Berhentilah bermain dengan perasaan. Karena perasaan timbul bukan untuk sekedar main-main.-Kyungsoo
~~~"Aku menyukaimu sepertinya."
Kyungsoo seperti kehabisan napas. Ia merasa tidak ada pasokan udara untuk ia hirup.
Jantungnya saat ini benar-benar tidak bisa diajak kompromi. Disaat seperti ini bisa-bisanya jantungnya terus berdegup kencang sedari tadi.
"A-apa?" Tanya Kyungsoo memaatikan.
Wajah Rain yang serius kini berubah dengan menampilkan gelak tawa yang keras, bahkan beberapa orang yang berada disitu memperhatikannya.
Kyungsoo mengerutkan keningnya. Ia benar-benar tidak mengerti. Mengapa Rain tertawa? Apa ada yang lucu?
"Ya! Apa kau kira aku serius? Aku bercanda." Jawab Rain masih dengan gelak tawanya. Bahkan wajahnya yang putih bersih kini memerah akibat tawanya.
Deg.
Entah mengapa tiba-tiba dunia seakan seperti berhenti berputar. Jantungnya mencelos merasakan sakit. Hatinya terasa sesak seperti telah tertindih ribuan ton. Matanya kini berkaca-kaca. Kemudian ia menghela napasnya kasar.
Benar, mana mungkin Rain benar-benar mencintainya. Ia hanya mencintai Sehun, bukan dirinya. Harusnya Kyungsoo sadar diri sejak awal. Namun yang membuat Kyungsoo kecewa adalah, apakah perasaan semempermainkan ini? Apakah perasaan bisa sebercanda ini?
"Ah tentu, mana mungkin aku berpikir itu serius." Bohong Kyungsoo.
"Kau jelas tahu itu, aku hanya menyukai Sehun. Tidak ada selain itu."
Kyungsoo tersenyum getir. Dipandanginya Rain yang masih tertawa namun tidak sekencang tadi.
"Ya aku selalu tahu itu," lirih Kyungsoo sadar diri.
Rain sangat pintar dalam hal mempermainkan perasaan sepertinya. Ia bisa membuatnya terbang dan dalam detik itu juga ia membuatnya jatuh dengan sempurna.
~~~
Sehun melangkah dengan perlahan menuju kantin. Perutnya terasa sangat lapar, namun bukan itu tujuan utamanya kekantin untuk mengisi perutnya namun untuk bertemu dengan seseorang wanita yang membuatnya merasa bersalah sejak kemarin.
Sesampainya dikantin ia mengedarkan pandangannya, matanya tidak sengaja menatap seorang wanita yang dicarinya. Namun ia tidak sendiri, ada seorang lelaki yang duduk dihadapannya. Dari belakang Sehun sudah bisa mengenal siapa lelaki itu.
Awalnya Sehun sangat ragu untuk menghampiri keduanya apalagi saat melihat mereka tampak tertawa lepas dan hal ini sangat jarang terjadi dari lelaki yang berasama wanita itu. Namun dengan cukup meyakinkan hatinya matang Sehun menghampiri keduanya.
"Rain-ssi," panggil Sehun terlihat canggung.
Yang dipanggil menoleh dan melihat Sehun kini berada dihadapannya. Tak hanya Rain yang menoleh namun lelaki yang duduk bersamanya juga ikut menoleh. Keduanya nampak terkejut dan menautkan kedua alisnya.
"A-apakah aku mengganggu?" Tanya Sehun terlihat cemas. Tidak biasanya ia mengobrol dengan wanita seperti ini selain dengan senior dikampusnya.
Seniornya tak kalah cantik dengan Rain, mungkin jika dibandingkan Rain kalah jauh. Yoona, nama seniornya. Hubungan keduanya nampak dekat bahkan mereka terkadang curhat ditaman kampus atau pergi main bersama.
Seisi kampus sudah tahu tentang hubungan keduanya yang sangat dekat, namun kini Yoona sudah jarang terlihat karena sibuk dengan persiapan debutnya yang waktunya sudah sangat dekat.
"Sepertinya aku mengganggu. Aku permisi." Sehun berbalik hendak keluar kantin dengan melupakan rasa laparnya.
Baru saja tiga langkah seorang lelaki yang sedari tadi duduk bersama Rain dan juga semenjak kedatangan Sehun lelaki itu terdiam kini angkat bicara.
"Sehun, kau tidak mengganggu. Aku juga akan segera pergi karena ada urusan." Lelaki itu lalu beranjak dari duduknya.
"Kyungsoo-ssi," lirih Rain.
Keduanya saling bertatapan beberap detik lalu Kyungsoo yang lebih dulu mengalihkan pandangannya.
"Selesaikan urusan mu. Aku pergi." Kyungsoo kini pergi meninggalkan Sehun dan Rain yang saling diam. Keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing.
"Ada apa?" Tanya Rain ketus.
Sehun duduk mengambil posisi Kyungsoo sebelumnya.
"Emm. Aku,"
"Aku,"
"Aku,"
Rain memutar bola matanya. Sehun tidak melanjutkan ucapannya, sedari tadi ia hanya bilang 'aku' saja membuat Rain kesal.
Rain menatap Sehun sejenak. Ditatapnya manik coklat milik Sehun.
"Aku sudah memaafkan mu."
Sehun terbelakak. Bagaimana Rain bisa tahu jika ia ingin meminta maaf hanya saja lidahnya terlalu kelu untuk mengucapkan kata 'maaf' itu.
"Bagaimana aku bisa tahu? Aku hanya menebak."
Sehun terbelakak lagi. Bagaimana dia bisa tahu apa yang ia pikirkan. Apakah dia ini peramal?
"Aku hanya manusia biasa."
Kini Sehun semakin dibuat penasaran. Apakah Rain bisa membaca pikiran orang? Tapi tadi dia bilang dia hanya manusia biasa, lalu bagaimana ini jadinya?
"Aku sama sekali tidak bisa membaca pikiran orang. Sudah ku katakan, aku hanya manusia biasa. Kau tidak perlu takut karena kau mengira aku punya kemampuan membaca pikiran orang."
Kini banyak pertanyaan yang muncul diotak Sehun. Tidak mungkinkan jika Rain hanya sekedar menebak, terlebih semua tebakannya benar.
"Sudahlah jika kau tidak percaya tidak apa."
Sehun tertawa canggung. "Terimakasih."
"Untuk apa?" Tanya Rain bingung.
Sehun menggidikkan bahunya, "for everything."
Rain hanya mengangguk sebagai balasan lalu sedetik kemudian ia tertawa karena keadaan kini benar-benar canggung. Bukan Rain yang tidak bisa mencairkan suasana hanya saja tampang dingin seperti Sehun sepertinya susah untuk dibawa santai.
Dilain sisi seseorang menatap keduanya yang tengah tersenyum. Seharusnya ia tidak terlalu berharap banyak. Wanita itu hanya menyukai sahabatnya bukan dirinya.
Kyungsoo. Lelaki itu tersenyum miris. Dadanya tiba-tiba terasa nyesak. Mengapa belakangan ini setiap melihat Rain dengan Sehun hatinya terasa sakit. Apa maksud dari rasa ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IDOL is MY BOYFRIEND
Fanfiction(WARNING CERITA TELAH DIUBAH.⚠️) Awal kisahnya adalah disaat Rain diselamatkan oleh sekelompok lelaki yang sangat terkenal, tak hanya dikenal dikampusnya tetepi dikenal juga oleh berbagai negara. Apalagi saat melihat ketampanannya dan juga kehebatan...