Jarak hatimu dan aku ?
.
.
.
Hari hari yang ku lalui di sekolah sebagian besar ku habiskan untuk menghindari Dika.Ya,tentu saja karena Ambar yang terus memaksaku.Ketika bel istirahat,biasanya aku akan ke kantin bersama Ambar,Rena dan Kevin,tapi bahkan sekarang aku harus menahan lapar karena di paksa Ambar bersembunyi di rooftop sekolah.
Aku duduk di salah satu sofa yang sudah rusak dan berlumut sembari menunggu Amber yang berjanji akan mengantarkan makanan padaku. Sudah 15 menit berlalu bahkan ponselnya mati.Aku berencana ingin menyusul Ambar ke kantin,atau ke perpus saja. Itu lebih baik daripada tempat ini. Tempat yang paling tidak kusuka karena biasanya murid-murid yang bolos akan bersembunyi disini
Suara langkah kaki seseorang segera membuatku berdiri.
"Lama banget sih Ber,keburu aku nya kurus nungguin kamu"
Aku terkejut karena seseorang itu bukan Amber,melainkan Dika.
Aku berdiri salah tingkah di depan Dika. Seniat-niatnya aku menghindar,tetap saja ketemu Dika.
"Kamu kenapa disini,Zee?"suara Dika terkesan dingin.
"A.. aku,aku nggak sengaja lewat sini"jawabku asal.
Dia terlihat seperti menahan tawa.
"K..kamu kenapa juga disini?"tanyaku.
"Aku nggak sengaja lewat sini juga,Zee"jawabnya.
"Nggak mungkin ada orang yang nggak sengaja kesini,kan rooftop jauh di belakang sekolah"
Aku merasa terjebak oleh kata-kataku sendiri. Aku memukul kepalaku. Arrgh.. bodoh.. bodoh.. batinku dalam hati."Aku ke kelas dulu,Dik.permisi"kataku hendak melewatinya.
Tiba-tiba Dika menahan tanganku.
"Kita sama-sama nggak sengaja lewat sini,Zee. Kebetulan atau kamu sengaja ya nyari aku disini?""Jangan ge er Dika,aku nggak nyariin kamu,aku juga nggak suka disini"aku melepaskan genggaman Dika dari lenganku.
"Kamu pikir berapa jarak hatimu dan aku ?"
Aku mendorong tubuh Dika menjauh,apa maksudnya bicara seperi itu.aku hendak berlalu tapi Dika kembali membuka suara
"2 inci,jarak hati kamu dan aku. 2 inci,Zee. Aku harap kamu nggak pernah lupa".
Aku merasa seperti pernah mendengar kalimat itu sebelumnya,aku terdiam beberapa saat sampai Amber menarik ku menjauh dari Dika.
Entah sejak kapan datangnya Ambar."Ayo pergi dari sini Zee"kata Ambar yang segera membawaku pergi dari sana.
🐹🐹🐹
Aku tak bisa fokus belajar. Aku kembali teringat kata-kata Dika. Berbicara tentang Dika,dia tak kembali ke kelas setelah bel istirahat tadi. Aku menatap kursi Dika yang kosong
Ambar menyikut lenganku."Fokus belajar,Zee"katanya berbisik padaku.
Aku hanya mengangguk pelan kemudian mengikuti pelajaran hingga pulang.
🐹🐹🐹
"Maaf ya,Zee. Nggak bisa pulang bareng kamu,mama minta dijemput di rumah temennya"kata Ambar padaku."Iya,udah sana.Ntar mama kamu kelamaan nunggunya"
Ambar melambaikan tangannya padaku kemudian berlari menuju parkiran.Aku tidak berencana kemana-mana hari ini,kegiatanku selama ini hanya rumah sekolah rumah sekolah dan rumah lagi. Aku bahkan jarang sekedar hunting atau pergi bersama Ambar dan Rena.
Aku berjalan kaki hingga halte depan. Aku akan menunggu bis di depan sama seperti biasa jika tak diantar Ambar.
Suara klakson membuatku menoleh.
"Ayo naik!"perintah Dika seperti biasa."Nggak,duluan aja"kataku.
"Kamu tau nggak nenek-nenek yang tinggal di seberang halte itu ?"
"Kenapa sama nenek-nenek itu?"kataku.
"Konon katanya dia udah lama meninggal,dan itu arwahnya"
"Ngaco"kataku.
"Ya aku cuma mau ngasi tau aja,ya kali kan ada bis yang lewat,udah mau gelap juga"
Aku segera naik ke motor Dika.
"Yaudah jalan"kataku kemudian.🐹🐹🐹
Aku segera masuk ke rumah setelah Dika mengantarku."Pulang sama siapa kak?"tanya bunda yang menyambutku di teras depan.
"Sama temen bun"
"Bunda nggak tau kakak punya temen cowok"
"Iya.. temenannya barusan"jawabku.
Aku segera berlari menuju kamar sebelum bunda semakin banyak bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Moment Was You
Short StoryAlizea Diandra Putri atau Zee Zee.. begitulah orang memanggilnya,dia selalu terlihat bahagia dimanapun dan kapanpun. Tapi siapa sangka,dibalik senyumnya itu. Dia adalah tipikal orang yang hidupnya hanya mengenal hitam dan putih saja. Dan semenjak me...