Salsa terus berjalan dengan langkah lebar, mengabaikan panggilan dari cowok yang akhir-akhir ini selalu saja mengganggunya. Ia merasa risih saat Bayu, cowok yang gencar sekali mendekatinya mulai berani melakukan kontak fisik seperti mengelus rambutnya yang sedikit panjang, mengusap pipi dan menyentil hidungnya yang mancung tapi mungil itu. Belum sampai seminggu ia pindah ke sekolah ini namun rasanya ia sudah jengah saja, meski begitu ia patut beruntung karena membucinnya bayu padanya membuat ia tidak menjadi sasaran bullyan, karena si pembully itu merupakan Bayu sendiri. Cowok biang masalah yang langganan berkunjung ke ruang guru BK, entah hal menarik apa yang didapatkannya di ruangan sana selain guru yang baru Salsa ketahui ternyata galak sekali.
"Sal, tungguin abang." Bayu mencekal pergelangan tangan Salsa, membuat gadis itu menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Bayu. Si cowok tampan tapi luar biasa menyebalkan. Salsa mendengus, menarik tangannya dari cekalan Bayu.
"Mau ngomong apa lagi sih?" Salsa malu jika harus jadi tontonan di koridor kelas, terlebih ada Bayu, cowok menyebalkan yang bagaimana bisa ditakuti banyak murid, padahal kelakuannya narsis seperti ini.
"Masih sama Sal aku cinta sama kamu, kita kencan ya?" Tatap Bayu penuh harap, sudah dua hari ini dia melancarkan aksinya mengajak Salsa untuk sekedar jalan-jalan kemana saja gadis itu mau.
"Ha, kencan? Yang benar saja. Kita nggak cukup akrab, bagaimana bisa kita kencan? Kamu kira aku ini penggemar kencan buta," kata Salsa ketus.
"Sal, please.. masa dari jaman SMP kamu nolak aku terus, kasih aku kesempatan Sal buat jadi pacar kamu," Bayu menatap Salsa penuh harap. Sedangkan Salsa memicingkan matanya. Dulu, Bayu sempat nembak Salsa melalui pesan singkat.
"Denger ya Bayu, coba kamu inget apa yang kamu lakukan ke aku saat kita masih SD. Sial banget aku harus satu sekolah sama kamu lagi."
Saat SD, Salsa dan Bayu memang satu sekolah. Dulu Bayu gemar sekali membully Salsa dengan cara apa pun, entah itu merobek buku gambar Salsa, duduk-duduk di meja gadis itu bahkan pernah sekali Bayu mendorong Salsa hingga gadis itu terjatuh dari sepeda dan harus dibawa ke rumah sakit.
Saat masuk SMP Salsa melanjutkan sekolahnya di negara sang nenek di luar negeri, butuh perjuangan agar sang ibu merelakan Salsa sekolah di luar negeri sana, bahkan Salsa pun memasuki sekolah menengah atas di negara sang nenek, hingga akhirnya karena sang ibu sakit akibat terlalu rindu padanya Salsa memutuskan untuk lanjut sekolah di sini, memang sangat tanggung bersyukur Salsa gadis yang pintar.
Salsa masih menatap Bayu garang.
"Sal, aku minta maaf. Aku dulu bodoh banget sampai caper ke kamu dengan melakukan hal-hal yang bikin kamu marah."
"Bukan hanya marah Bayu, aku hampir setiap hari nangis!" Salsa memotong perkataan Bayu. "Kamu jambakin rambut aku setiap hari, olok-olok aku, bahkan kamu sering taruh upilmu di mejaku!" lanjutnya dengan menggebu saat terbayang bagaimana perlakuan Bayu padanya saat SD.
Sedangkan Bayu menatap Salsa penuh tekad, "Kamu bisa balas jambak aku sekarang juga Salsa, asal kamu senang dan maafin aku."
"Aaaaaaaaaakh dasar Bayu sialaaaaan!"
BUGH
BUGH
~
Jam masih menunjukan pukul delapan pagi, lagi-lagi di ruang BK sudah menciduk korban dan tersangka. Jika biasanya diisi dengan segerombolan anak laki-laki kali ini diisi oleh seorang laki-laki dan perempuan, Bayu dan Salsa. Biasanya Bayu adalah si tersangka namun kali ini dia adalah korban.
Pelototan mata Bu Endang masih bisa dilihat jelas oleh dua anak tersebut meski terhalang kacamata yang tebalnya sudah seperti kaca toples cemilan di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PIGGYBACK (Completed)
Короткий рассказTidak ada yang lebih menyebalkan bagi Salsa selain harus satu sekolah lagi dengan cowok yang selalu membuat ia menangis saat masih duduk di bangku sekolah dasar!