1

8 1 1
                                    

"Wek.... Ayo kejar aku Zahra" ucap Yasmin kecil pada Zahra kecil.

Yasmin dan Zahra adalah kakak beradik selisih 1 tahun. Yasmin selalu menggoda Zahra. Contohnya sekarang ini, Yasmin mengambil boneka Zahra yang sedang Zahra mainkan. "Kakak... Kembalikan boneka Zahra..." pinta Zahra. Yasmin berhenti lalu memberikan boneka ya kepada Zahra, tapi... "Nih" saat Zahra hendak mengambil... "Tapi kejar kakak dulu" ucap Yasmin lalu berlari menghindari Zahra. Zahra langsung mengejar Yasmin kembali. Namun langkah Yasmin berhenti saat di depan rumah mereka sudah ada anak laki-laki seumuran Yasmin yang sedang bermain bola sendiri. Siapa jadi jika buka Anta. Anta Baskara.

Yasmin memberikan bonekanya pada Zahra dan berlari ke Anta. "Nih bonekanya. Kamu main sama boneka. Kakak mau main sama Anta" ucapnya. Zahra yang melihat itu langsung melihat ke depan rumah. Ternyata terdapat Anta. Zahrapun juga menghamliri Anta.

"Hai Anta. Kamu main sendiri?" tanya Yasmin. "Iya. Mau main sama aku?" tanya Anta. "Boleh" tapi saat hendak main mereka berhenti karena tiba-tiba Zahra datang dan ingin ikut bergabung. "Boleh Zahra ikut main?" tanya Zahra sambil memegang bonekanya. "Jangan Zahra nanti kamu capek" ucap Yasmin melarang. "Nggak papa Zahra ayo" ajak Anta.

"Kita main yang lain aja ya biar kamu nggak terlalu capek." usul Anta. "Gimana klok main pangeran dan putri. Aku jadi putri kak Anta jadi pangeran." ucap Zahra. "Terus aku jadi apa?" tanya Yasmin. "Ehm... Apa ya?? Gimana kalau jadi pengawal putri?" usul Anta. Yasmin yang mendengar langsung menundukkan kepalanya. Sejujurnya ia sangat malas jika harus ikut bermain seperti ini. "Tidak usah. Kalian main sendiri saja. Aku mau pulang" Yasmin pun memilih pulang dan melihat mereka berdua bermain melalui jendela kamarnya. Ia memang menyukai Anta, tapi sepertinya Anta manyukai Zahra.

Seminggu kemudian...

Yasmin melihat sesuatu yang ramai di depan rumah tepatnya di rumah Anta. Yasmin segera turun ke bawah menuju rumah Anta. Ternyata sudah ada orangtua Yasmin, orang tua Anta dan Zahra di sana.

"Ma, ini ada apa?" tanya Yasmin kecil saat itu. "Anta sama keluarganya mau pindah ke London" jawab papanya lalu menggendong Yasmin. "Emangnya kenapa pindah pa?" tanya Yasmin lagi "papanya Anta dipindah tugas ke London. Jadi Anta sama keluarganya juga ikut pindah. Yasmin mau ngomong sama Anta?" tanya Pak Adi. Yasmin mengangguk lalu papanya menurunkan Yasmin. Yasminpun segera berlari menuju Anta.

"Anta?"
"Yasmin?"
"Kamu mau pergi?"
"Iya. Kamu baik-baik ya di sini"
"Terus aku main sama siapa?"
"Kan masih ada Zahra."
"Nanti yang jadi pangeran nya Zahra siapa? Kan aku nggak bisa jadi pangeran."

Tiba-tiba Anta kecil menghapiri Yasmin kecil lalu memeluknya. Zahra kecil yang melihatnya nampak tak suka Anta memeluk Yasmin. "Nanti. Suatu hari nanti kita pasti ketemu lagi. Dan mungkin aku bukan jadi pangeran Zahra. Mungkin aku bakal jadi pangeran kamu." ucap Anta kecil saat itu. Zahra yang mendengar itu langsung menghampiri Anta dan kakaknya "nggak boleh. Kak Anta harus jadi pangeran Zahra" ucapnya sambil menarik tangan Anta. "Iya Zahra" ucap Anta menenangkan Zahra.

Setelah itu Anta pergi meninggalkan keluarga Pak Adi. Termasuk Yasmin dan Zahra yang menyimpan perasaan yang sama kepada Anta.

'Suatu hari aku bakal susul kamu ke sana. Aku janji Anta. Dan kamu akan jadi pangeran buat aku' suara batin Yasmin berbicara
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
10 tahun kemudian..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yasmin tumbuh menjadi seorang remaja yang sangat aktif. Sifat tomboynya membuat siapapun laki-laki terpesona melihatnya. Sedangkan Zahra ia lebih terlihat feminim dengan selalu menggunakan dress selutut dan rambut yang selalu ia gerai melihatkan aura kecantikannya. Sedangkan Yasmin, dia selalu menggunakan jeans entah itu panjang atau pendek dan selalu ia padukan dengan jaket denim kesukaannya.

Mereka berdua tumbuh menjadi gadis yang sangat pintar. Dan seperti hari ini. Yasmin sedang mempersiapkan dirinya untuk berangkat ke London karena ia beruntung bisa diterima kuliah di universitas vaforite di sana.

Di kamar Yasmin ia sedang memasukkan barang-barang yang akan ia bawa ke London. "Kira-kira apa yang kurang ya ma?" tanya Yasmin meyakinkan. "Yasmin" panggil mamanya "iya ma?"

"Duduk sini sayang"
Yasmin menurut dan duduk di sebelah mamanya di pinggir kasur "mama seneng banget saat kamu diterima beasiswa di luar negeri. Tapi mama juga sedih. Karena mama harus kehilangan anak mamanyang paling bandel ini. Rumah ini nggak akan seramai dulu. Mama sama papa pasti bakal rindu sama kamu. Kamu baik-baik ya nanti di sana. Haris sering kabarin mama. Jangan sembarangan makan nanti sakit." ucap mamanya sambil menahan air matanya.

"Ma. Di rumah kan masih ada Zahra. Lagian mama jangan takut. Aku bakal jaga diri aku kok. Mama tenang aja ya." ucap Yasmin meyakinkan. "Mama sayang kamu" ucap mamanya lalu memeluk anak sulungnya itu dan menangis. Tanpa terasa air mata turun dari mata Yasmin. Mereka berdua menangis sambil berpelukan.

Esok harinya.

Semua keluarga mengantarnya ke bandara.

"Pa. Aku pamit belajar ya"
"Iya. Jaga diri yang baik ya. Buat papa bangga."
"Iya pa."

"Ma. Jangn nangis lagi ya. Nanti aku bakal kirim kabar kok. Kan sekarang udah ada aplikasi yng hebat. Jadi mama gk usah sedih ok." ucap Yasmin. Mamanya hanya mengangguk dan memeluk anaknya.

Dan terakhir ia pamit kepada adiknya Zahra.
"Kak. Inget ya. Niat kakak di sana belajar"
"Iyalah emang apa?"
"Bukan cari yang lain. "

Seakan tahu apa maksud dari adiknya itu. Yasmin tersenyum dan mengacak-acak rambut Zahra. "Iya emang mau cari yang lain. Cari bule-bule ganteng buat adiknya kakak." ucap Yasmin lalu pergi mengambil kopernya dan bergegas masuk.

Di pesawat ia terus saja melihat ke arah jendela berharap segera sampai. Sebenernya ada maksud lain ia menerima beasiswa ini. Yaitu ia ingin menemui lelaki tesayangnya, Anta. Anta Baskara.

'Sebentar lagi misiku untuk mencari dirimu akan segera di mulai tuan Anta. Anta Baskara' batinnya berbicara sambil ia melihat foto kecil Anta bersama dirinya yang di ambil saat mereka sedang bermain saat mereka masih kecil.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Jangan lupa vote dan komen di karyaku yang ini ya. Jangan lupa juga buat baca novel hasil karyaku yang lain.

when we have to choseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang