Kegiatan sekolah berjalan seperti biasa. Beberapa jam berlalu, tibalah saat istirahat. Jena dan Vere menuju ke kantin, disusul Renata dan Audy yang berbeda kelas dengan mereka.
"EH JENGANJENG APA KABAR? UDAH LAMA BANGET YA GA KETEMU," Teriak Vere tiba-tiba, sambil berjalan menuju Audy dan Renata.
"Iya nih abis liburan, biasa, orang kaya. Eh tau gak sih jeng? AKU HAMIL 18 BULAN AAAAAAAAAH," Timpal Renata.
Aurellia Renata Griselda, teman Vere yang paling receh, sabar, dan jago akting. Ia dan Vere sangat sering melakukan drama-drama tidak jelas di hadapan teman-temannya. Namun, hal inilah yang menjadi penyemangat sekolah serta moodbooster untuk teman-teman Vere.
"MULAI DEH MULAI DRAMA INDOSIAR DEPAN MATA GUE," Ucap Audy sambil menggelengkan kepalanya, pusing.
Nah, yang ini Audy Leonara Elisha, teman Vere yang hobinya ngefly ke langit ke tujuh. Namun, di balik sifat nyeleneh nya itu, Audy adalah teman Vere yang awalnya paling cuek. Kalau belum kenal, pastilah orang-orang mengira Audy galak. Maka dari itu, Audy sangat susah untuk didekati.
"Dah yuk Dy, kita pesen makanan aja, keburu rame, itu dua insan biasa biarin aja drama sampe sukses," gagas Jena, tidak mau ambil pusing.
Setelah menduduki tempat duduk langganan di kantin, mereka duduk lalu membicarakan hal-hal yang tidak penting sambil tertawa-tawa seperti kesurupan. Tak jarang orang yang lewat menatap mereka dengan heran dan menyuruh mereka untuk mengecilkan volume suara mereka yang terdengar seperti teriakan satu angkatan.
Drrrrttt
Handphone Vere bergetar, ia lalu menemukan notifikasi line di lockscreen.
New message has arrived
Dengan penasaran, ia membuka aplikasi line dan membaca pesan yang baru saja masuk.
Nicholas Reinaldi : Ver
Dengan bingung, ia menatap mata teman-temannya satu-persatu.
"Gengs, plis deh jangan iseng nyuruh-nyuruh orang ngechat gue," tuduh Vere.
"Lah siapa yang ngechat lu tuh?"
"Wah gebetan baru ga bilang-bilang ya."
"SINI HAPE LAU!" Teriak Jena sambil merampas handphone Vere dengan paksa, seperti biasa.
"Lah dia kan biasanya duduk di........" Timpal Jena sambil memutar kepalanya ke kanan.
Vere mengikuti gerak Jena, dan menemukan seorang lelaki di meja paling pojok, sedang duduk dengan teman-temannya. Laki-laki itu diam, menatap lurus ke arah Vere, menyunggingkan senyum miring, dan membuang muka seolah tidak terjadi apa-apa.
"Did he just..........." Ucap Vere dengan bingung.
Vere lalu kembali memutarkan kepala menghadap teman-temannya. Yang pertama ia temukan adalah wajah-wajah penasaran yang begitu ganas menghadap ke arahnya, meminta penjelasan.
"Sumpah! Gue gatau apa-apa! Gue ga pernah chat sama dia sebelumnya! Ngomong aja kalo misi-misi doang!" Jelas Vere.
"Haduh Ver! Untung gue udah punya cowo! Udah move on dari dia! Kalo gue masih suka...... UDAH ABIS LO GUE TELEN!" Ancam Renata dengan ganas, membuat Vere bergidik ngeri.
"Duh parah Ver, dia ganteng banget! GEBET AJA!" Timpal Audy secara tiba-tiba.
"Plis deh ah jangan lebay. Mungkin dia cuma mau nanya tugas ato apa gitu yang ada hubungannya sama skolah," Ucap Vere.
"Tapi masalahnya Ver, ini cowo petakilan banget, hati-hati ya Ver," Saran Jena dengan penuh waspada.
"Udah, santai aja. Gue ga akan kenapa-kenapa kok. Tenang aja, gue bakal tetep cerita smuanya ke kalian. Santai," Ucap Vere, mencoba menyembunyikan perasaan gundah di hatinya.
Memang selalu seperti itu mereka. Kalau sudah ngomongin cowok, Renata akan tiba-tiba mengganas, Audy akan termakan pesona, Jena akan selalu waspada, dan Vere akan selalu bingung tentunya. Namun, mereka akan selalu memberikan saran dan perhatian satu sama lain di saat ada yang membutuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf.
Novela JuvenilMelalui sepenggal kisah yang penuh genangan airmata, sebatas luka dalam ruang kehampaan, dan sepercik harapan yang tertiup angin di kelamnya malam, Ia mengaku ia lelah.