Setelah pembicaraan tempo lalu, zeira kembali menyambangi rumah tante rima untuk bertemu kak mufaisa. Zeira tidak sabar untuk mengobrol dengan kak mufaisa karna ngobrol bareng dia itu asik, dan ternyata zeira baru mengetahui bahwa kak mufaisa mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam di IIQ (Institut Ilmu Al-Quran) tepatnya di daerah Ciputat, Tangerang Selatan, mungkin dari rumah tante butuh waktu 20-30 menit untuk sampai kesana menggunakan mobil.
Zeira melihat jam tangan sudah menunjukkan pukul setengah tujuh dan ia mempercepat langkah ke rumah tante, karena hari ini zeira ikut mengantarkan kak mufaisa ke kampus barunya tersebut. Sesampai didepan pekarangan rumah tante, om wimar terlihat sedang memanaskan mobil dan memasukkan keperluan-keperluan yang akan digunakan selama perjalanan.
"Assalamualaikum om wimar, pagi-pagi hectic bener dah" Sambil menyalim beliau.
"Waalaikumussalam. Iya dong harus supaya si ais tau gimana keadaan kampus nya, kenapa jadi om yang exited ya" Om wimar menggaruk kepala nya yang tidak gatal sambil tertawa.
"Kamu udah sarapan zei? Kalau belum sana gih masuk makan dulu isi perut"
"Udah om. Yaudah deh zeira ke dalam yaa mau nyusulin kak mufaisa nya"
"Ok, bilang sama tante suruh cepet ya. Nanti kejebak macet"
"Siap bos" Zeira berlari masuk kerumah tante dan langsung menyampaikan pesan om wimar ke tante rima, dan ke kamar kak mufaisa.
"Hai kak mufaisa, gimana perasaannya mau ngampus?"
"Ya begitu zei, senang dan setengah takut menghadapi keadaan baru"
"Santai kak muf, pasti kakak gampang berbaur. Zeira yakin kok"
"Hahaha bisa aja kamu, yaudah ayo keluar ntar om wimar kelamaan lagi nungguin"
"Ayo kak, sini zeira pegangin buku nya"
Setelah sampai di mobil zeira langsung mengambil posisi pada sisi jendela kanan dan mufaisa menyusul disampingnya. Perjalanan berjalan saperti biasa, tante dengan ceritanya dan om wimar yang kadang menanggapi beberapa kali, dan mufaisa diam dan memainkan ponsel nya sepanjang perjalanan. Sesampainya di kampus IIQ om dan tante ikut masuk ke dalam gedung untuk melihat dimana prodi mufaisa berada untuk menanyakan dimana kelas mata kuliah pertama mufaisa. Setelah dua kali berkeliling dan bertanya-tanya akhirnya keberadaan prodi PAI ditemukan. Mufaisa masuk kedalam duluan dan diikuti om wimar dan zeira, sedangkan tante hanya menunggu diluar karena tidak mau ikut kedalam. Begitu masuk kedalam zeira menyadari perubahan wajah mufaisa yang kelihatan terkejut setelah melihat pria yang bekerja sebagai operator prodi tersebut, tetapi mufaisa langsung segera bersikap biasa saja meskipun zeira tahu mufaisa masih gugup saat itu. Dan zeira juga mengamati sikap pria tersebut pun sama, mereka berdua terlihat seperti sudah kenal lama dan saling curi pandang.
"Assalamualaikum mas, ini keponakan saya bingung tidak tahu dimana letak kelas nya. Dari tadi juga sudah lihat-lihat tapi tidak ketemu loh"
"Waalaikumussalam pak silahkan duduk dulu. Boleh saya lihat roster nya?"
"Oh iya ini silahkan di cek, pusing saya gadang banget ya gedung nya"
"Kelas ini di lantai dua ya pak, ruangannya dilihat saja sesuai dengan nomor yang ada di roster." Mata nya terlihat melirik mufaisa lagi dan zeira menyadari itu.
"Yang mau kuliah dua-dua nya pak?"
"Tidak mas hanya yang ini saja, keponakan saya dari padang ini. Tolong ya mas kalau ada apa-apa mohon bantuannya. Kalau yang satu lagi ini masih SMA kelas 3 dia" Om wimar menunjuk ke arah mufaisa dan zeira.
"Iya pak pasti saya bantu sesuai dengan porsi saya. Oh ya kenalin pak nama saya fadhil, nanti kalau ada sesuatu yang perlu dibantu bapak bisa chat ke nomor ini saja" Ia menyodorkan kartu nama kepada om wimar.
"Oke mas, terimakasih banyak ya. Kami izin undur diri dulu kalau begitu."
Pria yang bernama fadhil itu hanya mengangguk dan tersenyum ramah ke om wimar sembari melihat kearah zeira terutama menatap intens mufaisa. Zeira merasakan ada sesuatu diantara mereka, tapi ia tidak ingin bertanya pada mufaisa karena takut mengusik privasinya. Akhirnya om wimar menemukan kelas dimana mufaisa akan melangsungkan kuliah pertamanya di kampus ini. Sambil menunggu mufaisa kelar kuliah, om wimar mengajak makan di area kampus juga. Zeira tampak bengong sedang memikirkan sesuatu yang tak lain adalah tentang hubungan mas fadhil dan kak mufaisa nya, sampai-sampai ia tidak menyadari ayam di piringnya sudah di curi oleh kucing dan tante menertawakannya. Memang cerita hari ini penuh drama pikirnya. Tak lama kemudian mufaisa datang ke kantin karena perkuliahan sudah selesai, dan mereka jalan-jalan menikmati suasana kota hingga singgah ke mall untuk berbelanja keperluan nyonya bos dan langsung pulang ke rumah setelah seharian penuh wara-wiri di ciputat.