Halte

17 2 0
                                    

Karya : @domilies

❝Ini ceritaku, cerita bagaimana aku harus menunggu lama dan kehilangan dia secepat itu.❞

█║▌║▌║HALTE║▌║▌║█

Malam adalah waktu dimana seseorang beristirahat. Tapi apa yang sedang aku lakukan larut malam begini? Duduk sendiri di halte dengan ditemani semilir angin malam.

Seperti patung yang tidak bernyawa, aku hanya duduk menunggu seseorang yang entah akan datang atau tidak. Malam ini lebih dingin dari biasanya, sebaiknya aku pulang.

Sepatu, sepasang sepatu yang aku kenal berada tepat di depan kakiku. Seseorang berdiri dihadapanku, dan perasaan ini hampir saja meledak.

Aku mendongak menatap orang itu, dan detik selanjutnya aku menangis histeris.

█║▌║▌║ HALTE ║▌║▌║█

Hari ini aku berangkat ke sekolah. Hanya melihatku dengan seragam ibu tersenyum lebar. Jujur saja aku sering absen hanya karena aku lebih suka duduk dihalte dibandingkan duduk dikelas.

❝Kamu benar akan masuk sekolahkan? Bukan menunggu dihalte?❞

Aku hanya tersenyum dan segera pamit berangkat. Aku ke sekolah karena ingin menemui laki-laki yang menemaniku menangis semalam. Bukan karena aku rindu sekolah atau teman sekolah.

█║▌║▌║ HALTE ║▌║▌║█

Bel istirahat berbunyi dan semua orang berhamburan keluar kecuali aku. Yap, tidak ada seorangpun yang menyadari hari ini aku masuk sekolah. Seperti hantu di siang bolong, aku begitu samar dimata mereka.

Aku mengambil cermin dibawah meja. Aku memandang diriku sendiri, setidaknya aku masih punya teman disekolah yang menyedihkan ini.

█║▌║▌║ HALTE ║▌║▌║█

❝Gue udah ketemu sama Della.❞

❝Wah serius lo?❞

❝Hah Della siapa? Perasaan ga ada yang namanya Della di sekolah kita.❞

Pernyataan Dion itu membuat dua sohibnya antusias.

❝Yeuu Bambang, Della tuh cewek halte yang tiap detik diceritain si Dion.❞ Arman makin lama makin gondok dengan Bastian.

❝Arman Maulana denger ya nama gue Bastian, enak aja lo panggil Bambang.❞

❝Kalian mau dengerin gue cerita gak sih?❞ sesal Dion ke kedua sahabatnya.

❝Ohh iya lanjut, terus gimana?❞

Flashback

Malam itu Dion pulang dari rumah sakit. Seharusnya Dion pulang dengan ibunya, tapi Dion ingin pulang sendiri naik bus. Itu dikarenakan Dion yakin orang yang disukanya menunggu dihalte.

Dan benar saja, seorang gadis duduk manis menunggu. Dion turun dan tak hentinya memandang gadis yang tengah duduk itu.

Gadis itu tak bergeming dan sepertinya tidak menyadari kehadiran Dion. Jam menunjukkan tengah malam, entah sudah berapa lama gadis itu menuggu.

Dion putuskan menghampirinya. Dion berdiri tepat di hadapan gadis itu. Menyadari seseorang di depannya, gadis itu mendongak. Dion tersenyum lebar, bukan membalas senyum gadis itu malah menangis.

❝Ehh kok lo nangis? Sst sst gue ga bakal jahatin lo kok.❞

Bukannya berhenti gadis itu menangis lebih kencang sambil memukul-mukul Dion.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang