RAVI 4

29 5 2
                                    

Hari ini adalah hari yang sial bagi Rainy. Bagaimana tidak? Hari ini dia terlambat kesekolah dan dihadapannya sudah ada guru killer yang akan menghukum dirinya.

Cewek itu menghela napasnya. Seandainya tadi malam dia tidak begadang menonton drakor kesayangannya, pasti dia tidak akan telat seperti ini. Ingatkan cewek itu supaya tidak begadang lagi!!

Disampingnya ada seorang cowok yang kayaknya telat juga seperti dirinya. Cowok itu terlihat santai seperti hal ini biasa baginya. Dan hanya mereka dua yang berhadapan dengan guru killer itu.

"Karena hanya kalian berdua yang terlambat, kalian akan ibu hukum lari keliling lapangan 5 putaran sekarang juga. Cepatt!!!" Teriak Bu Ani, guru killer itu sekaligus guru BK.

Rainy yang terkejut mendengar teriakan gurunya itu pun langsung berlari mengelilingi lapangan tanpa memperdulikan cowok yang disampingnya tadi.

"Lo kelas berapa?"

Rainy menoleh melihat cowok yang tadi sama sama dihukum seperti dirinya, sudah ada disampingnya sambil terus berlari.

"Tiga ipa satu." Balasnya cuek.

"Ohh. Gue tiga ipa dua. Berarti kita tetangga dong ya?" Kekeh cowok tersebut sambil melirik ke arah Rainy yang memasang muka cuek. "Nama lo?" Tanya cowok itu lagi.

Rainy diam, merasa tidak penting memberi tahukan namanya kepada cowok itu. Kalian ingat bukan kalau Rainy cewek cuek?

"Hehh cuek, gue nanya nama lo siapa?" Gemas cowok itu melihat sifat cuek Rainy.

"Lo gak perlu tau." Sinis Rainy.

"Pelit amat sih ngasih tau nama doang."

Rainy yang sudah selesai menjalankan hukumannya langsung pergi menuju kelasnya meninggalkan cowok tersebut yang menganga melihat sifatnya.

"Gile!! Cantik cantik tapi cuek amat sih."

***

Viano berjalan dikoridor menuju ruang guru. Tadi gurunya didalam kelas menyuruh dirinya untuk mengambil buku tugas mereka di kantor.

Di saat dia menoleh ke arah lapangan, Viano memberhentikan langkahnya. Dia melihat cewek yang dikenalnya sedang berlari mengelilingi lapangan. Rainy.

Viano berpikir, tumben cewek cuek itu telat.

Viano menajamkan matanya. Dia juga melihat seorang cowok yang berlari disamping cewek itu sambil terkekeh entah apa yang lucu, sedangkan cewek itu hanya cuek.

Tanpa sadar dia mengepalkan tangannya kuat. Dia tidak rela melihat Rainy berduan dengan cowok itu walaupun mereka berdua dihukum.

Ingin rasanya Viano menjauhkan cowok itu dari Rainy. Tapi dia sadar bahwa dia tidak ada hak untuk itu.

Dia menghela napas sejenak dan melanjutkan langkahnya tanpa menoleh ke arah lapangan itu walaupun dia sedikit tidak rela.

***

"Rain, ada yang nyari lo tuh di depan." Ucap teman sekelas cewek itu.

Bel istirahat memang sudah berbunyi daritadi, tapi cewek itu tidak pergi kekantin walaupun Annisa sudah memaksanya. Alhasil sahabatnya itu pun pergi kekantin dengan teman sekelasnya yang lain. Dan dia memutuskan membaca novel di mejanya.

Rainy mengerutkan keningnya. Siapa yang mencari dirinya? Cewek itu bangkit dan menuju depan kelasnya.

"Haii cewek cuek." Sapa cowok itu sambil tersenyum manis menampilkan lesung pipinya  setelah melihat Rainy dihadapannya.

Rainy mendengus tidak suka melihat cowok dihapannya ini.

"Kita tetangga loh, tuh kelas gue disamping kelas lo." Ucap cowok itu lagi. "Kenalin nama gue Natanael. Khusus buat lo, lo boleh manggil gue sayang kok." Natanael nyengir dan Rainy masih diam tidak membalas ucapannya.

"Becanda kok. Panggil gue Nael aja ya. Jangan Natan, ntar disangka orang lain gue itu Nathan pacarnya si Salma." Kekehnya sendiri. "Gantian dong nama lo siapa?"

Rainy jengah. "Rainy." Balasnya singkat.

"Ohh, nama lo bagus juga ya. Gue panggil Ainy atau Ainun?" Canda cowok itu.

"Serah." Rainy pergi kedalam kelasnya kembali tanpa memperdulikan cowok yang bernama Natanael itu.

"Yaeleahh. Ditinggal mulu gue kalau lagi sama dia. Nasib nasib ck."

***

Viano berjalan menuju kantin bersam Jason dan Rudy. Rudy salah satu sahabatnya yang baru pulang dari Medan karena acara keluarga dan baru kembali masuk sekolah pagi ini.

Nama lengkapnya Rudy Rajagukguk.

Asli batak dari Medan tetapi memilih sekolah di Jakarta dan tinggal sendiri di apartemen. Biar gue bisa mandiri kalau jauh dari orangtua, katanya ketika ditanya oleh Viano atau Jason mengenai alasannya mengungsi sendirian di Jakarta.

Walaupun dia batak, tapi wajahnya sangat mirip seperti orang cina karena kulitnya yang putih bersih dan matanya hampir sipit seperti tertarik kesamping. Dan banyak yang memanggil dirinya bacin a.k.a batakcina.

Makanya tidak sedikit cewek yang menggilai dirinya juga disekolah selain Viano.Hanya sifatnya yang supel dan ramah lah yang membedakan dirinya dengan Viano si kutub es.

"Mana nih oleh oleh buat kita Dy." Jason bertanya setelah mereka bertiga duduk dimeja kantin dan memesan makanan mereka.

"Santai. Udah gue siapin kok. Lo berdua datang aja ke apart gue."

"Yesss. Kalau gitu, ntar pulang sekolah langsung ketempat lo aja ya." Ucap Jason girang.

"Iyeiyee. Serah lo deh. Oleh oleh aja lo cepat."

"Hehe iyadong. Gue kan kangen sama bolu meranti yang biasa lo bawa. Btw itu lo bawa kan?"

Ya, Jason memang menggilai oleh oleh khas Medan itu. Pernah waktu itu ketika Rudy pulang kerumah orangtua nya karena libur semester, dan dia membawa makanan itu untuk kedua sahabatnya ini.

Tetapi ketika mereka baru saja makan satu potong. Jason langsung berteriak heboh setelah memakannya dan dengan sigap mengambil makanan bolu itu untuk dirinya sendiri. Tidak membiarkan Viano yang menginginkan bolu itu juga.

Alhasil, Viano menghela dan mengalah kepada Jason heboh itu.

"Iya gue bawa. Tapi awas aja lo rebut semua ya. Gue sikat lo." Balas Rudy yang tau kelakuan sahabatnya yang gila itu.

Viano hanya diam mendengar pembicaraan mereka berdua sambil matanya menyelusuri seisi kantin seperti mencari sesuatu.

"Hehe gue gak gitu lagi kok. Tenang aja." Cengir Jason. "Lo ikut kan No?" Jason menoleh kearah Viano.

"Hmm."

"Oke. Berarti deal ya pulang sekolah langsung. Gak sabar gue jumpa bebeb Medan gue."

Viano dan Rudy memutar bola matanya mendengar ucapan Jason yang lebay itu.

TBC

Votment!!

RAVITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang