Shaka baru saja memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Dan tak lama setelah dia membuka helmnya, ketiga teman barunya pun tiba beriringan.
"Wih asoy banget datengnya bisa samaan gitu!" ucap Shaka sambil memperhatikan ketiga cowok tersebut.
"Pada sok cakep banget sih, pake kibas-kibasin rambut segala lagi. Kek iklan Shampoo aja." Cibirnya.
Shaka memang sengaja menunggu mereka agar bisa jalan bersama menuju kelas. Kelas mereka ternyata bersebelahan. Shaka sekelas dengan Taka dan Attariq dengan Darrel.
"Woi Sha!!" teriak Taka.
Shaka hanya membalas dengan menaikkan alisnya saja.
"Liat tugas Sosiologi dong." Ucap Taka sambil menampakkan senyuman termanisnya sebagai sogokan untuk Shaka.
"Jijik banget gue liat senyum lu Tak!" cibir Shaka.
"Bodo amat deh dihina-hina Shaka gue hari in, yang penting gue dikasi liat tugas Sosiologinya."
Shaka tersenyum penuh arti. Sepertinya tanduk Shaka sudah mulai muncul. "Yakin lu Tak gapapa kalau gue hina-hina? Kemarin aja waktu gue panggil lu sipit gue malah lu tampol pake buku Akuntansi yang tebelnya MasyaAllah itu."
"Ih masih inget aja sih. Itu kemaren dibajak tangan gue Sha." Ucap Taka yang pura-pura sedih.
Baru saja Shaka kan menjawab, jari telunjuk Attariiq sudah berada di bibir Shaka. Pertanda Shaka tak boleh lagi berbicara. "Ssshhtt...! Berisik aja deh upil badak! Masih pagi nih. Buruan deh masuk, udah mau bel tauk!!"
Ke-empat cowo tampan ini pun langsung menuju kelasnya masing-masing. Berjalan beriringan membuat ke-empat cowo tampan ini mendapat tatapan memuja dari semua anak perempuan yang ad disekolah. Dan seperti biasa, mereka tak memperdulikan itu.
***
"Attariq!" yang dipanggil pun menoleh, melihat siapa yang mmanggilnya. Ternyata Revaldo.
"Lah udah bisa masuk lu Do?" tanya Tariq.
"Tariq ni kadang-kadang ada ogeb nya juga ya." Celetuk Darrel. "Kan udah keliatan dia berdiri disini, dihadapan kita. Ya berarti udah bisa masuk dianya. Hih heran gue.!" Dan semua mata kini tertuju pada Darrel.
"Bangke ya kamu Darrel!!" maki Attariq sambil melempar bekas bungkus makanan ke muka Darrel. Pas kena muka Darrel.
"Bener juga si kata Darrel. Bego ni Tariq ih!" timpal Shaka.
"Mo-.." baru saja Attariq ingin memaki Shaka, tapi malah di cela oleh Revaldo.
"Hiih malah ributin gue!! Dengerin dulu ini gue baca berita buruk." Ucap Revaldo. "Ternyata yang bikin blong rem motor gue itu si Damian.
"Damian? Damian yang kapten basket SMA Global itu kan?" sambung Taka.
"Yang sok ganteng itu kan, padahal masih gantengan Darrel." Timpal Darrel yang langsung mendapat tatapan tajam dari ke-empat orang yang ada disana.
"Apasih!! Sirik dasar!!"
"Do mendingan jangan di omongin disini deh, ntar balik sekolah guue sama dedemit-dedemit ini ke rumah lo aja. Bisa kan?" ucap Tariq. Dan mendapat persetujuan langsung dari Revaldo. "Oke siap!"
"Sebenernya ada apaan sih Riq?" Shaka yang kini bersuara.
"Ntar aja deh gue jelasin. Ribet masalahnya ni." Ucap Tariq dan langsung pergi entah mau kemana.
Dan akhirnya mereka semua pun pergi meninggalkan kantin.
Sebenarnya Shaka sedikit familiar dengan nama itu, ia seperti pernah mendengan nama itu dan memiliki hubungan dekat dengan orang itu. Tapi dia lupa. Dan akhirnya dia pun ikut pergi meninggalkan kantin dan menyusul mereka kembali ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
METEOR GARDEN
Novela JuvenilGa ada deskripsi, baca aja langsung kalau kepo fufufu🥰