17

179 19 2
                                    

"Setelah ini bantu aku mencuci piring," Jimin terlihat mematung.

Dia memandangku dengan tatapan terkejut dan heran, "Kau berani menyuruhku?"

Harusnya aku tahu, Jimin itu tak akan mau melakukannya, "Hhh, baiklah, kau cukup diam dan memandang aku bekerja,"

Dia mengangkat alisnya satu, "Untuk apa?"

"Agar kau belajar"

Jimin memberi tatapan meremehkan, "Kau kira aku mau?"

"Aku tahu bila kau itu seorang pangeran, tapi lihat kondisimu saat ini," aku mengamatinya dari kepala hingga ujung kaki, "kau bukanlah pangeran di sini"

Jimin hanya membuang napas, dia tahu jika kali ini tak dapat menang melawanku.

---

"Jangan menyiramku!" Jimin berucap marah, pipinya memerah namun itu tak membuatku takut

Belum sempat ku siram air, Jimin lebih dulu bertindak, "Yak! Aww!"
Dia menarik rambut ku.

"Jimin, sakit... aw" aku memukul-mukul tangannya, karena sungguh! Tarikannya sangat menyakitkan.

Jimin memberi smirk, memasang tampang remeh, "Makanya jangan macam-macam padaku" dia melepas tangan dari rambutkku kemudian kembali duduk memperhatikan.

Aku tak berani menganggunya kembali, lain kali mungkin aku harus memakai helm?

--

"Jimin, temani aku ke acara ini."

Aku dan Jimin saat ini tengah duduk di depan tv, sebelumnya aku mengajarkan Jimin tentang dunia ini melalui tayangan yang muncul di beda kotak tersebut, untungnya Jimin cepat mengerti hal yang mu jelaskan.

Dan mumpung Jimin ada di sini, dia mesti dimanfaatkan dengan baik

Contohnya menjadikannya sebagai partner ke acara-acara

Jimin mengalihkan padangannya ke arahku, "Kemana?" Dia bertanya, wajahnya tak menampilkan raut apapun; datar.

"Acara ulang tahun teman ayahku, kau harus menemaniku ke sana!" Aku menjelaskan dengan excited, "ini acara milik Tuan Park!"

Aneh
"Kau ingat pasangan di restoran itu? Mereka yang membuat acara ini."

Jimin hanya mengangguk, dia masih ingat kejadian di restoran itu dan masih ingat dengan jelas muka sepasang suami-istri itu

"Jadi, kapan acaranya?"

--

"Jimin, kau sebaiknya mulai merapikan penampilanmu," aku tak rela wajah setampan Jimin tidak dimanfaatkan dengan baik
Jimin yang tadinya berjalan terhenti kemudian menengok ke arahku, "Untuk apa? Acaranya masih 2 hari lagi,"

Ku gigit bibir bawahku, mencari-cari alasan yang tepat, tak mungkin aku mengatakan:

"Manfaatkan ketampananmu itu"

Dia mengangkat satu alisnya saat menyadari aku tak kunjung menjawan pertanyaannya, "Hm? Baiklah aku akan berpenampilan keren di sana," sepertinya dia lelah menungguku yang tak kunjung menjawab.

Jimin berjalan ke arah kamarnya, sebelum masuk ke ruangan, ucapannya ini membuat tak dapat tidur  malamnya; "Jangan menggigit bibirmu, aku tergoda."

Blam! Bunyi bantingan pintu yang didorongnya sangat kuat.

Pipi ku memerah dan aku menyadari itu, "W-what?"

---

Kerajaan Pov

"Ah, sangat lama tak datang ke sini!"

Pria berkacamat itu berkeliling di sekitar pasar, banyak orang memandangnya aneh sekaligus terkejut.

"Apa? Kenapa kalian memandangku seperti itu?" Pria tadi tampaknya belum tahu kesalahannya.

"KEJAR PENYUSUP ITU!" Pria itu berbalik dan melihat segerombolan prajurit berpakaian lengkap dengan kuda. Para perajurit itu mengejar pria ini.

Sadar bila dirinya dalam bahaya, dia segera berlari menjauh, melewati rute yang sekiranya tak mampu dilewati pasukan berkuda.

"BERHENTI!"

"Ck, bila aku berhenti sama saja aku bunuh diri!"

Aksi kejar dikejar terhenti karena kini mereka telah berada di ujung jurang.

Pria tadi memandang ke belakang, jurang ini sangat berbahaya

"Mau lari kemana kau penyusup?!"

Pasukan itu turun dari kuda yang ditungganginya, berniat menangkap pria asing tersebut, "bila kau nekat lompat maka nyawamu tak ada lagi,"

Pria asing tadi berpikir kemudian sebuah ingatan terputar, dia tersenyum kemudian mengangkat kepalanya "Kalian jangan menggapku remeh!"

Pria asing tadi berbalik kemudian melompat ke arah jurang, semua orang terkejut namun tak berniat menghampiri.

Untuk apa? Pria itu mestilah telah mati, pikir pasukan-pasukan itu

TBC

KECUP MANJAH

KECUP MANJAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Prince Of Mochi ; Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang