Bab 4

23.8K 1.3K 49
                                    

Hari pertama Najma pergi mengajar dirinya masih baik-baik saja, ia tidak menunjukkan gelagat apa pun. Najma memang tidak ada rencana untuk bertemu dengan Pram, setidaknya dalam waktu dekat ini. 

“Bu Najma belum pulang?” tanya salah satu rekan kerjanya, melihat Najma masih berkutat di mejanya memeriksa hasil tugas yang ia berikan pada siswanya tadi.

“Setelah selesai memeriksa tugas ini akan pulang. Saya malas kalau harus dibawa pulang ke rumah,” ucap Najma. Ayahnya tadi pagi mengatakan malam ini akan ada makan malam bisnis di rumahnya.

“Saya pulang duluan ya. Hati-hati loh Bu. Tau sendiri kan sekolah kita ini bagaimana,” ucap rekannya menakuti-nakuti. Najma mengedikkan bahunya, memang tersiar rumor kalau sekolah tempatnya mengajar sering mengalami kejadian astral.

Najma kembali fokus dengan kertas-kertas di depannya. Mengerjakan ini semua lebih baik, ketimbang hanya berdiam diri di rumah dan membuatnya selalu ke pikiran dengan rumah tangganya yang berantakan.

*****

“Dandanlah yang cantik sayang. Rekan-rekan bisnis Ayahmu malam ini banyak yang masih muda. Siapa tahu ada yang tertarik denganmu,,” ucap Risma, ia berharap Najma segera melupakan Pram.

“Aku sudah menikah Ma.” Najma protes, Risma seolah menganggapnya perawan tua yang tidak bisa mencari jodoh sendiri sehingga harus dicarikan oleh orang tuanya.

“Heleh.... Pram itu tidak bisa membahagiakanmu. Mama tidak mau tahu, malam ini kamu tidak boleh terlihat kucel di depan rekan bisnis Papamu.” Najma memutar bola matanya jengkel, sejak kapan ia pernah tampil kucel di depan orang banyak. Meski pun Najma tidak berdandan, ia akan tetap terlihat cantik.

Makan malam bisnis. Dimana pembicaraan yang dibahas tidak jauh-jauh dari bisnis. Najma beberapa kali membuang napas kasar, ia benar-benar bosan terlebih ada seorang pria yang terang-terangan menatapnya penuh minat. Namanya Ricardo, pria berdarah Eropa dengan wajahnya yang rupawan. Jika Najma belum punya suami, mungkin dirinya akan tertarik dengan pria itu.

“Putri anda Mr?” tanya Ricardo pada Bagas, ayah Najma. Bagas menyadari ketertarikan Ricardo pada putrinya. Bagaimana tidak Najma memiliki mata bulat yang sangat menawan, dibingkai dengan bulu matanya yang lentik. Ditambah wajah cantiknya yang mampu menipu seseorang sehingga tidak dapat menebak berapa usia yang sesungguhnya.

“Iya, ini Najma putri kami satu-satunya,” sahut Risma melihat Bagas yang belum menjawab pertanyaan Ricardo.

Well, saya baru tahu kalau anda memiliki seorang putri yang sangat cantik. Apakah anda keberatan jika aku berkenalan dengan putri anda Mrs?” tanya Ricardo pada Risma, matanya menatap lekat Najma. Ia ingin berkenalan lebih jauh dengan wanita itu.

“Aku sudah punya suami,” ucap Najma. Membuat pria bernama Ricardo itu terkejut mendengar pengakuannya. Ricardo tidak menyangka kalau Najma yang memiliki penampilan layaknya seorang gadis ternyata sudah bersuami.

*****

Najma melangkah dengan anggun menuju kelas tempatnya mengajar. Ketika tiba di kelas dirinya disambut riuh oleh para siswanya. Tentu saja, Najma merupakan salah satu guru idola, selain cantik dia juga ramah pada para siswanya. Najma tidak pernah membeda-bedakan, mau siswanya anak orang kaya hingga orang biasa-biasa saja. Najma tidak pernah pilih kasih.

Istri Titipan (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang