4

52 8 0
                                    

Sekitar pukul 1 siang, kedua insan itu memutuskan untuk menyudahi perbincangan mereka di Cafe. Mereka melanjutkannya saat keluar karena merasa tidak enak jika berlama-lama berada di tempat itu.

Selama mereka berjalan Yeri tidak pernah berhenti bercerita, ia tak henti-hentinya bercerita tentang kekonyolan temannya ataupun kekesalannya pada dosen di tempat dirinya berkuliah.

Dari ceritanya, dia adalah seorang mahasiswi di salah satu kampus yang ada di seoul. Tempat itu tidak jauh dari pusat kota, hanya saja jalan ke sana cukup sulit karena harus melewati jalan kecil. Entah bagaimana ada sebuah kampus berdiri disitu. Tapi karena itu salah satu kampus yang terjangkau, ia memilih untuk masuk kesana.

Ray hanya tersenyum mendengarkan, ia merasa terlihat damai walaupun gadis yang ada disebelahnya terus mengoceh tanpa henti. Dipandanginya gadis itu dan mulai melupakan awal pembicaraan mereka.

"Ray?" panggil Yeri.

Ray hanya diam tapi masih menatapnya. "Rey!!" panggilnya lagi dengan suara cukup keras.

Ray tersentak. "Ya?"

"Apa yang sedang kamu pikirkan? Kamu dari tadi tidak mendengarkan ceritaku."

"Ha? Oh iya." jawaba pria itu dengan kikuk membuat Yeri kesal. Ia tidak melanjutkan ceritanya lagi dan memutuskan diam. Ray menggaruk kepalanya yang tidak gatal, merasa bersalah karena tidak mendengarkan ceritanya.

"Maaf ya Yeri. Aku dengar kok tadi kamu bilang apa." Ray mencoba membujuknya.

"Kalau dengar, coba ceritain ulang?"

Ray terdiam sejenak. Ia tidak ingat secara pasti apa yang baru saja Yeri ceritakan, ia hanya mengingat sepenggal dari awal dirinya masuk perkuliahan. Setelah itu ia tidak mendengarkannya lagi karena sibuk memandangi wajah gadis itu.

"Ayo!"

"Ngg-"

"Kamu tidak dengarkan. Isshh-" gadis itu kesal dan menggembungkan pipinya.

Ray yang tidak tahan dengan sikapnya langsung mengeluarkan jurus rahasia nya ya itu kekuatan dari memori yang ada dalam pikirannya. Setelah menemukannya, dirinya pun mulai menceritakan ulang apa yang barusan dikatakan Yeri sejak awal mereka berbicara.

Yeri terbelalak, dirinya tidak percaya jika Ray bisa menceritakan semuanya tanpa kesalahan. Ia tidak menyangka jika pria itu memang mendengarkanya sedari tadi, itu membuat dirinya meras bersalah dan malu.

"Bagaimana? Itu kan yang barusan kau ceritakan padaku. Aku ingat semuanya." Yeri mengangguk.

"Baru pertama kali ada orang yang mau mendengarkan segala ceritaku. Bahkan bisa mengingat apa yang aku ceritakan. Sahabatku sendiri saja tidak sanggup karena bosan mendengarkannya. Makasih ya Ray." jelasnya membuat Ray tertawa kecil.

"Tidak masalah. Aku juga berterima kasih karena kau mau menerima ajakanku untuk menemanimu. Jika tidak, kita tak akan seperti sekarang ini. Baru pertama kali aku merasakan yang namanya bersantai."

Yeri berdehem. "Ya tentu,  jika kau ingin jalan-jalan lagi katakan saja padaku. Lagipula masa liburan pasti sangat membosankan jika hanya di rumah." Ray mengangguk setuju.

Drt.. Drt..

Sebuah pesan tiba-tiba saja masuk ke ponsel Ray. Ia pun merogoh kantung celananya dan mengambil ponselnya untuk memeriksa.

From : Olivia <Butler2>
To : Ray Choi

Tuan muda berhati-hatilah, jalan yang anda lewati saat ini sedang di tutup oleh musuh. Mereka tau anda sedang berada disana. Saya sarankan anda memutar jalan.

[V]amp's Prince 👑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang