dan sopan. Penampilan ku juga menarik, rapi, bersih, kulit putih, rambut lurus. Aku selalu mahir dalam melakukan sesuatu misalnya badminton, tenis meja, bola kaki, bahkan kerajinan tangan. Semua itu sekarang cuma seperti mimpi di siang bolong bagiku. Kehidupanku memaksaku untuk berubah menjadi introvert, sedangkan aku dituntut untuk menjadi ambivert atau extrovert. Walaupun begitu aku tetap yakin hari ini akan cerah.

Terjebak dalam kotakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang