"Lisa, sudah siap?"Lisa mengangguk kecil dan Sehun tersenyum.
"Tapi, Sehun. Kenapa kau ingin membawaku ke kantormu?"
Sehun menarik kedua sudut bibirnya membentuk garis lurus.
"Hm ... entah. Mungkin agar aku fokus pada pekerjaanku dan tidak harus mengkhawatirkanmu karena kau ada bersamaku."
Sehun segera menginjak pedal gas. Lisa mendengus sembari memutar bola matanya.
"Berarti aku diacuhkan, huh! Tidak mau ikut!"
Lisa mengerucutkan bibir. Membuat wajahnya terlihat lucu di mata Sehun.
"Jangan membentuk bibirmu seperti itu, aku tidak ingin kita kecelakaan karena aku ingin menciummu."
Sehun mengatakannya dengan ringan seolah itu hal biasa. Sedangkan jantung Lisa sudah berdegup seperti ingin keluar dari tempatnya. Pipinya juga bersemu, oh, tidak cuma pipinya. Tapi seluruh wajahnya.
"Oh, pipimu memerah!"
PLAK!
"Aw, sakit!"
Sehun mengusap lengannya yang baru Lisa pukul. Lengannya terasa panas dan terasa seperti ada sengatan.
"Suruh siapa menggodaku."
Lisa kembali mendengus.
"Aku tidak menggodamu nona, aku mengatakan yang sebenarnya."
Lisa memutar bola matanya malas. Kemudian memilih menyalakan radio untuk mengisi keheningan.
"Tapi ini benar-benar sakit. Tenagamu kuat juga ya."
Sehun tahu Lisa mulai melirik ke arahnya. Mungkin gadis itu khawatir sekaligus merasa bersalah. Nyatanya, Lisa memang menggunakan tenaga yang cukup kuat saat memukul Sehun.
"Sepertinya ini akan membekas," ucap Sehun mencoba menggoda Lisa. Mencari tahu apa gadis itu benar khawatir padanya.
"Ei, itu tidak mungkin sampai berbekas. Kau ini payah sekali."
"Tidak percaya? Lihat saja sendiri, aku bahkan masih bisa merasakan panasnya."
Lisa hanya terdiam. Jujur saja ia merasa bersalah. Tak seharusnya ia memukul Sehun dengan keras. Tapi salah Sehun juga menggodanya.
Dengan rasa gengsi yang masih menempel, Lisa dengan terpaksa mengusap lengan Sehun yang terkena pukulan.
Sehun yang mendapat perlakuan manis dari gadis itu hanya tersenyum.
"Uh, gadis-ku ini lucu sekali."
Tangan Sehun jahil menjepit kedua pipi Lisa dengan tangan yang bebas dari setir. Sedangkan Lisa hanya terdiam dengan wajah memerah, membiarkan Sehun melakukannya karena jika ia melakukan sesuatu, ia akan semakin terlihat salah tingkah.
Setelah perjalanan 20 menit, akhirnya keduanya sampai di kantor Sehun. Atau lebih tepatnya kantor perusahaan dengan bangunan bertingkat yang tampak indah juga menjulang seolah mencoba meraih langit.
"Ayo masuk!"
Lisa tersadar dari lamunannya akan betapa indahnya bangunan di hadapannya.
Sehun segera mengait tangan Lisa dan menggenggamnya erat. Menuntun gadis itu ke arah ruangannya yang terletak di lantai 20.
"Woah! Indah sekali!" Seru Lisa.
Sehun tersenyum memperhatikan Lisa dari belakang. Terlihat bahagia melihat pemandangan kesibukan kota Seoul dari ketinggian.
Lisa berbalik tanpa melepas senyum. "Sehun! Ini benar-benar indah! Kau harus sering-sering mengajakku ke sini!"
Kemudian, Lisa kembali berbalik. Gadis itu tak menyadari bahwa Sehun telah mendekat ke arahnya.
GREP!
"Kau benar-benar ingin melihat ini setiap hari, kan?"
Lisa terdiam. Kala pinggangnya merasakan sesuatu yang mengait. Gadis itu pura-pura tak merasakan apapun. Tetap memandang keluar jendela besar seolah tak terjadi apa-apa walau sebenarnya ia sudah mulai gugup.
"I-iya. Disini udaranya sejuk, ... pemandangannya indah, aku jadi bisa melihat kota Seoul dari ketinggian."
Sehun tersenyum. Kemudian menyimpan dagu di bahu Lisa. Lalu mengecup kepala gadis itu dan kembali ke posisi semula. Mengeratkan pelukannya. Mengendus aroma tubuh gadis itu.
"Ya Tuhan, kenapa aku bisa mencintaimu sedalam ini?"
Lisa mendengarnya, jelas. Ia hanya tersenyum. Kemudian mengusap tangan Sehun yang masih mengait di pinggangnya.
"Hei, bukankah kau harusnya bekerja? Kenapa malah memelukku?" Ucap Lisa sembari melepas tangan Sehun. Kemudian berbalik ke arah lelaki itu.
Sehun membentuk cengiran. Kemudian memeluk Lisa sekali lagi, melepaskannya, dan menarik tangan gadis itu ke arah sofa coklat dekat jendela besar.
"Kau bisa duduk disini sambil menungguku, maaf kalau aku akan lama sekali," ujar Sehun.
Lisa mengangguk. Kemudian duduk. Tetapi gadis itu bangkit lagi. Kemudian menarik tangan Sehun.
Sehun berbalik. Tepat saat lelaki itu berbalik, Lisa menyatukan bibirnya ke bibir lelaki itu. Mengecupnya hanya sebentar, kemudian melepasnya.
"Selamat bekerja!"
—o0O0o—
Halo semuaa. Maaf Heera baru back setelah berapa bulan lamanya dan bikin kalian nunggu. Setelah lumayan banyak yg minta Heera update, jadi Heera update nih. Maaf pendek, karena idenya mentok. Otak terisi sama rumus dan ilmu pengetahuan lainnya.
Heera bakal usahain up sebula atau seminggu sekali Ok? Vommentnya jangan lupa, jangan baca aja yang reader tersayang.
Okk, Terimakasih semuaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted
Fanfiction#1 in hunlice - 20 Juli 2018 Segala yang ada pada diri gadis bernama Lalisa itu menciptakan rasa candu baginya. Semuanya mungkin untuk Oh Sehun, tak lama lagi, gadis itu akan menjadi miliknya, tak peduli dengan masa lalu. Sehun akan kembali memili...