Kiren benar-benar bosan sekaligus kesal. Ia sudah menunggu teman-temannya sejak pukul delapan pagi, tetapi sampai pukul sepuluh pun mereka belum datang. Nampaknya Kiren lupa, sebelumnya ia dan teman-temannya belum menyepakati kapan mereka akan ke rumah Kiren.
"Tuh anak lagi pada ngapain sih, lama amaat," gumam Kiren.
Akhirnya Kiren memutuskan untuk menjemput ketiga sahabatnya. Baru saja Kiren membuka pintu, ketiga sahabatnya sudah berada di teras. Nindya terlihat mengangkat tangan kanannya yang setengah terkepal, hendak mengetuk pintu.
"Kirain kalian lupa. Cepet masuk!" perintah Kiren.
"Berama lama kau menunggu kami, Ren?" tanya Nindya.
"Lama banget," jawab Kiren singkat. Ia masih kesal.
"Maafkan kami, Ren. Lagipula kemarin kan kau belum memberitahu kapan kita akan ke rumahmu." kata Mahesa.
"To the point aja." Kiren yang masih kesal kembali berkata begitu singkat.
"Coba kalian perhatikan lingkungan sekitar, tidakkah kalian melihat bahwa kepedulian warga terhadap alam sudah berkurang?" Nindya membuka pembicaraan.
"Kau benar, Nindya. Itu semua terlihat sejak peristiwa tanah longsor. " kata Ghata.
"Kalau hal ini terus berlanjut, bisa berakibat buruk." kata Nindya.
"Bagaimana kalau kita membuat semacam tim penyelamat alam? Nanti kita akan melakukan tindakan yang bertujuan untuk melestarikan alam" usul Mahesa.
"Ide bagus. Apa nama tim kita?" tanya Kiren
"Bagaimana kalau tim cinta alam?" usul Ghata.
"Ah, itu sudah biasa." Kiren tidak setuju.
"Bagaimana kalau tim penghijau?" usul Nindya.
"Itu terdengar aneh. Apa ada usulan lain?" tanya Mahesa. Sejak tadi nama yang diusulkan belum ada yang cocok.
Keempat anak itu berpikir keras. Kalau ada nama yang bagus, sudah biasa. Giliran ada nama yang tidak biasa, terdengar aneh. Entah bagaimana caranya menentukan nama yang cocok.
"Bagaimana kalau Sahabat HIJAU-BIRU? " usul Mahesa dengan penuh semangat.
"Sahabat HIJAU-BIRU? Nama apaan tuh?" tanya Kiren bingung.
"Ini bukan sembarang nama, tapi nama ini memiliki arti tersendiri. HIJAU berarti rumput dan dedaunan yang berwarna hijau, sedangkan BIRU berarti air dan langit yang berwarna biru. Jadi, HIJAU-BIRU juga berarti alam, dan Sahabat HIJAU-BIRU adalah sahabat alam. Bagaimana?" jelas Mahesa.
Nindya, Ghata, dan Kiren justru memandangi Mahesa sambil geleng-geleng kepala setelah mendengar penjelasan Mahesa. Tentu saja tingkah mereka membuat Mahesa bingung.
"Kenapa? Tidak bagus ya?" tanya Mahesa sedih.
"Wah Mahesa, kau benar-benar bijak dan pintar. Idemu itu bagus sekali dan sangat cocok untuk kita. Kita kan bersahabat." puji Ghata.
"Tunggu, kita harus punya slogan buat tim kita. Kalian punya ide buat slogannya?" tanya Kiren.
Ghata menengok ke segala arah. Kalau kata Ghata, ini dilakukan supaya dia mendapat ide. Tapi dia justru kena marah oleh guru saat melakukan saat sedang ulangan, dikira mencontek.
"Bagaimana Gha? Punya ide bagus?" tanya Mahesa.
"Belum." jawab Ghata singkat.
"Demi alamku, aku rela kehilangan nyawaku." kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Nindya.
"Ide bagus, kita udah punya nama tim sama slogan. Sekarang, kita tinggal cari markas tim kita." kata Kiren.
"Bukankah kita sudah mempunyai markas sejak dulu?" Ghata mengingatkan.
"Dimana?" tanya Mahesa.
"Di bawah pohon gayam di pinggir sungai." jawab Ghata.
"Sekarang semuanya sudah lengkap. Hes, kau beritahu soal ini pada ayahmu. Siapa tahu ayahmu setuju. Kita akan mengadakan rapat untuk membahas gerakan cinta alam kita, besok pukul tiga sore di markas. Rapat selesai." Nindya berkata seolah ini adalah rapat resmi penting.
Tanpa aba-aba, Mahesa, Ghata, dan Nindya pulang ke rumah masing-masing. Tentu saja mereka sudah pamit pada Kiren. Soal tim penyelamat alam mereka, ini bukan main-main. Mereka benar-benar bertekad untuk melestarikan alam. Alam sudah sangat berjasa pada mereka, kini giliran mereka untuk membalas jasa alam. Keempat anak itu juga tidak main-main dengan slogan yang mereka buat. Sahabat HIJAU-BIRU adalah empat anak bersahabat yang merupakan pecinta alam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat HIJAU-BIRU
AdventureAkhir-akhir ini sering terjadi kasus penebangan liar di sekitar desa Sanskara. Nindya, Kiren, Ghata, dan Mahesa yang merupakan anggota tim sahabat HIJAU-BIRU berusaha menyelidiki siapa pelakunya. Mereka tidak takut walaupun mereka tahu, tindakan mer...