Hari ini Yura tidak sampai bertemu dengan Hyun di satu kelaspun. Jadwal yang mereka ambil berbeda, sama seperti kemarin. Syukurlah, Yura jadi memiliki waktu untuk menenangkan diri sejenak.
Namun tetap saja, mereka pasti akan bertemu di kantin. Seperti sebuah takdir, yang mungkin sudah disetting Hyun.
Yura duduk di meja makan bersama kedua temannya, Inha dan Ah Young. Dan tiba-tiba saja Hyun datang membawa sepiring makanan, dan ikut bergabung dengan mereka tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Melihat Hyun duduk di samping Yura, menyeberangi Inha dan Ah Young, membuat kedua wanita itu dapat memandangi wajah Hyun dengan jelas.
Untuk sesaat mereka terpana, dengan tatapan mata terkagum-kagum. Reaksi yang biasa. Kecuali reaksi Yura, yang selalu berpaling muka tiap kali ia datang. Menyebalkan.
"Uwah... Kau terlihat lebih tampan jika dilihat dari jarak sedekat ini, Rai-ssi!" Seru Inha menyuarakan isi pikirannya.
"Benar! Benar! Aku pernah bertemu dengan puluhan idol di acara-acara fanmeeting, namun belum pernah melihat yang setampan dirimu!" Ah Young menyahuti.
"Jangan terlalu lama berpandangan dengannya! Nanti kalian tertarik!" Sela Yura santai seraya menyumpit rollade ke dalam mulutnya.
Namun seketika ia menyadari sesuatu hingga ia mendongak. Benar saja, ketiga orang itu tengah melirik dengan tatapan 'hei... kau cemburu ya?' ke arahnya.
"Bukan! Bukan itu yang kumaksud!!" Sangkal Yura buru-buru menepis tatapan curiga mereka sebelum ketiga orang itu salah sangka, "Maksudku... Tatapan orang ini mampu menarik siapa saja mendekat, dan jika sudah masuk perangkapnya, kalian akan berada dalam bahaya. Dia ini pria mesum, kalian tau?"
"Mengapa kau berkata seolah-olah kalian sudah sangat dekat? Kalian kan baru bertemu tempo hari?" Tanya Inha curiga.
"Kami memang sudah mengenal dari--" Ucapan Hyun mendadak terhenti kala Yura membekap mulutnya dengan tangan.
"Dari kelas Psikologi kognitif!" Tambah Yura berdalih, "Kami kan sekelas di sana! Dia teman sebangkuku, jadi tentunya kita mulai jadi dekat..."
"Ya... Saking dekatnya sampai-sampai kalian berciuman di sini kemarin!" Sahut Ah Young seraya mulai tertawa, disusul dengan Inha yang pada akhirnya ikut tertawa juga.
Hyun hanya terkikik sembari melayangkan tatapan nakal pada Yura.
"Tunggu dulu!" Seru Inha tiba-tiba, "Tadi kau bilang, Rai-ssi ini pria yang mesum... tapi, dari mana kau tau? Kalian kan baru kenal beberapa hari!"
"Itu..." Yura sendiri bingung harus menjawab apa. Jika ia bilang bahwa ia nyaris tidur bersama lelaki tua berkedok anak kuliahan di depannya ini 6 bulan yang lalu, rasanya ambigu sekali.
"Aku jadi penasaran, mengapa kalian berdua bisa sedekat ini dalam waktu singkat, sampai berani berciuman pula..." Ah Young menambahkan bumbu micin pada argumen Inha sebelumnya, "Atau jangan-jangan kalian pernah... omo!!!" Tanpa menyelesaikan ucapannya, Ah Young segera menoleh ke arah Inha, memastikan bahwa gadis itu juga memiliki dugaan yang sama.
"Tidak tidak!!! Jangan asal tuduh begitu dong! Aku masih perawan kok! Jangan kira aku mau melepaskannya begitu saja walaupun pada pria setampan orang ini!!!" Sangkal Yura dengan ekspresi yang terlihat kikuk.
Entah kenapa Hyun tak bisa menahan senyum jika mendengar pujian dari Yura. 'Pria setampan orang ini'. Membayangkan Yura menganggapnya tampan juga, itu adalah suatu kehormatan besar baginya.
"Terus kenapa kau menutupi lehermu dengan syal? Ini kan musim panas..." Nada bicara Inha semakin terdengar skeptis kali ini.
Hyun hanya menyimak alasan apa yang akan dijawab Yura selanjutnya. Ini benar-benar sangat menghibur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped by A Cold Pervert
Romancecerita ini merupakan sequel dari BASTARD ON MY LIPS. *Tapi gapapa sih kalo mau langsung baca ini tanpa baca BOML terlebih dahulu ?* cerita ini mungkin hanya sesuai untuk dibaca oleh usia 15 tahun ke atas.