Akhirnya, turnamen sepak bola telah tiba. Dan keadaan luar biasa melelahkan daripada saat latihan kemarin. Aku bahkan tidak sempat tidur tadi malam karena sibuk mengurusi seragam, memeriksa alat-alat musik dan banyak lagi. Mungkin Aku baru tidur jam dua pagi, tapi kemudian Chanyeol membangunkanku tepat pukul 2:25 pagi karena ada terompet yang bermasalah. Apa-apaan itu? rasanya baru kemarin aku memperbaiki sampah itu. Mungkin saatnya untuk membeli yang baru. Dan ya, pada dasarnya aku hanya terlelap selama 25 menit sebelum aku harus menyeret tubuhku yang lelah dan letih ini ke Stadium tempat turnamen berlangsung.
Matahari pagi bersinar terik tanpa ampun menyorot kami, beberapa adik kelas dari anggota marching band jatuh pingsan. Aku buru-buru menghampirinya dan meraih kotak pertolongan pertama yang untungnya selalu kami bawa kemanapun (salah satu tanganku memegang walkie talkie, dan satunya lagi membawa kotak P3K), bagaimanapun, hari ini benar-benar hari yang sungguh kacau.
"Ya! Jangan pingsan!" Yah, seperti inilah. Aku cepat-cepat berbalik dan mendapati Jinwhan, pemain klarinet, yang wajahnya sepucat awan tengah di boyong oleh Hanbin. Aku meraih handuk basah dan mengulas wajahnya. Tidak hanya harus menjaga mereka agar tetap bernyawa, aku juga harus selalu berjaga-jaga mendengarkan dan membalas pesan yang datang dari walkie-talkie sepanjang waktu. Rasanya aku akan pingsan juga.
"Taemin pada Kyungsoo. apakah Band-nya sudah siap?" Aku mengrenyit ketika mendengar namaku dipanggil dari bendaitu. Aku membalasnya setengah hati.
"Kyungsoo pada Taemin. Kami sudah siap."
"Kalau begitu silahkan bersiap di posisi." Mendengar itu, aku langsung menepuk punggung beberapa anggota marching band mengisyaratkan mereka untuk bersiap-siap sekaligus menyemangati mereka sebelum kemudian aku menghubungi Sehun lewat walkie-talkie. Dia kelihatannya lenyap dari pandangan kami dari tadi.
"Kyungsoo pada Sehun. Silahkan bersiap di posisi kalian. Aku akan mengirim bandnya sesaat lagi kesana."
"Sehun pada Kyungsoo. Iya. Aku sedang menuju kesana." Aku bertaruh dia tadi sedang menggoda gadis-gadis di tempat lain. Aku menggelengkan kepalaku sebelum berjalan untuk memandu adik kelas menuju posisi mereka masing-masing. Tapi kemudian, aku mendengar namaku dipanggil lagi dari walkie talkie.
"Junmyeon pada Kyungsoo. Jangan lupa rencana kita, ya?" Eh, si brengsek ini. Dari mana dia datang? Aku menatap walkie-talkie itu dengankebingungan sebelum memutuskan untuk membalas.
"Kyungsoo pada Junmyeon. Ya, biar aku menyelesaikan ini dulu."
Walkie-talkie itu mendadak senyap untuk sesaat, sebelum kemudian sebuah suara tegas yang sangat aku kenal terdengar dari benda itu.
"Tolong jangan bermain-main dengan walkie talkie."
Aku mendengus, dan tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak tertawa, menghasilkan tatapan bingung dari beberapa junior yang ada disektarku. Aku cepat-cepat menggelengkan kepala untuk menghentikan tawaku ini.
Heh,Tadi itu suara Jongin.
Marching band mulai bergerak memasuki stadium, yang berarti tugasku selesai sampai disini dan aku tidak perlu berada disekitar sini lagi (karena kini giliran Sehun dan Chanyeol yang mengatasi sisanya). Tugasku yang baru adalah, bagaimanapun, memeriksa monitor untuk mengamati keadaan apakah segalanya berjalan lancar atau tidak, lalu melaporkan semuanya pada Sehun.
Aku berjalan setengah berlari menuju area dibawah kursi penonton (dimana ruang monitor berada). Aku menyadari kalau disitu ada staf dari berbagai macam seksi, seperti tim sorak, tim teknis dan tim perancang, mereka semua mengenakan baju terusan dan sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SICK (REMAKE) KAISOO VER.
Fiksi RemajaKyungsoo tidak pernah mengira kalau hidupnya akan menjadi tidak karuan hanya demi uang sebesar 450.000 won. Yang lebih buruk, dia harus mengalami manis pahitnya cinta dengan seorang 'Pria' bernama Kim Jongin. "Kyungsoo... jadilah pacarku" "AKU TID...