Pagi ini di kelas IPA 3 telah terjadi keributan antara dua umat manusia. Sebenarnya bukan kali pertama mereka seperti ini, siapa lagi kalau bukan Kai dan Krystal.
Setiap harinya ada saja yang mereka ributkan, bahkan teman satu kelasnya sampai bosan melihat keributan mereka.
Seperti pagi ini mereka sudah bertengkar karena masalah tempat berganti pakaian.
"Gini ya, kemarin itu anak cowok udah ganti baju disini sekarang, gantian anak cewek." ujar Krystal pada Kai, tapi lelaki itu masih ngotot agar bisa berganti baju di kelas.
"Anak cewek itu ganti bajunya lama, mending ganti di kamar mandi."
"Enak ajas, sesuai perjanjian seminggu sekali kan." Krystal juga masih bertahan. Padahal teman-temannya tidak masalah jika harus berganti pakaian di kamar mandi.
"Perjanjian apaan, gak ada perjanjian kaya gitu." Dan masih sama seperti hari sebelumnya, setiap bertengkar dengan Krystal, lelaki itu pasti punya banyak alasan buat ngeles.
"Kita suit gimana?" gadis itu memberi saran.
"Enggak, pokoknya yang ganti baju di sini anak cowok."
"Enak aja, anak cewek."
"Cowok."
"Cewek."
Hingga 15 menit pelajaran olahraga akan dimulai mereka masih bertengkar, bahkan teman-teman mereka sudah berganti dengan pakaian olahraga.
"Tal, Kai cepetan kalian ganti udah mau mulai." Jaebum sebagai ketua kelas datang untuk menghentikan acara debat mereka berdua.
Mata gadis itu kini tertuju pada teman-teman sekelasnya yang sudah berganti pakaian baju olahraga. Dengan cepat dia berlari ke kamar mandi untuk berganti pakaian.
Sama halnya dengan Kai yang bergegas ke belakang almari untuk segera berganti pakaian.
Dan disinilah mereka berada, di bawah terik sinar matahari sedang meregangkan tubuh untuk persiapan bermain sepak bola.
Yang pertama bermain adalah tim perempuan, saat permainan di mulai para anak laki-laki sibuk menertawakan cara mereka bermain bola, terlihat seperti orang yang berebut baju diskon.
Namun permainan terhenti ketika terjadi kecelakaan kecil yang menyebabkan Krystal terjatuh hingga celananya robek.
"Aduh." rintihan kesakitan berkali-kali keluar dari mulutnya.
Pak Eunhyuk selaku guru olahraga memerintahkan Seulgi dan Suzy untuk membopong Krystal ke UKS agar segera di beri tindakan. Baru saja mereka melangkah beberapa langkah, mereka sudah di hadang oleh lelaki dengan rambut basah terkena keringat.
"Biar gue aja, kasian dia udah gak bisa jalan." ujarnya mampu membuat Seulgi dan Suzy menganga.
Dia —Kai— berjalan mendekat ke arah Krystal, dengan sigap dia langsung menggendong gadis itu. Hal itu menyebabkan Krystal tersentak kaget dan berteriak.
"MAU NGAPAIN LO."
"Udah diem, gak usah banyak bacot." Kai masih terus berjalan tanpa memperdulikan teriakan Krystal dan juga tatapan dari para siswa yang melihatnya menggendong gadis itu.
"TURUNIN."
Kai masih terus berjalan, "diem atau gue lempar." gadis itu langsung terdiam, hingga mereka berdua sampai di UKS.
Kai menurunkan Krystal dengan perlahan agar gadis itu tidak merasa kesakitan, dengan cepat dia mengambil obat merah dan perban untuk mengobati luka di kaki Krystal.
"Ceroboh banget sih lo,"
"Kaya gini tuh bikin orang susah tau gak." ujarnya.
Krystal mengerutkan keningnya, "Yang nyuruh lo buat ngobatin gue siapa? gak ada kan, lo sendiri kok yang mau ngobatin gue."
"Jangan pernah bikin orang di dekat lo khawatir." ujar Kai, pelan namun masih bisa di dengar oleh Krystal.
"Hah? Maksud lo?"
Kai terdiam, dia masih fokus memperban kaki Krystal, bahkan tanpa sadar gadis itu kini tengah menatapnya lekat, melihat caranya mengobati kakinya.
Sadar atau tidak kedua sudut bibirnya kini terangkat. "Gak usah lihatin gue kaya gitu, nanti naksir." dengan cepat gadis itu mengalihkan pandangannya.
Kai mendongak, menatap Krystal lekat. "Udah selesai, lain kali kalo main hati-hati jangan pernah kejadian kaya gini terjadi lagi, karena itu nyakitin diri lo sendiri."
"Cepet sembuh." ujar Kai lalu pergi meninggalkan ruang UKS meninggalkan Krystal dengan beribu pertanyaan.
————
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja
FanfictionCerita Kai dan Krystal yang di latar belakangi masa putih abu-abu. ©2018