"Kenapa kalian tak bisa serius?!"
"Waah Daebak! Mereka seharusnya tahu kalau mereka itu bodoh!"
"Aish jinjja!"
Itu suara Kang Daehwi, namja imut yang sekarang sedang kehilangan keimutannya. Saat ini, Daehwi berada di tingkat awal SMA, dan sangat ingin masuk Seoul University. Tapi sebelum itu, inilah yang saat ini harus dihadapinya,
"Aish shikeuro! Kau memperburuk suasana! Dasar bodoh!"
" Kang Daehwi sialan mengganggu jam tidurku!"
"YAK! KENAPA TAK KAU URUS SENDIRI SAJA MEREKA!!!"
"Ah aku lupa, kau lebih bodoh,"
Lawan asli Kang Daehwi, siapa lagi kalau bukan, Kwon Jinyoung. Namja berwajah dingin itu makin memperlihatkan aura gelapnya.
Bagaimana tidak? Saat ini ia harus mengajari kakak-kakak kelasnya.
Hyungdeul penghuni kompleks yang juga satu sekolah dengannya. Mereka semua berada satu sekolah di Sekolah laki-laki.Jinyoung harus menuruti rencana Daehwi yang, emm agak sulit. Jadi begini, Daehwi yang baru saja menginjakkan kakinya di SMA, mempunyai keinginan yang besar untuk masuk Seoul university.
Namun, karena sekolahnya berada di kota kecil dan hanya berisikan sedikit murid yang kekurangan prestasi, membuat peluang untuk masuk Universitas Seoul menjadi sangat sedikit.
Daehwi pikir, kalau ada salah satu kakak kelasnya yang bisa masuk Universitas Seoul, bisa jadi itu akan membuka peluang untuknya 2 tahun kedepan. Maka dari itu, dengan semangat membara ia menyerahkan kegiatan belajar-mengajar dalam kompleksnya kepada Jinyoung dan Guanlin. Dua namja genius yang hidup di kompleks itu.
Perlu diketahui, Jinyoung dan Guanlin berada di kelas yang sama dengan Daehwi. Lalu bagaimana ceritanya mereka mengajari kakak kelasnya? Entahlah, kali ini terserah Daehwi saja.
"Guanlin ah tak bisakah kau menolong Hyung kerjakan? Hyung sangat lelah," bisik Woojin.
"Sebentar Hyung aku tanya Daehwi dulu ya," Guanlin tersenyum, lalu segera menepuk pelan pundak Daehwi yang kini tengah beradu mulut dengan Jinyoung.
"Mangetta," rutuk Woojin.
"Daehwi ah," panggil Guanlin hati-hati.
"Oh ne uri Guanlin, wae?" Daehwi kembali menjadi namja imut setelah menghadap Guanlin.
"Woojin Hyung ingin aku saja yang mengerjakan soal-soalnya, boleh?" Ucap Guanlin sambil menatap senyum Daehwi yang semakin melebar. Tapi kemudian hilang di detik selanjutnya.
"YAK! PABBO YA! MEMANG OTAKMU HANYA KAU GUNAKAN UNTUK MENGHITUNG RUMUS BUKAN UNTUK BERPIKIR RASIONAL! KUBILANG KAN MENGAJARI! BUKAN MENGERJAKAN!" Daehwi menahan nafasnya yang memburu.
Kim Guanlin, entah bagaimana mendeskripsikannya. Ia punya segalanya. Tampak depan ia akan sangat sempurna, asal jangan mencoba berbicara dengannya. Kepolosannya menghancurkan semua imajinasi tentangnya. Tapi berterimakasihlah pada Guanlin, setidaknya ada alasan untuk Jinyoung dan Daehwi berhenti bertengkar.
"Mianhae Daehwi ah," Guanlin segera menunduk.
"Yak Kang Daehwi! Tak bisakah kau berbicara lembut hanya dengan Guanlin?" Hyeongsob segera menarik adiknya untuk duduk kembali di hadapannya dan Woojin.
"Mulutnya memang tercipta untuk mengumpat, augh museowo!" Siapa lagi kalau bukan Jinyoung yang bersuara.
"Lebih baik kau diam Kwon Jinyoung, atau akan ku hantamkan ke dinding kepala kecilmu itu!" Ancam Daehwi.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Pick!
FanfictionDaehwi ah Shikeuro!!! -Jinyoung Aish! Kalian berdua menyebalkan! -Daehwi Jangan bertengkar dong, -Guanlin Persahabatan yang benar-benar penuh asam manis kehidupan! Yuk simak bagaimana serunya hari-hari mereka!