***"Halo, Ali? Kamu kenapa?"
"Gue jatuh," terdengar ringisan Ali di ujung telepon. "Gila, kayak nya gue keseleo deh, Prill."
"Aku kerumah kamu sekarang, ya?" baru saja Prilly akan memakai sandal nya, tapi suara Ali langsung menyahut tidak setuju.
"Ini jam 2 pagi, Prill." Ali menyahut khawatir. "lo tidur aja, istirahat. Besok sekolah, kan?"
"Sekolah," Prilly menggigit bibir bawah nya cemas. "Tapi aku khawatir Ali."
Ali tertawa, "nggak usah khawatir sama gue, besok gue jemput lo, kok."
"Mana bisa!" Prilly melotot. "kamu besok jangan masuk dulu, istirahat aja!"
"Loh, Prill?"
"Pokok nya, kamu istirahat!" Prilly menyahut tegas. "Awas sampe jemput aku besok."
"Iya, Prill." Ali menjawab lembut. Mana bisa ia melawan ucapan Ratu nya itu?
***
Jadi, di sinilah Prilly sekarang. Berjalan sendiri di tengah koridor.
Sekali lagi, sendiri.
Rasa nya asing.
Tatapan teman-teman sekolah nya berbeda. Jika biasa nya, senyum ramah di tampilkan bila berpapasan dengan nya. Sekarang, semua menatap nya sinis.
Gadis itu menggeleng pelan, berusaha berfikir postif. Mungkin tatapan itu bukan untuk nya, untuk orang lain, mungkin?
Tapi... nyata nya, hanya diri nya yang menjadi pusat perhatian mereka.
"Ratu~"
Bahu Prilly bergetar. Ia tidak pernah merasa akrab dengan murid perempuan di sekolah ini. Tidak mungkin sapaan itu untuk bercanda bukan?
"Ratu kenapa nunduk? nanti mahkota nya jatuh, loh~"
Tak lama, Prilly merasa perih di kepala nya. Rambut nya di tarik. Rambut yang selalu di belai lembut oleh Ali.
"TATAP GUE, KALO GUE LAGI NGOMONG SAMA LO!" gadis itu berteriak di depan wajah nya.
Prilly menangkap satu nama di nametag gadis itu. ’Clara’.
Clara tersenyum sinis, memperkuat jambakan nya, sampai erangan keluar dari mulut Prilly. "Kemana bodyguard lo, heh?"
Ali.
Prilly jadi menyesal telah menyuruh Ali untuk absen hari ini. Ia takut saat ini.
"Nggak masuk? Kasian sekarang Ratu nggak punya peliharaan lagi~"
CUKUP!
Prilly memberontak, tak peduli beberapa helai rambut nya akan rontok.
Tidak masalah semua orang merendahkan nya.
Tidak masalah semua orang membenci nya.
Tidak masalah. Asal bukan Ali. Prilly tidak terima kalau Ali yang di rendahkan.
Gadis itu menampilkan tatapan nyalang dari balik kacamata nya. "Pengecut!"
Clara tampak tersinggung. "Apa maksud lo?"
Semua siswa mendekat. Membentuk lingkaran, seolah pertunjukan ini adalah hal yang seru.
Tentu saja seru.
Kapan lagi mereka melihat Prilly si wanita lembut nan baik hati -yang sayang nya selalu tertindas- mengamuk di depan Clara.
Si Ratu SMA ASLAN.
Si Ratu yang membenci Prilly karena menyingkirkan gelar nya itu.
"Kamu pengecut!" Prilly berteriak. "kenapa nggak teriak langsung di depan Ali?!"
Clara tersenyum. Berusaha menahan emosi nya. Gadis itu berusaha untuk tetap terlihat anggun. "Percuma, ngomong sama ’peliharaan' itu... hal yang sia-sia bukan?"
"Kamu-!"
"Mending ngomong sama majikan nya aja," Clara memotong ucapan Prilly.
Prilly tidak kuat lagi!
Jadi, ia berlari membelah kerumunan menuju kelas nya. Ia tahu Clara menyukai Ali sejak dulu. Clara hanya membenci Ali yang selalu memandang Prilly adalah Ratu.
Clara itu tidak pernah mau kalah.
Prilly mendudukkan diri nya di bangku kelas, kemudian menangis sejadi-jadinya.
Menangis karena Ali-nya tidak di hargai sama sekali.
***
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, Nerd! (✓)
FanficSi Bad sangat mencintai Si Nerd. Begitu juga sebaliknya. Setiap melihat Si Nerd menangis, Si Bad akan menghajar sang pelaku tanpa ampun, termasuk diri nya sendiri. Si Nerd beruntung memiliki Si Bad. Namun ia sadar, diri nya tak pantas bersama Si B...